fourth

185 17 3
                                    

Sudah jam 22.00 Vero tidak bisa tidur. Ya, dia masih ingin tahu siapa sebenarnya anak bu Sessy. Tingkat ke-kepo-an manusia satu ini memang akut.

"Kalau anaknya cowo pasti ganteng deh. Kalo cewe pasti cantik juga. Jelas lah orang pabriknya aja kaya bidadari." gumam Vero seraya memainkan handphonenya. Vero mulai nge-stalk teman-teman sekelasnya.

1 menit...

4 menit...

7 menit...

12 menit...

13 menit.. dan, oh! Dia menemukannya.

Dia melihat teman sekelasnya yang memposting photo bersama bu Sessy di akun instagram. Saat Vero melihat nama akun tersebut nama yang terpampang adalah 'Kelvin.alfr'. Tak sengaja Vero juga melihat photo Kelvin dengan Mario.

Mungkin hanya teman batin Vero. Dalam hitungan beberapa menit Vero pun tertidur dengan lelap. Mungkin sudah lelah.

🌼🌼🌼🌼🌼

"Morning ayah morning bunda." sapa Vero seraya duduk dikursi meja makan.

"Hay princess, tumben cantik banget?" ujar Victoria.

"Ehm..." mulut Vero sudah penuh dengan roti. Vero pun mengambil segelas susu strawberry dan meminumnya sampai setengah gelas.

"Vero berangkat dulu ya!" Vero membawa beberapa helai roti yang sudah ia olesi selai.

"Take care honey." ujar Victoria dan Leonardo serempak lalu terkekeh pelan.

🌼🌼🌼🌼🌼

Vero's POV

Gue berjalan melewati koridor lantai satu dengan santai. Dan ya! Gue sadar semua siswa-siswi disekeliling gue menatap gue aneh. Karena ini bukan yang pertama, jadi gue tetep lanjutin aktivitas jalan gue.

"Letta! Sini deh." Vanya melambaikan tangannya ke arah gue. Dengan tampang polos, gue diem ditempat dan menatap Vanya dengan tatapan -lo manggil gue?-. Oke, Vanya gak jawab pertanyaan tatapan gue. Gue jalan kearah Vanya yang ada dideket lautan manusia yang lagi baca mading. Oh my god, gak gerah apa disana?

"Lett lo harus baca ini!" Vanya memberi selembaran kertas ke gue. Oke, gue kepo. Gue baca itu kertas yang isinya

'NEW LEADER SHS LEONARDO 8.. VERONICA ARLETTA ROSALIANATTA'

Dan disitu ada photo gue yang agung. HAH? APA? ini kertas gak salah kan? Gue? Gue jadi ketua perwakilan SMA. Damn. Tiba-tiba gue inget ayah dan bunda. Ini pasti kerjaan mereka. Gue sobek kertas itu dan melemparnya keasal arah. Gue berlari melewati koridor lantai satu.

Lantai dua...

Lantai tiga...

Langkah gue berhenti didepan pintu kaca ruang musik. Gue usap cairan bening yang udah jatuh ke pipi gue. Gue buka pintu kaca itu.

Gue mulai mencoba memainkan salah satu gitar diruang musik itu. Mata gue terpejam dan gue langsung memetik senar gitar yang udah ada ditangan gue.

I'm HUMAN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang