"Kalau emang niat mau move on dari gue, lo dari awalpun bisa. Tapi sayangnya, gue gak akan biarin lo move on dari gue."-Revan Grier-
"Gue memang gak bakal bisa move on dari lo, karena lo udah baperin gue setiap saat. Tapi tenang, lo juga gak bakal...
Sudah hampir enam tahun aku menghabiskan waktu tanpa perempuan itu, perempuan yang selama ini menyembunyikan perasaan yang sama denganku. Perempuan yang mengisi hatiku sampai sekarang. Ya, perempuan itu Audrey Delvira Damichi.
Aku masih ingat wajahnya ketika aku menggodanya disaat dia bersmaa maminya yang mengunjungin restoran milik Mama. Aku selalu ingat senyumnya, ketika aku membelikannya nasi goreng waktu itu. Bahkan aku selalu ingat apapun tentang dirinya. Tapi, apakah dia masih ingin melupakanku?
Aku tahu aku ini laki-laki yang sangat bodoh, tidak memberi kabar apapun ke dia. Terakhir aku mendapat kabar tentang dia, dia berubah menjadi perempuan dingin. Audrey kenapa kamu berubah seperti itu?
Tiba-tiba sebuah tangan menepuk bahuku, "Woy bang!"
"Audrey?"ucapku reflex
Tiara tertawa kecil dan duduk disampingku, "Apaan sih bang, gue bukan ka Audrey. Ah lo masih gak bisa move on ya dari dia?".
Tiara adalah adik perempuanku satu-satunya, kami ke Paris untuk mengobati penyakit Tiara dan juga melanjutkan bisnis Papa. Tiara beda 1 tahun dari aku. Tapi kami seangkatan, kenapa? Dia kelas akselerasi
Aku menatap lurus ke depan, "Kapan sih dek gue bilang gue mau move on?"
"Lo cinta mati sama dia bang?"tanya Tiara
"Iyalah, lo inget kan seberapa khawatirnya gue waktu kambuh maghnya dia?"
Tiara mengangguk sedih, "Ka Audrey gimana kabarnya ya ka?"
Aku memandang foto Audrey dan aku seperti sepasang kekasih tapi hanya teman biasa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dek, menurut lo Audrey move on dari gue apa kaga ya?"tanyaku
Tiara terlihat berpikir sebentar, "Kayaknya engga deh bang, lo lihat aja waktu itu kan dia sering banget mau move on dari abang, tapi lihat dia sering banget kan gagal lupain lo bang?"
"Tapi waktu itukan ada gue yang terus-terusan baperin dia, mungkin dia udah nemuin cowo yang lebih baik dari gue ya dek."ucapku sedih
"Abang semangat dong, gue yakin kok ka Audrey masih cinta sama abang."
I hope so.
***
Just information, aku sudah memimpin perusahaan Papa yang ada di Paris ini, ini juga karna paksaan Mama sih. Papa juga pake acara ke Hongkong segala buat ketemu temennya. Aku merapikan dasi yang tergantung dileherku.
Aku berjalan ke ruang tengah untuk sarapan bersama Tiara dan Mama, tiba-tiba Mama langsung nyerobot menghentikan aku, "Revan, kamu ini bisa gak sih masang dasi? Kalau istri kamu gak bisa masang dasi gimana? Masa perlu Mama juga masangin."
"Yaelah Mama, ini udah rapi kali."ucapku
"Ada kok mam istri yang cocok buat bang Revan. Tapi sayangnya, bang Revan ninggalin dia tanpa kabar, yakan bang?"celetuk Tiara, anjir ini anak minta dibegal