Part 1 : Rencana

201 10 3
                                    

Hai...
Prolognya aja udah segitu... Kuusahakan ini lebih panjang...

***************************************************************

~Lyn PoV~

Sekarang ini aku sedang berbicara dengan Rio tentang usulanku untuk pergi dari istana ini. Sebetulnya, Rio setuju - setuju saja dengan usulanku, namun ia takut jika ketahuan dan aku yang menjadi sasaran kemarahan orang tuaku.

" Aku setuju dengan usulanmu Vii, tapi aku takut ketahuan pengawal atau yang lainnya. Aku tidak ingin kamu dimarahi mom ataupun dad. Jika aku yang dimarahi sih.. Tak apa. Tapi jika kamu yang dimarahi... Aku tidak bisa menerimanya" ucap Rio panjang lebar. " Oh, ayolah Rio, aku akan melakukan sesuatu supaya tidak ketahuan. Aku sudah memikirkan rencana ini matang-matang" jawabku sembari menunjukan senyumanku.

Rio terlihat berpikir. Aku tahu dia sedang mempertimbangkan jawabannya. Akhirnya, setelah menunggu lama, dia pun menjawab, " Oke, kuterima usulanmu, Vii. Tapi, aku ingin tahu rencanamu, bahaya jika rencana ini gagal hanya karena aku tidak tahu apa-apa" ucapnya. Senyum pun terkembang diwajahku. "Terima kasih Rio. Pertama-tama, kamu harus memeriksa keadaan wilayah Timur, lalu ku periksa wilayah Utara. Melalui wilayahku, aku akan membuat ilusi bahwa aku sedang mengejar 2 penyusup. Penyusup itu adalah kita sendiri. Para pengawal akan fokus dengan kedua penyusup itu. Aku akan memerintah mereka untuk membiarkan ilusiku yang mengejar kita sendirian. Namun, kita harus mengubah wujud, aura, dan bau kita" jelasku dengan semangat.

"Tapi, apakah bisa semudah itu menghilangkan aura seseorang? Bahkan 2 orang" tanya Rio. " aku tidak akan memghilangkan aura kita, hanya mengubah aura kita. Kita akan melaksanakannya 5 hari lagi. Bisakah kamu tidur di sini?" harapku. "Tentu, semoga rencana ini berhasil" kata Rio. Aku pun membangun kasur yang ada dipikiran Rio, dan tadaaa.... Sebuah kasur berwarna hijau, warna kesukaan Rio, muncul di sebelah kasurku. Kami pun tidur setelah lama menahan kantuk. Tak lama kemudian, aku pun sudah berada di alam mimpi.

~Rio PoV~

Aku diminta Vii untuk mengecek wilayahku, yaitu bagian Timur. Vii melakukan hal yang sama denganku. Vii juga mengecek bagian Barat dan Selatan. Bagian Barat adalah milik mom dan Selatan milik dad. Kenapa Vii bisa melakukannya? Itu jelas bisa. Vii bisa di ibaratkan sebagai penguasa kedua kerajaan ini setelah dad dan mom. Jadi dia bebas pergi ke mana pun ia mau. Sebetulnya, aku bisa pergi kemana pun seperti Vii, namun aku takut jika ingin pergi ke wilayah orang tuaku. Oke, katakan saja aku ini penakut atau bisa dibilang pengecut, aku tidak bisa melindungi Vii. Bahkan dia yang menyelamatkanku saat kejadian itu terjadi.

~~~~~~~~~~~~~
~Lyn PoV~

Disinilah aku... Di wilayah kekuasaan mom, wilayah Barat. Seperti biasa, wilayah ini terlalu banyak bunga mawar dan lainnya yang berwarna merah dan merah muda. Mom sangat menyukai kedua warna itu. Berlawanan denganku dan Rio yang menyukai warna biru dan hijau. Kulihat mom yang sedang menyirami bunga mawar pink kesukaannya. Aku pun menghampirinya.

"Hai mom... Ada yang bisa kubantu?" ucapku. "Hai Lyn... Tidak perlu, mom bisa melakukannya sendiri.. Sedang apa kamu di sini?" tanya Ratu. "Aku tidak melakukan apapun di sini. Aku hanya bosan dan berjalan-jalan sampai ke sini" ucapku sedikit berbohong. Aku memang benar-benar bosan saat ini.

"Lyn... Mom ingin bertanya padamu".

"Iya mom? Ada apa?"

"Kapan kamu akan memilih pendamping hidupmu sendiri Lyn? Kamu sudah sering berkata pada mom supaya memikirkannya terlebih dahulu. Tapi, mom membutuhkan sebuah kepastian...". Aku yakin mom akan meneruskan perkataannya, jadi aku hanya diam saja mendengarkan.

"Mom sudah sering memperkenalkan bangsawan-bangsawan dari negeri lain. Mom sering mengadakan pesta untuk itu. Mom ingin kamu segera memilih, Lyn." helaan napas mengakhiri perkataan Ratu. Saat aku akan menjawab, sebuah suara mengejutkanku.

"Mom-mu benar Lyn. Dad juga ingin mendengarkan jawabanmu". Ternyata, Dad yang mengejutkanku. "Mom, Dad, aku masih membutuhkan waktu untuk memikirkan hal yang menurutku sudah menjauhi pikiranku. Aku masih memikirkan urusan kerajaan untuk saat ini." ucapku sehati-hati mungkin. Aku tidak ingin menyakiti perasaan mereka.

"Oh.. Ini salah Mom dan Dad. Kami terlalu membebanimu dengan urusan kerajaan, sehingga kau lupa memikirkan masa depanmu sendiri" ucap Ratu dengan nada yang sedikit di dramatisir. Aku pun tersenyum seraya berkata, "Itu akan kupikirkan nanti, Mom. Mom, Dad, aku harus pergi sekarang. Bolehkah aku mengecek wilayah Dad?" tanyaku. Dad mengangguk bersamaan dengan aku yang meninggalkan wilayah Mom menuju wilayah Dad.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Akhirnya....
Selesai juga part ini...

The Kingdom SiccalyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang