Bab 6

56 13 2
                                    

"Tapi nyokap lo bi-" kataku yang terpotong. "Udah gapapa lo pulang aja" katanya dan meninggalkanku dikeramaian dance floor. Aku pun keluar dari rumah Jessie, dan menaiki mobil Carson.

Saat sampai rumah, lalu aku memarkirkannya di garasi. Setelah itu aku memasuki rumah melewati pintu belakang yang menjurus ke dapur. Saat di dapur aku mengambil jus di kulkas, saat aku menutup kulkas tiba-tiba lampu dapur yang tadinya mati menjadi nyala, aku pun membalikan badan dan mendapati Ibunya Carson disana. Entah mengapa aku terkejut dan deg-degan.

Ibunya Carson lalu berjalan mendekatiku. Dan melipatkan tangannya, lalu ia bilang, "kamu ga sama Carson?" Tanyanya dengan nada yang datar.

Aku benar-benar terlihat kikuk dan tidak tau harus menjawab apa. "Hmm dia belum pulang" jawabku sambil tersenyum ragu disudut bibirku.

"Lalu?" Pertanyaan yang sangat menjebak.

"Aku..aku. Pulang. Duluan." Kataku dengan nada yang cengengesan.

"Jadi Carson ga pulang sama kamu?" Tanyanya lagi yang terdengar pertanyaan yang lebih aman.

"Iya, Maam." Balasku dan tersenyum lebar.

"Kenapa ga pulang sama kamu aja?" Tanyanya lagi, masih dengan nada yang datar.

"Hmm, sebenarnya aku udah ngajak dia pulang, tapi dia belum mau pulang, jadinya dia nyuruh aku pulang duluan" jelasku.

Dia hanya menganggukkan kepalanya. "Yasudah kalau begitu, saya ke kamar saya dulu ya, selamat malam" katanya dengan nada yang sangat berwibawa, lalu ia pergi meninggalkanku di dapur. Rasanya hati sangat tenang saat ia meninggalkanku.

Setelah itu aku langsung pergi keatas dan memasuki kamarku.

Di pagi harinya aku terbangun pukul 6 pagi, memang dasar kebiasaan orang indonesia yang selalu bangun pagi. Aku langsung keluar dari kamar dan berniat untuk ke toilet, saat kubuka pintu kamarku, tiba-tiba Carson sudah ada di depan pintu kamarku, ia langsung menarik tanganku yang membuatku sangat terkejut. "Apaansi lo?" Desahku kesal.

"Sstt!" Ia membentuk jari telunjuknya kearah depan bibirnya. "Jangan kenceng-kenceng!" Lanjutnya.

Aku hanya menganggukkan kepalaku dan terlihat sangat bingung. Lalu ia melepaskan genggaman tangannya dariku. "Tadi malem gimana?" Tanyanya dengan nada yang berbisik.

"Gimana apanya?" Aku malah kembali bertanya.

"Ck, maksud gue nyokap gue ngeliat lo pulang ngga? Atau dia nanya-nanyain gue ngga?" Tanyanya lagi sambil merapikan rambutnya.

"Iya, nyokap lo nanyain lo" jawabku dengan nada datar dan mengalihkan pandangku ke bawah.

"Terus lo jawab apa?" Tanyanya lagi.

"Ah udah ah" kataku dan membalikkan badan, lalu iya menarik tanganku yang membuatku terhenti.

"Lo jawab apa?" Tanyanya lagi dengan nada yang sedikit membentak.

"Ya gue jawab jujur lah" jawabku dengan nada datar.

"Maksud lo?" Tanyanya lagi, yang membuatku sedikit kesal. "Ya gue bilang lo ga mau pulang." Jawabku kesal dan membalikkan tubuhku lagi, dan lagi-lagi Carson menarik tanganku.

"Terus nyokap gue ngomong apa lagi?" Tanyanya lagi.

Aku mengerutkan dahiku. Yang benar saja, ternyata Carson takut sama Ibunya. Kalau dia takut begitu, kenapa dia ga jadi anak yang penurut saja?

"Oh jangan bilang lo baru pulang?" Tanyaku yang sedikit memfitnah.

Dia hanya menggaruk rambutnya bingung. "Wah lo ngapain aja semalem?" Tuduhku sambil menunjuk kearah wajahnya.

"Apaansi lo, udah sono, gue ga butuh lo lagi" katanya dan berjalan masuk ke kamarnya. Aku pun kembali berjalan ke toilet.

Setelah selesai dari toilet aku kembali ke kamarku. Aku membuka laptopku dan menyalakan salah satu lagu favoritku. Tidak tau kenapa aku ingin cari tau tentang Finn, akhirnya aku ngkepoin twitternya lewat laptopku. Aku pun teringat kalau dia seorang fotografi, lalu aku mencarinya di instagram dan benar saja, foto-fotonya keren-keren. Sistem-focusnya sangat pas. Pantas saja followersnya mencapai 2k+, aku pun lngsung mengikutinya, berharap bisa di follback hehe.

***

Senin pagi sama seperti biasa, aku berangkat dengan Carson, dan seperti biasa juga dia menurunkanku di tengah jalan. Selama sebulan sekolah disini, belum ada yang tau bahwa aku dan Carson tinggal satu atap, eh tapi hanya Sarah dan Jessie yang tau. Kalo banyak orang tau bisa-bisa kita berdua menjadi buah bibir, apa lagi kaum hawa.

Carson tidak mau orang-orang tau kalau kita satu atap, begitu juga aku. Jadi aku ga merasa kesal kalau dia menurunkanku di tengah jalan, lagi pula ini kesepakatan kita berdua.

Saat sampai di universitas aku pergi ke lokerku dulu untuk mengambil buku catatan. Setelah selesai aku kembali ke kelasku, dan mendapati Sarah dan Jessie sudah ada di kursinya. Mereka pun menyapaku, dan kubalas menyapa mereka.

Tak lama kemudian bel berdering, kelas pertama adalah Mrs. Smith. Dia mengajar biologi, dia cantik dan baik. Semua murid suka padanya, karna dia selalu memberi kita nilai diatas 7, walaupun tugas kita berantakan. Menurutnya nilai tidaklah penting, kalau kita mengerti pelajaran apa yang ia sudah pelajarkan ia akan memberi nilai diatas 7.

Saat bel istirahat berdering, aku, Jessie, dan Sarah seperti biasa pergi ke toilet dulu. Jessie dan Sarah paling benci pergi ke lorong loker saat jam istirahat. Karena banyak pasangan yang berpacaran disana, banyak sekali. Aku sih sebenarnya juga tidak suka, tapi ya sikapku biasa saja, ga seperti mereka berdua.

Setelah ke toilet kita pergi ke kantin. Dan kita memesan makanan, setelah itu kita duduk di bangku biasa yang sering kita tempati. Saat kita sedang berbincang-bincang seperti biasa, Jessie pergi meninggalkan kita berdua, dan lebih memilih di bangku cewe-cewe hits, kita sih ga merasa terganggu dan gapapa juga. Diantara kita bertiga, Jessie yang paling tau segala hal di kampus ini dan Jessie juga yang paling pintar di kelas. Sedangkan Sarah, dia telmi banget dan selalu ber-makeup kemana pun ia pergi. Dan aku, aku tidak tau.

Saat kita lagi makan, aku lihat Finn datang dari ujung pintu kantin dan berjalan menuju meja Jessie dan para perempuan cantik itu. Melihatnya tersenyum untuk wanita-wanita di depannya sudah membuat hatiku hidup, walaupun bukan tersenyum untukku.

Sedaritadi aku memperhatikannya yang sedang mengobrol ria dengan wanita-wanita itu. Ia selalu tersenyum yang membentuk kerutan di pinggir matanya dan sela bibirnya. Sangat manis.

Tak lama kemudian ia berbalik dan jalan meninggalkan meja yang diisi dengan kaum hawa, saat setengah jalan, salah satu perempuan memanggilnya yang membuatnya terhenti dan berbalik lagi menghampiri meja itu. "Fotoin kita dong, Finn" pinta salah satu perempuan itu. Finn pun langsung mengarahkan kameranya dan mulai memotret, setelah itu ia pergi.

Betapa pemandangan yang sangat indah. Diberikan tontonan yang sangat rupawan walaupun hanya beberapa menit.

***




AupairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang