Part 5

3.2K 158 5
                                    

"Apa semua orang mengerti betapa menyakitkan kehilangan seseorang?"


Happy Reading~~

---------------------

Bryan berjalan memasuki rumah dengan tubuh tidak seimbang dan kepala yang pusing akibat terlalu banyak minum alkohol

Saat hendak menaiki tangga, tiba-tiba saja lampu rumah menyala dan terdengar suara bariton di belakangnya

"Bagus ya kamu! Papa gak pernah ajarin kamu kaya gini, Bryan!" Bentak Gerry marah selaku Papa Bryan

"Sini kamu, Bryan. Papa mau ngomong sama kamu!"

Bryan berdecak kesal tapi tetap menuruti perintah Papanya dan duduk di hadapan pria paruh baya itu

"Mau jadi apa kamu?! Kamu mau jadi seperti Mama kamu dan Gavin. Hah?!"

Bryan mengerutkan dahinya tidak suka dengan ucapan Papanya itu

"Papa paling nggak suka dikhianatin seperti dua orang itu. Jangan bilang kamu juga mau khianatin Papa ya?!"

"Jawab Papa, Bryan!"

Pertanyaan Papa jelas membuat emosi Bryan meningkat, Bryan mengepal tangannya kuat, jika saja yang dihadapannya ini bukan Papanya pasti sudah Ia pukuli hingga koma 

"Saya gak salah denger? Bukannya anda yang berkhianat?" Jawab Bryan tenang padahal emosinya sudah berada diubun-ubun

"Kalo Papa berkhianat, gak mungkin Papa nafkahin kamu dan membuat Gavin tetap hidup"

Bryan terkekeh sinis dan matanya menyorot tajam tepat di mata Gerry

"Papa gak ikhlas? Itu 'kan udah kewajiban anda sebagai orang tua. Yang saya permasalahkan sikap anda yang membuat Mama berbuat nekat" ini ucapan terpanjang Bryan padahal laki-laki itu udah malas berbicara panjang dengan Papanya

"Gak usah ikut campur hidup saya dan Gavin. Paham?" Sambungnya tegas seraya meninggalkan Papanya yang mematung

Ia tidak menyangka jika putra sulungnya sangat membenci dirinya

Sesampai di kamar, Napas Bryan memburu karena menahan emosi dan pengar akibat alkohol. Lelaki itu mengacak rambutnya dan berjalan ke kamar mandi untuk menyegarkan pikiran

Di bawah guyuran air dingin yang membasahi tubuh atletisnya, Bryan terkekeh kecil ketika ingatannya tentang Mama yang sedang tertawa bahagia bersama Gavin –adik laki-lakinya. Sedangkan dirinya hanya membuntuti dua orang tersayangnya itu dengan tersenyum

"Ma, Ryan kangen" gumam Bryan dengan suara serak menahan nangis

*****

Suara kicauan burung membuat sosok Bryan yang sedang tidur terlentang merasa terganggu, dengan terpaksa Bryan membuka matanya dan kepalanya yang terasa pening

"Gue nyesel minum banyak" gumam laki-laki itu seraya memijat keningnya

Saat kepalanya merasa lebih baik, Bryan memutuskan untuk bersiap-siap berangkat sekolah

Untuk hari ini, Bryan meminta supir untuk mengantarnya karena ia tidak mau kecelakaan saat kondisinya dalam keadaan tidak baik

Sesampai di sekolah, Bryan disambut Alex dan Alvaro yang sudah menunggunya di loby sekolah lalu beriringan di koridor ditemani celotehan Alex

"Eh sumpah ya, tadi malem gue disamperin sugar mommy, dia nawarin gue buat jadi baby-nya tapi gue kabur bikos takut bingits" Alex meringis ngeri saat mengingat kejadian semalam

Tomboy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang