sepuluh

21 1 0
                                    

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Dengan cepat Kelvin memasukkan buku-bukunya kedalam tas, lalu keluar dari kelas.

"Vin mau kemana lo? Buru-buru amat, balik sama gue Vin, gue mau ketemu bunda," kata Mario yang sudah menunggu Kelvin di depan kelas, menarik lengan Kelvin. Dengan mimik wajah yang sedikit bingung Kelvin mengikuti Mario dari belakang.

Selama melewati koridor sekolah, seluruh pasang mata memerhatikan mereka layaknya akan dijadikan bahan baru. Mungkin karena ini pertama kali melihat dua sejoli itu berjalan bersama. Karena, satu sekolah memang tidak ada yang tahu apa hubungan mereka berdua, bahkan Vero pun juga tidak tahu.

Mario dan Kelvin mempunyai sifat yang beda drastis, Mario yang "terlihat" disekolah sedangkan Kelvin yang "tidak terlihat" disekolah. Dari sisi itu saja sudah terlihat jelas perbedaan mereka berdua. Maka dari itu tidak seorang pun mengira mereka mempunyai hubungan.

"Nanti turunin gue dirumah Vero," mendengar ucapan dari Kelvin, Mario langsung melepaskan genggaman tangannya lalu menatap Kelvin serius.

"Ngapain lo kerumah Vero? Hm?" tanya Mario sarkatis. Bukannya menjawab, Kelvin malah masuk kedalam mobil Mario. Kelvin tau, Mario dan Vero mempunyai hubungan sedikit lebih dari teman dulunya.

Melihat Kelvin seperti itu Mario pun ikut masuk kedalam mobil lalu melajukan mobil kerumah Kelvin, yang masih searah dengan rumah Vero.

"Ternyata sifat lo masih sama kaya waktu lo kecil ya Vin, mainnya rahasi-rahasiaan," kata Mario memecah keheningan.

"Ck, gak usah mojokin gue lo." kelvin berdecak lalu memiringkan posisinya menghadap kaca mobil.

"Ngapain lo kerumah gue, mau ketemu bunda? Mau nyakitin bunda lagi? Iya?" tanya Kelvin yang enggan melihat Mario.

"Vin.. gue mau ngelurusin semua masalah ini, gue kangen bunda, gue kangen ayah, gue kangen lo, gue kangen kita semua yang dulu," Mario berusaha berbicara selembut mungkin.

"Bahkan lo gatau kan!! Ayah sama bunda itu udah cerai!! Gara-gara kelakuan lo!" Kelvin tidak bisa mengendalikan emosinya lagi. "Turunin gue disini. Cepet," perintah Kelvin.

Mario pun menghentikkan mobilnya lalu mempersilakan Kelvin turun dari mobilnya.

Kelvin langsung berlari masuk kedalam rumah Vero. Dia harap dengan bertemu bidadari hatinya, bisa mencairkan suasana hati nya yang tadi sempat terbakar.

Sementara itu, Mario belum menlanjutkan perjalanan. Mario masih mencerna kata-kata Kelvin barusan.

"Arrrggghhhh" Mario menjambak rambutnya sendiri, meluapkan emosinya sendiri.

Dan akhirnya setelah beberapa menit Mario berdiam diri, dia memberanikan bertemu dengan bundanya.

*another side

"Ver lo kenapa bisa sakit gini sih?" kata Kelvin lembut.

"Eh elo udah dateng Vin, gue udah sembuh kok hehe, nih buktinya udah makan," Vero menampilkan raut muka yang dibuat sedemikian rupa agar terlihat ceria, walaupun wajahnya masih pucat.

"Gak usah bohongin gue Ver, cerita sama gue," Kelvin duduk dibibir kasur Vero. Melihat keadaan chair-mate nya, wajah pucat dengan sweater tebal berwarna kuning, dan rambut yang berantakan. Sebenarnya ada apa dengan Vero? batin Kelvin.

"Gue gak kenapa-napa Vin. Gue cuma capek," kata Vero sambil menghentikan kegiatan makan makanan ringannya.

Kelvin tertawa kecil, "oke oke gue gak akan memaksa Ver. Tapi, cepet sembuh ya. Kalo gak ada lo ada yang sepi nih," ujar Kelvin sambil menggenggam tangan Vero.

Vero mengernyitkan keningnya dan menatap Kelvin seolah meminta penjelasan ke Kelvin. Kelvin yang mengerti langsung mengarahkan tangan Vero agar menyentuh dadanya.

Dengan tatapan seriusnya Kelvin berkata, "Hati gue Ver."

"KELVIN GOMBALLLLL!!" Vero melemparkan bantal kearah Kelvin.

Setelah itu ruang kamar Vero tak lagi sepi. Vero dan Kelvin berbincang-bincang ringan dan sesekali mereka tertawa bersama.

Dua orang yang sedang memiliki beban dipundaknya masing-masing. Kini sedang berbagi kebahagiaan untuk melupakan sejenak penat yang ada.

"Thanks ya Vin! Besok-besok main aja lagi, pintu rumah gue terbuka lebar buat lo kok." Vero melambaikan tangannya.

Pintu hati lo iya gak Ver? Batin Kelvin.

Fyi, Kelvin pulang dengan ojek online yang dipesannya.

Vero masuk kedalam rumahnya dan segera menelfon ayahnya.

"Yah, Vero udah berusaha buat jadi apa yang ayah mau. Tapi maaf Vero tetep gabisa ngelanjutin semuanya Yah. Menjadi orang pertama itu bukab passion Vero yah," ujar Vero.

"Iya Ver ayah ngerti, maafin ayah ya udah maksa kamu."

Mendengar itu Vero pun tersenyum dan bisa menjalani hari-harinya dengan senyuman. Tentunya bersama Kelvin disisinya.

-TAMAT-

YA GA JELAS KAN? IYA EMANG GAJELAS. BODO AMAT. GW UDAH LAMA GA NERUSIN NGETIK JADI LUPA.

Btw, gw lagi proses pengetikan cerita baru kok "FEELING" baper dah pasti, gw yang nulis aja baper kok. Kwkwk.

Oke segitu aja basa basi dari author amatir ini. Semoga kalian tetep setia ya sama gue 💜

XOXO. END

I'm HUMAN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang