Hari minggu, hari kebebasan bagi para pelajar. Aku benar benar letih setelah belajar selama kurang lebih 15 jam, itu karena aku mengikuti kelas malam pada hari sabtu. Entah kenapa sekarang aku lebih memilih belajar pada malam minggu daripada berkeliaran.
Seorang Allegra belajar? Cuih, tidak mungkin. Mungkin ada batu meteor barusan mengenai kepalaku.
Semenjak aku di utus menjadi pembantu pribadi Brian, Elsa dan Rey ditangkap oleh polisi, hidupku berubah drastis.
Minggu ini aku memutuskan untuk pergi ke sebuah kafe, aku memesan green tea dengan whipe cream diatasnya. Kemudian aku mengambil tempat duduk diujung tepat disamping jendela.
Hari ini hari kedatangan Andrew.
Aku tidak peduli.
Ya, aku tidak peduli.
Mengapa? Karena aku masih marah. Aku tidak seegois itu, tapi aku hanya tidak ingin bertemu dengannya. Dan tidak ingin melihat wajahnya, karena itu menyakitkanku.
Aku sibuk mengotak atik ponselku, hanya memeriksa kalau ada notifikasi masuk.
Aku benar benar bosan.
Kemana Brian? Kenapa dia tidak meneleponku atau mengirimkan spam berupa pesan. Entah aku bingung dengannya, tidak biasanya dia seperti ini.
Ketika aku asik melamun, sebuah pesan masuk ke ponselku.
From: 082198xxxxxx
Hey, how are you? Long time no see ya...
Aku mengerutkan dahiku.
Kemudian aku melihat kesekeliling kafe, tidak ada yang mencurigakan. Mungkin aku hanya panaroid.
Aku hanya mengabaikan pesan tanpa nama itu. Tak lama sebuah pesan masuk lagi.
From:082198xxxxxx
Jawab sms gue kek, sombong lo sekarang. Btw, lo sekarang mulai memakai polesan ya
"apa apaan ini?"
Aku pun berdiri dan melihat kesekeliling dengan seksama. Perasaanku sungguh tidak enak.
ponselku bergetar lagi. Tanda pesan masuk.
From:082198xxxxxx
Gue bikin lo takut ya? Sori deh.
Meskipun sang pengirim pesan sudah meminta maaf, tapi aku masih saja ketakutan. Bagaimana jika aku diikuti penguntit? Uhhh..
Aku memegangi ponselku dengan bergetar, dan aku duduk dengan mata masih melihat keadaan sekitar.
Kemudian aku melihat ponselku kembali, dan untungnya si pengirim pesan tidak mengirim pesan lagi.
Aku menyeruput Green Tea yang sedari tadi kuabaikan karena pesan aneh itu.
"Alle?"
Hufffttt
"shit" umpatku sambil mengelap blouse putihku yang sudah berubah menjadi warna hijau sebagian karena muncratan dari mulutku. Kemudian aku menoleh ke sumber suara, dan kudapati lelaki tinggi, berhidung mancung, serta kacamata baca bertengger di hidung mancungnya..
"lo ingat gue?" tanya si lelaki itu.
Kemudian aku memukul lengan si lelaki itu, "ingat lah, goblok lo" mana mungkin gue bisa ngelupain lo, Andrew.
Andrew pun tertawa lepas, memamerkan sederet gigi putihnya. Tawanya pun tidak berubah.
"lo masih sama seperti dulu ya" ujar Andrew sambil mengambil Green Tea ku yang masih menganggur, "lo pesan sana sendiri gih" kataku sambil merampas minumanku dari tangannya. Dia pun tersenyum lebar dan berjalan menuju meja kasir untuk memesan minumannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Maid
Teen Fiction•PERHATIAN• [15+] Terdapat kata kata kasar . . . Bermula dari tabrakan dikoridor sekolah sampai sekarang aku dijadikan pembantu oleh laki laki yang baru kukenal beberapa jam ini. tapi kemudian perasaan yang seharusnya tidak boleh ada malah muncul. ...