"Maaf Asha, ini semua salahku" ujar Fandy. Asha mengelengkan kepala "Tidak, ini bukan salahmu. Mungkin karena kau terlalu ceroboh" ujar Asha.
Fandy sekarang memikirkan bagaimana cara agar dia bisa terbebas dari situasi ini. Tapi belum Fandy selesai berpikir, anak didepan Fandy siap melayangkan tonjokan ketiga.
"Rasakan ini!" seru anak itu.
"Sial!".
"DUAAKH!!"
Fajar mendengar suara hantaman yang keras, tapi dia tidak merasakan sakit. Saat membuka mata, ternyata anak yang akan menonjok Fandy telah tumbang, dan berdiri didepannya temannya, Fahmi.
"Fahmi!?" Fandy terkejut. 2 anak yang memegangi Fandy juga ikut terkejut.
"Ayo maju!!" teriak Fahmi. Seperti mantra sihir, tiba-tiba semua teman bejat Fandy muncul dari segala arah.
"Ayo kita hajar semua bangsat ini!!!"
. . . . .
"Selesai juga"
Semua anak yang menghadang Fandy bertumpuk menjadi satu, tepar semua.
"Sepertinya mereka anak SMP sebelah yang menantang kita tawuran beberapa minggu yang lalu" ujar Fahmi, sedangkan Fandy hanya diam.
"Pengecut sekali mereka menyerang lu sendirian. Dan juga lu Fandy, bukannya biasanya lu bisa menjatuhkan 10 orang sekaligus, tapi masa cuma ditahan sama 2 orang nggak bisa melepaskan diri sih?" ujar Fahmi ke Fandy.
"Berisik, makasih dah nolong gua, gua mau pulang dulu" ujar Fandy sambil melenggos pergi, tapi bahunya ditahan oleh Fahmi.
"Lu mau kemana, akhir-akhir ini lu jadi aneh" Fandy yang mendengar itu langsung jadi kesal. Dia segera berbalik dan menarik kerah Fahmi.
"Apa maksud lu? Lu ngajak berantem!!?" bentak Fandy.
"Ayo! Gua nggak takut!!" bentak Fahmi lebih keras.
"Sudahlah kalian berdua" beberapa teman bejat Fandy dan Fahmi melerai mereka berdua.
"Tch" Fandy melepaskan cengkramannya dari kerah Fahmi, kemudian berbalik berjalan pulang. Sedangkan Fahmi dan yang lain hanya menatapnya.
"Ada apa dengannya?"
. . . . .
Hari ini Fandy hanya diam. Sakit yang dia rasakan diperutnya telah hilang, tapi dia tidak peduli. Setelah sholat Isya, dia hanya masuk kekamarnya. Ayah, Ibu, dan kedua adiknya hanya menatapnya heran, karena biasanya sehabis sholat Fandy langsung main bersama temannya atau kewarnet, dan baru pulang saat jam 10.00.
"Jadi bila kita menghitung yang bagian ini dulu...Eh Fandy. Fandy!"
Fandy tersentak, Asha yang melihat Fandy begini hanya bingung. Rasa sakitnya juga sudah hilang. Karena bila Fandy telah pulih, Asha juga sudah pulih.
"Hm, ada apa?" tanya Fandy.
"Kau mendengarku sih tadi?" tanya Asha.
"Maaf" ujar Fandy, sedangkan Asha didalam diri Fandy hanya geleng-geleng kepala.
"Dasar, biasanya kau langsung membentakku, kemudian tidak mau belajar. Tapi sekarang kau hanya meminta maaf. Dasar aneh" ujar Asha sekaligus mengejek, agar Fandy seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reversed Soul
Novela JuvenilFandy, 15 tahun, seorang berandalan sekolah. Saat pulang sekolah, dia hampir saja tertabrak truk tepat saat seeorang dibelakang nya mendorong nya sehingga dia selamat. Tetapi orang yang menyelamatkannya, Asha, malah tertabrak dan mengalami luka yang...