third

207 17 6
                                    

"Disamping dia." Bu Sessy menunjuk seorang laki-laki yang sedang menyandarkan kepalanya dimeja. Laki-laki itu pun melirik kedepan sebentar lalu kembali dalam posisi nyamannya.

"Ya elah bu, masa saya duduk sama cowok sih bu, ibu tega nan-". "DIAM!" Bentak bu Sessy.

Gila cakep cakep ganas batin Vero.

"Kamu mau duduk disamping dia atau keluar saat pelajaran saya." Vero hanya mengangguk. Karena memang benar, hanya di samping 'dia' lah yang terdapat bangku kosong. Vero melangkah pelan menuju bangkunya itu.

Selama jam pelajaran Vero tidak banyak bicara, begitupun anak laki-laki yang sekarang ada disampingnya. Bahkan sudah satu jam mereka duduk bersampingan, Vero masih belum mengetahui siapa nama laki-laki yang menurutnya nerd itu.

🌼🌼🌼🌼🌼

"Ya sekian pelajaran Bahasa Jepang ibu sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf. Dan jangan melupakan pekerjaan rumah kalian" tuturnya lalu pergi meninggalkan kelas.

"Iya buu." Ujar seisi kelas serempak.

"Kalian tidak memberi salam kepada ibu huh? Ketua kelas pulang sekolah kamu keruangan ibu!" Bu Sessy meninggalkan kelas Vero.

"Gila coy! Cakep-cakep sangar. Gua kira kalem. Mau gua gebet tuh padahal." Kata ketua kelas, kelas X IPA-2. Seisi kelas pun terkekeh pelan.

"Eh btw tadi ada yang ketinggalan sesi perkenalan tuh kayanya" teriak seorang siswi sambil melirik Vero.

Dengan percaya diri, Vero langsung berjalan kedepan kelas.

"Gue Veronica Arletta Rosalianatta. Bisa panggil gue Letta atau Vero. Umur gue 15 tahun. Lahir di Yogyakarta 17 Juli." ujar Vero memperkenalkan dirinya dengan singkat.

"SMP dimana?" Sekarang giliran siswi yang bisa dilihat siswi centil yang bertanya kepada Vero.

"Junior high school international di LA. Boleh kalian memperkenalkan nama kalian ke gue?" Ujar Vero.

"Gue aja yang kenalin." Vanya berdiri dan berjalan menuju Vero.

"Itu Ardian, Galang, Rifqi, Bintang, Lisa, Caca, Ruri, Amar, Gaga, Acha, Mesya, Niken, Oliv, Rizki sang ketua kelas kita, Nisa, Abel, dan yang duduk sama lo itu Kelvin," ujar Vanya seraya menunjuk satu-satu siswa yang berada dikelas X IPA-2. Vero mengangguk paham

"Btw lo anaknya pak Leonardo ya?" Acha bertanya kepada Vero.

"Eh.. e-iya.. tapi- gatau deh." Vero memalingkan wajahnya karena gugup harus menjawab apa. Vero dan Vanya pun berjalan kebangkunya masing-masing.

🌼🌼🌼🌼🌼

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Sebelumnya Vero ingin langsung pulang kerumahnya, tapi Vero mengurungkan niatnya saat dia melihat tim basket sedang latihan di lapangan gedung olahraga.

Vero duduk didepan lapangan basket dan menatap, tatapan Vero bukan untuk para tim basket. Tapi tatapan kosong, entah Vero memikirkan apa.

"Ehm.." seorang laki-laki berdeham dan duduk disamping Vero, tepat sekali disamping Vero. Vero tetap menatap lapangan basket dengan tatapan kosong.

"Hey! Cewe cantik gak boleh bengong aja." Mario menepuk pelan pundak Vero.

"Eh kak kok? Kok ada disini?." Ujar Vero sedikit terbata-bata.

I'm HUMAN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang