Bab 3 Take Me Home

192 13 0
                                    

"Aku pulang." Mommy sudah dengan anggunnya berdiri di depanku, memelukku. Aku yang lesu membalas pelukan mommy.
"Are you alright ?" Tanyanya masih dengan posisi memelukku. Aku mengangguk.

Hal yang paling aku sukai adalah rumah. Tidak seperti hidupku jika di sekolah, rumah jauh dan sangat sangat nyaman. Daddy, mommy sangat menyayangiku. Sesibuk apapun mereka, mereka tetap memikirkanku, menemaniku, menghiburku dan selalu ada saat aku terpuruk.

Mereka tahu semua tentang kejadian yang menimpaku di sekolah. Bully, tidak punya teman, dan menjadi manusia paling dikucilkan di sekolah.
Mereka tahu itu. Dan mereka tidak mencegah hal tersebut terjadi. Jangan kaget !?. Aku yang melarang mereka untuk mencampuri urusan sekolahku. Apapun yang terjadi padaku, aku meyakinkan kedua orangtuaku agar tak perlu khawatir. Tapi orangtua mana yang tega anaknya menderita ? Aku tahu mereka cemas.

Dan aku hanya butuh penyemangat seperti sekarang ini, dipeluk, ditemani, dan mereka selalu ada. Daddy, mommy selalu mendukungku. Aku senang akan hal itu. Walau yang terjadi di sekolah membuatku menderita, aku tak akan patah semangat. Aku sudah berjanji, bully tak akan mempengaruhiku dan membuatku takut. Itu yang kukatakan pada kedua orangtuaku. Dan mereka menyetujui keputusanku.

"Mommy, I'm hungry." Mommyku hanya tersenyum mendengar perkataanku.
"I know honey, because you have not eaten yet."
Aku melepas pelukan mommy, dahiku berkerut. "How do you know?"
Mommy tersenyum dan mengelus kepalaku "Penjaga kantin." Aku menghela nafas mendengar jawaban mommy.
"Ayo, kamu tidak kasian dengan perutmu yang sudah konser di dalam sana, kayaknya lagi demo minta diisi." Aku memegangi perutku dan menatap mommy geli. Aku mengangguk dan mengikuti mommy ke ruang makan.
--------------------------------------------------------------------------

Aku merebahkan tubuhku di tempat tidurku. Menutup mata. Aku ingin menghapus bayang-bayang tentang kejadian di sekolah. Apa kalian mengira aku tak takut ? Aku takut. Sangat. Aku bahkan mulai merasakan trauma akibat pembullyan itu. Memang belum parah perlakuan mereka terhadapku, tapi siapa yang akan tahan jika setiap hari di sekolah akan berhadapan dengan lantai terus. Harusnya aku berhadapan dengan manusia, tapi ini seperti lantai saja yang ingin menjadi temanku.

Mengapa ? Karena setiap hari aku akan terjatuh. Dicegal, didorong, dan lain-lain lagi yang mereka lakukan sampai akhirnya akan berhadapan dengan lantai lagi. Walaupun aku sudah berusaha untuk hati-hati.

Ceklek.
Bunyi suara pintu kamarku yang dibuka menginstrupsi kegiatanku. Aku menunggu siapa yang ada di balik pintu itu. Seseorang menyembulkan kepalanya, dan itu adalah daddy.
Aku segera bangun dan duduk masih di tempat tidur.
"Apa daddy membangunkanmu ?" Tanyanya yang berjalan masuk, duduk di sampingku.
"No, aku tidak tertidur." Balasku.
"Baru pulang ?" Tanyaku lagi.
"Yes honey. I want to see my daughter, so I'm here." Balasnya. Aku langsung memeluk my dad.
Daddy tersenyum, mengelus rambutku. "Apa kau sudah makan?" Tanyanya lembut. Aku mengangguk.
"Daddy belum makan. Daddy mau ditemani makan sama anak daddy, bolehkan?" Aku tersenyum mendengar pertanyaan daddy.
Aku beranjak dari tempat tidurku, menarik tangan daddy keluar dari kamar. Karena aku adalah anak yang baik, permintaan daddy pasti akan kuturuti.

Mommy sudah ada di meja makan. Daddy duduk di kursinya. Aku hanya menemani mommy dan daddy makan. Daddy menanyaiku mengenai sekolah, dan aku menjawab seperti biasanya. Walaupun daddy tak menanyakan, aku tahu dia pasti sudah tahu tentang semuanya. Mereka selalu punya informansi tentang diriku. Itu karena selalu khawatir denganku.

Selesai makan malam, kami berkumpul di ruang santai. Aku sudah bilangkan kalau orangtuaku akan selalu meluangkan waktu untukku ? Dan mereka akan melakukan ini setiap kami semua ada di rumah. Rumah dengan kasih sayang yang berlimpah, aku bahagia bisa hadir di tengah keluargaku ini. Keluarga Freddy. Ini yang selalu membuatku ingin pulang ke rumah jika saja teman-teman sekolahku mulai beraksi.
Take me home.
--------------------------------------------------------------------------

Ehem...
Ini bab III. Hope you are like it.
Vote and comment please.

24 Maret 2016

yuni_jr26

The Victim Of BullyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang