***
Audrey pov
Tahun ke enam tanpa Revan ya? Sejauh ini tidak ada yang bisa menggantikannya. Kapan bisa ketemu dia lagi? Haha aku mungkin sedang mengkhayal, mana mungkin Revan mau bertemu dengan aku lagi ya, pergi aja tanpa kabar
Dia gak peduli bagaimana perasaanku, bagaimana hariku tanpa dirinya. Hampa.
"Morning Audreyku"seru ka Ferdy
Mami beserta ka Ferdy pindah ke Hongkong, untuk menemaniku. Aku dan ka Ferdy satu apartement, mami di apartement sebelah nungguin papi katanya. Papi? Papi besok mau ke Hongkong juga katanya mau reuni sama teman smanya. Perusahaan papi di Indonesia, dijaga sama ayahnya Femy. Papi dan ayah Femy juga bersahabat seperti aku dan Femy.
"Morning ka fer, Femy jadi ke Paris ya?"tanyaku
Ka Ferdy mengangguk, "Iya drey. Femy ngunjungin pamannya yang sedang sakit."
Aku mengambil roti dan mengoles selai apel
"Still the same drey?"tany ka Ferdy
"Yep, the same feelings for the same person."ucapku sambil tersenyum pahit
Ka Ferdy memelukku dengan hangat, "Gue selalu doain lo sama Revan bisa ketemu. Gue kangen kalian berdua ketika bersama. "
Aku tersenyum sendu, "But, gue takut kehilangan Revan ka."
Ka Ferdy melepas pelukannya, "Percaya sama gue, kalian pasti akan ketemu lagi. Dan kakak juga yakin Revan gak akan bisa berpaling dari lo drey."
Tak terasa air mataku kembali menetes dengan sendirinya, "Gue takut ka gue takut."
"Tau gak? Revan bilang ke gue buat jagain lo. Karna dia janji dia pasti akan kembali."ucap ka Ferdy meyakinkanku
"Tapi ka, semua orang punya titik jenuh masing masing. Sudah enam tahun gue gak ketemu dia kan? Gue bahkan cape nungguin dia kembali, kalau nyatanya dia aja gak bakal kembali."
"Hey, mana Audrey yang selalu tangguh. Jangan nyerah drey. Cerita lo pasti happy ending kok."
Aku tertawa kecil, "Happy ending? Gue aja ngerasa sad mulu dari awal. Gimana endingnya ya?"
"Kalau sad berarti belum ending, tunggu aja pasti ada kebahagiaan yang tersembunyi dibalik semua ini."ucapnya
Menunggu lagi?
***
Aku memasang converse-ku dan segera mengambil tas, fyi aku masih kuliah.
"Ka fer, gue pergi dulu."teriakku
"Iya drey. Oh iya pulang kampus beliin gue Starbucks ya kayak biasa."
"Sip ka fer"
Aku segera mengambil kunci mobil dan berjalan ke lift. Cukup lama yeah.
Berjalan ke arah parkiran itu cukup melelahkan
BRUK!
Kampret nih orang nabrak ga pake lihat-lihat "Excuse me?"
"Umm sorry."ucap perempuan yang menabrakku tadi.
Aku mengangguk dan segera melanjutkan ke parkiran. Btw, tuh perempuan kayak pernah lihat deh. Tau ah.
Sesampainya diparkiran mobil, aku segera mencari mobilku. Dan segera mengendarainya
***
Aku melangkah dengan cepat ke arah kelasku
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Move On?
Teen Fiction"Kalau emang niat mau move on dari gue, lo dari awalpun bisa. Tapi sayangnya, gue gak akan biarin lo move on dari gue."-Revan Grier- "Gue memang gak bakal bisa move on dari lo, karena lo udah baperin gue setiap saat. Tapi tenang, lo juga gak bakal...