seventh

167 15 1
                                    

Vero's POV

"Non ya mbo jangan dibalkon terus. Mandi non.. temennya sudah nunggu" ujar bi Lala.

What?!

Gue lupa kalo Kelvin janji mau jemput gue jam 7. Aduh..

"Iya bi. Aku gak usah sarapan ya." Gue buru-buru ke kamar mandi. Dan siap-siap dengan secepat mungkin.

15 menit.

Aduh kelamaan gak ya Kelvin nungguinnya. Gue turun dengan cepat dan menemukan Kelvin yang udah senyum kearah gue. Aduh sarapan pagi nya manis banget.

"Sory Vin gue kesiangan." ujar gue seraya memamerkan deretan gigi gue.

"Iya gapapa. Udah yuk cepetan." Kelvin narik tangan gue. Woo!! Gapapa Vin lama-lama aja megang nya hehe.

🌼🌼🌼🌼🌼

Sesampainya di sekolah gue langsung ke kantin. Ehm alasan gue ke Kelvin sih gue mau cari makan soalnya belum sarapan. Emang bener sih. Tapi itu bukan tujuan utama. Tujuan utama gue, biar gak jalan bareng sama Kelvin lewatin koridor berhantu itu dan juga supaya gak ketemu sama si dempul itu.

Bruk...

"Jalannya hati-hati dong. Seragam saya jadi basah." ujar gue seraya menunduk membersihkan rok gue yang basah kesiram orange juice. Anjir masih pagi udah dapet beginian aja.

Kok orangnya diem?

Gue lirik kakinya masih ada kok. Akhirnya gue liat keatas. Mata gue terbelalak. Lo tau apa yang gue liat? Eh maksudnya siapa yang gue liat?

Si dempul yang lagi senyum senyum gak jelas. Senyum kebahagiaan kayanya.

Daripada cari masalah lagi, mending gue tinggalin deh.

"Vera itu kan minum gue?" ujar temannya dempul itu yang masih kedengeran ditelinga gue. Bentar. Namanya Vera? Bunda..... gue mau ganti nama secepatnya please. Kenapa namanya hampir sama. Udah jatoh ketiban tangga pula.

Gue berjalan ke toilet dekat kantin untuk membersihkan seragam gue yang ternodai.

"Selamat pagi. Panggilan untuk Arletta Veronica Rosalianatta diharap ke ruang perwakilan Leonardo 8 sekarang. Sekali lagi panggil untuk Arletta Veronica Rosalianatta diharap untuk ke ruang perwakilan sekarang. Terimakasih." Tia sialan. Ada apa lagi ini...

Gue berlari kecil ke ruang perwakilan. Dan disana sudah ada Inti dari perwakilan Leight dan ada inti OSIS. Yang berarti juga ada Kak Mario. Aduh mampus. Gue gak ngerti apa apaan ini....

Sama inti Leight aja gue belum kenal.

"Bisa rapatnya dimulai secepatnya?" Suara Kak Mario menyadarkan gue dari lamunan gue yang sebentar itu.

"Ehm oke." gue melangkah ragu memasuki ruang perwakilan. Gue gatau duduk dimana. Aduh bego banget lo Ver. Yaudahlah didepan aja samping kak Mario.

"Jadi disini gue ngumpulin kalian untuk membahas tentang peringatan hari R.A Kartini yang tinggal beberapa hari lagi." oke gue udah sedikit ngerti apa yang harus gue lakuin.

"Dan untuk hari ini gue mau kita sepakatin acara apa aja yang bakal dilaksanain tanggal 21 April nanti." ujar kak Mario seraya menuliskan beberapa kata di whiteboard.

🌼🌼🌼🌼🌼

08.20

Ya! Hanya butuh waktu satu jam kak Mario dan dengan bantuan gue menyelesaikan rapat yang sudah membuat banyak keputusan. Dan ketika diruang perwakilan tadi, gw juga sempet mendekatkan diri sama anak-anak Leight.

"Hey bengong aja. Kenapa gak masuk kelas?" Suara itu mengagetkan gue. Dan ketika gue mendongak gue menemukan seseorang yang sedang tersenyum manis kearah gue. Dabio!.

Fyi, setelah rapat gue langsung duduk dikursi yang menghadap langsung ke lapangan basket.

"Oh gue abis rapat sama anak OSIS sama anak Leight juga. Dari pada tanggung ngikutin jam pelajaran yang bentar lagi selesai. Mending gue duduk disini. Lo sendiri ga ikut pelajaran?"

"Gue niatnya sih tadi mau ke toilet. Yaudah gue ke toilet dulu ya Ver!" ujar Dabio seraya berjalan menuju toilet.

Huh suasananya tenang banget bikin gu-

"ARLETTA VERONICA ROSALIANATTA!" teriak seseorang yang suaranya mungkin terdengar seantero gedung sekolah ini. Tapi untungnya setiap ruangan di sekolah ini kedap suara. Gue pun terlonjak kaget dan terbelalak. Bu Natha! Guru BK!

"Ehm i-iya sa...saya bu." ujar gue seraya menunjuk diri gue sendiri.

"KENAPA KAMU MALAH ENAK ENAKKAN DUDUK DISINI SEMENTARA SEKARANG MASIH ADA JAM PELAJARAN!" Buset nge gas banget. Gue melangkah mundur sedikit.

"Ehm iya bu tadi sa-"

"TIDAK ADA ALASAN! DASAR KAMU KETUA PERWAKILAN TAPI TETEP AJA BUAT MASALAH. KAMU BERDIRI DITENGAH LAPANGAN SAMPAI JAM PELAJARAN KEDUA SELESAI!" Lah serius? Itukan lama banget.

"Tapi bu."

"KAMU MAU NGASIH ALASAN APA? LAKUKAN SEKARANG ATAU HUKUMANMU SAYA TAMBAH."

"Oke-oke." Gue pun berjalan ke lapangan sekolah. Aduh panas banget lagi. Yaudah lah lagian ini juga kesalahan gue.

10 menit....

20 menit....

30 menit....

"Hahahaha bisa bisanya 'ketua' Leight dihukum di tengah lapangan." ujar seorang cewek dengan penekanan di kata 'ketua'. Kalo bukan disekolah gue gampar lo. Ketua juga manusia.

Aduh panas banget.

Bel pergantian pelajaran pun terdengar.

Huahh!!!. Gue langsung berlari ke toilet untuk cuci muka dan sedikit merapihkan rambut gue.

"Finish." Gumam gue

Gue membuka pintu toilet dan...

Byur...

"AAAAAA shit." Si dempul nyiram gue pake air kotor yang ada diember. Alhasil dari ujung rambut sampai ujung kaki gue semuanya basah. Termasuk seragam gue juga.

"Gue bakal lapor lo ke guru BK!" ujar gue seraya pergi meninggalkan Vera. Eh maksudnya kak Vera.

"Woy jangan lapor guru BK dong! Mati gue." Teriakannya masih bisa gue denger. Tapi bodo amat lah. Caranya kampungan banget.

"Ya ampun... Letta kamu kenapa?" Ujar bu Natha seraya memegang kedua bahu gue. Tadi aja lo galak. Gue menunduk.

"Kak Vera siram saya pakai air kotor yang ada di toilet bu. Tadi selesai dihukum saya langsung ke toilet. Pas saya keluar kak Vera langsung siram saya." Ujar gue dengan muka yang melas.

"Vera lagi Vera lagi. Yasudah kamu ganti baju diruangan ibu. Di loker biru nomor 2 disitu ada seragam. Bisa kamu pakai. Ibu mau mengurus Vera dulu." Ujarnya sebelum bu Natha pergi menghampiri Vera. Hahaha mampus lo!

🌼🌼🌼🌼🌼

Uhh gila! Stuck broo!!.

Kalo punya saran gambaran tentang next chapt comment ya!

Sorry for late update.

Vomments = nextchapt.

10.4.2016

I'm HUMAN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang