Hari kedua dalam waktu lima hari
Satu hari telah berlalu, waktu Adrina semakin menipis. Hari itu berlalu tanpa ada pertarungannya dengan hantu itu.
Mata Adrina dari tadi bergerak- gerak mencari keberadaan Sean, tapi dari tadi ia juga tidak menemukan Sean diantara orang yang berlalu lalang masuk ke sekolah.
Tumben banget tuh orang datengnya telat. Apa ada sesuatu yah?
Tangannya meremas roknya dengan perasaan yang cemas, pikirannya sangat tidak tenang. Tidak biasanya Sean datang telat, biasanya ia sudah datang sebelum Adrina dan Silla datang.
"Belum dateng juga Drin?" Tanya Silla sambil duduk di samping Adrina. Adrina menggeleng lemah.
"Mungkin telat bangun kali Drin."
"Semoga aja begitu, tapi pikiranku gak tenang."
"Ya sudah kita tunggu aja."
***
Sean melangkahkan kakinya menuju sekolah. Sebenarnya ia bisa pergi ke sekolah bisa dengan kekuatannya, tapi ia tidak mau melakukan itu. Sekalian buat olahraga pagi- pagi.
Mulutnya bergerak- gerak menyenandungkan lagu kesukaannya. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam kantong celananya. Rambutnya bergerak- gerak diterpa angin. Tapi Sean menyukainya, menyukai angin yang sekarang sedang membelai wajahnya.
Tanpa ia sadari dari tadi ada yang memperhatikan gerak- geriknya.
Sean menghentikan langkahnya, kepalanya menengok ke kanan dan ke kiri, ke depan dan kebelakang, ia tidak menemukan seseorang pun. Ia merasa ada yang mengikutinya. Tapi kemudian, dia kembali melanjutkan langkahnya. Berusaha mengabaikan perasaannya itu.
Srekk!!
Bunyi dedaunan kering diinjak. Mata Sean melebar, tubuhnya menegang, langkahnya langsung terhenti. Ia bersiap- siap akan mengeluarkan kekuatannya.
Willy Brande.
Hantu itu mendatanginya, bukan mendatangi Adrina. Apa karena hari itu, ia menolong Adrina ia didatangi hantu itu? Ya. Mungkin begitu.
"Namamu Sean benar kan?" Tanya hantu itu dengan ekspresi datar.
Pertanyaan itu menurut Sean tidak perlu ia jawab. Tubuhnya sudah bersiap- siap jika mendapat serangan dadakan. Yah... Dan ia yakin ia akan terlambat ke sekolah, dan itu merupakan sejarah bagi hidup Sean, karena ia belum pernah terlambat ke sekolah.
"Aku berani bertaruh, hari ini kau tidak akan lolos dariku, dan aku bisa dengan mudah membunuh Adrina tanpa gangguan darimu."
Perkataan hantu itu membuat Sean marah dan ia mengeluarkan kekuatannya dan hantu itu juga membalasnya tapi sama sekali tidak berhasil mengenai salah satu dari tubuh mereka.
Brakkk!!
Tubuh Sean terjatuh ke belakang menghantam tanah, bukan karena kekuatan hantu itu, tapi karena serangan dari belakang. Kepala Sean menengok ke belakang. Ia sangat terkejut! Yang dilihat Sean adalah sekelompok hantu yang berusaha menyerangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemburu Hantu [End]
FantasyAdrina, seseorang yang terpilih menjadi pemburu hantu. Ia berjuang sendiri tanpa ada yang membantunya. Sampai pada akhirnya, Sean seorang laki-laki yang terpilih juga menjadi pemburu hantu membantunya. Tapi bersamaan dengan itu, banyak kejadian aneh...