"SERIUS LO ALLEGRA PUTRI PERMATA INDAH BAGAIKAN INTAN BERLIAN MUTIARA?” pekik Elsa setelah aku menceritakan semuanya.
“plis, nama gue cuma sampe Putri gak usah ditambah tambahin” kataku sambil bersandar dibangkuku.
“tapi, tu cowo berlebihan banget gila!”
“iya Sa, btw kembalikan hp gue deh, gue butuh nih,” kata gue sembari mengangkat telapak tanganku, kemudian Elsa memasang raut wajah takut.
“emm.. jadi gini Allegraku yang cantik, hp lo gue simpen baik baik ditempat yang aman banget” kata Elsa sambil menyunggingkan senyumnya tak lupa gigi kelincinya yang nampak ingin loncat.
“dimana?”
“tapi lo jangan marah Al”
“yaelah gue kan cuma nanya dimana”
“tapi janji ya, lo gak bakal marah”
“yaa tergantung” kataku sambil menyilangkan tanganku didepan dada,
“di saku celana Rey”Kemudian aku menjambak rambut blonde milik Elsa, “lo emang cari mati,” Elsa hanya bisa mengerang kesakitan, “lepasin Al!! sakit bego!” pekik Elsa sambil mencoba mencakar wajahku. “lo yang bego bajingan!” kemudian aku melepaskan tanganku dari rambut blondenya.
“untung sampo gue mahal, jadi gak rontok rambut gue” ucap Elsa sambil merapikan rambutnya yang berantakan berkat ku, “elo juga berlebihan Sa, jadi gimana nih gue ngambil hp gue” aku menggigit bibir bawahku, “ya itu urusan lo” jawab Elsa santai.
“lo mau gua jambak lagi?”
“ohh jangan Princess Alle, lagipula mau sekeras apapun lo jambak rambut gue, rambut gue juga gak bakalan rontok,”
“tapi sakit kan?”
“sakit sih”
“sini gua jambak lagi”
“jangan deh, sakit tau”
“kembalikan hp gue dulu”
“gak ah”
“oke”
“ALLEEEE!!! SAKIT!!!”
Aku menjambak rambut indahya lagi, “oke oke gue bantuin lo” Elsa menyerah, “good girl” kemudian aku mengacak rambutnya.Bel pulang sudah berdering, anak anak berhamburan keluar kelas. Kecuali aku dan Elsa, aku masih mengumpat sedangkan Elsa memperbaiki rambutnya yang mungkin sudah berhasil rontok.
“Bajingan gila, gue bunuh lo Sa” aku masih terus mengumpat, aku dan Elsa pun berjalan menuju parkiran motor berharap Rey ada disana.
Dari kejauhan aku melihat laki laki sedang memakai helm dan menduduki motor maticnya, ya itu Rey, aku masih hapal gerak geriknya. Dulu aku menunggunya diparkiran dan dia mengantar aku pulang, ah, aku merindukan masa masa itu.
“yuk Al, ada Rey tuh” ajak Elsa sembari menarik tanganku.
Ya disinilah aku, aku berdiri agak jauh dari Rey, mematung tanpa suara. Aku tak sanggup berkata apa apa.
“Rey, sini mana hpnya tadi, Alle mau pulang nih” aku melihat Elsa yang sedang berbicara ke Rey, entah perasaan apa, aku merasakan perasaan aneh.
“Alle sini!” Elsa memanggilku, dengan langkah yang aneh karena gugup atau apa aku berjalan mendatangi mereka.“nah, Al, gue pulang duluan yah” Elsa kemudian meninggalkan kami berdua, hanya ada aku dan Rey, benar benar cari mati.
“tapi Sa, Elsa,…” aku pun menggigit bibir bawahku, astaga akhirnya aku melihat wajahnya dengan jelas. Sudah lama aku tidak melihat wajahnya dari jarak sedekat ini.“Al? ini hp lo gue kembalikan” kata Rey memecah keheningan, “o-oh i-ya hehe” bodohnya aku! Kenapa aku jadi gagap begini?
“Al, lo mau gue antar pulang?”
SHIT
Aku mengumpat dalam hati, ya Tuhan, kenapa jantungku tiba tiba berhenti. Aku merasakan badanku kaku, tidak dapat bergerak. Aku masih mencintai Rey, iya ku akui itu.
“Al? Alle? Lo sakit?”
Rey membangunkanku dari lamunanku, astaga apa ini kenyataan? Dia menawari aku pulang bareng. Apa dia juga masih berharap ke aku?
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Maid
Teen Fiction•PERHATIAN• [15+] Terdapat kata kata kasar . . . Bermula dari tabrakan dikoridor sekolah sampai sekarang aku dijadikan pembantu oleh laki laki yang baru kukenal beberapa jam ini. tapi kemudian perasaan yang seharusnya tidak boleh ada malah muncul. ...