Saat ini Fandy sedang menaiki angkot dengan beberapa anak lain menuju sebuah rumah sakit yang merawat Asha. Karena banyaknya anak, jadi jumlah angkot yang mengangkut anak kelas IX C adalah 5. Fandy ada diangkot yang ke-4, bersama anak cowok yang lain.
"Ne, Fandy, bagaimana ya rasanya saat kau melihat tubuhmu sendiri?" tanya Asha.
"Biasa saja, gua tiap hari ngeliat wajah ganteng gua (?) dicermin" jawab Fandy, tapi dia lupa untuk berbicara didalam hati, jadi semua anak murid diangkot melihat Fandy.
"Fandy, ada apa?" tanya seorang murid, Muhammad Taufik Zailana.
"Eh!? Oh, tidak apa-apa" jawab Fandy tergugup.
"Fandy, akhir-akhir ini sikapmu berubah" ujar satu murid lagi, Sabila Arasyadi.
"Hmm, ada apa dengan sifat gua?" tanya Fandy songong.
"Sekarang lu lebih banyak diem, kadang malah ngomong sendiri. Lu juga sekarang lebih sering masuk pagi. Kemudian seperti tadi, katanya nilai lu mendadak naik secara drastis. Entah ini perasaan gua, tapi lu mulai berubah tepat keesokan hari setelah kecelakaan Asha. Ada apa?" tanya Sabil. Sedangkan Fandy hanya terdiam saja sambil menengok kejendela angkot "Bukan urusan lu, lagipula gua nggak kenapa-napa"
"Tapi..."
"Berisik lu!"
. . . . .
"Maaf, tapi hanya beberapa orang saja yang bisa masuk, supaya tidak menganggu pasien"
Saat ini semuanya sudah ada dirumah sakit, tepatnya diruang tunggu. Tapi sayang, perawat hanya mengizinkan beberapa orang saja untuk menjenguk Asha.
"Jadi.." Ella membalikkan badan "..siapa aja yang mau masuk kedalam? Tentu saja aku ikut"
"Aku, karena aku ketua kelas" ujar ketua kelas, Rizki Dwi Febriansyah (bisa disingkat DF).
"Aku" ujar Adam.
"Aku juga" ujar salah satu teman dekat Asha, Aisyah Maharani.
"Siapa lagi yang mau?" tanya Ella.
"DEG!"
Tiba-tiba tanpa persetujuan Fandy, Asha bertukar tubuh dengan Fandy kemudian memberitahu Ella untuk ikut.
"Aku!" dua suara bersahutan bersamaan.
Semua menatap Fandy dan satu orang lagi, Nida'an Khofiya.
"Eh!? Fandy? Tumben kau perhatian kayak gini" sindir Nida'an.
"Eh perhatian apanya? Aku cuma ingin melihat tubuhku-Eh maksudnya si Asha doank. Soalnya dia yang sudah menyelamatkanku" ucap Asha sebagai Fandy yang hampir keceplosan, sedangkan Fandy yang mendengarnya hanya sweetdrop.
"Hmm, bagaimana kalau kalian suit saja?" usul Aisyah.
"Okelah"
"Aku takkan kalah"
"Baiklah, mulai!!"
Asha (sebagai Fandy) mengeluarkan batu, sedangkan Nida'an mengeluarkan jari telunjuk (mereka belum sepakat suit apa yang dipakai).
"Eh, kok lu batu sih!? Ulang-ulang!! Ikutin gua!" seru Nida'an
"Yeh, ogah! Ngapain gua ikutin lu" sewot Asha (sebagai Fandy), sehingga semua yang disana terkejut.
"Njiir, Fandy ngomongnya kayak cewek"
"Gw nggak pernah denger Fandy ngomong kayak gitu"
"Aneh..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Reversed Soul
Novela JuvenilFandy, 15 tahun, seorang berandalan sekolah. Saat pulang sekolah, dia hampir saja tertabrak truk tepat saat seeorang dibelakang nya mendorong nya sehingga dia selamat. Tetapi orang yang menyelamatkannya, Asha, malah tertabrak dan mengalami luka yang...