11 (Full)

300 31 0
                                    

14 february 2012

#3rdperson PoV

Hari ini adalah hari dimana SooJung berulang tahun yang ke-19. Dihari spesialnya ini entah kenapa dia merasa sangat kesepian, mengingat dia sangat tak bisa bersosialisasi yang menyebabkan dia hanya memiliki sedikit teman dan ibunya yang sangat sibuk mengurus perusahaan dan sekarang berada di pulau jeju untuk mengerjakan proyek yang Soojung tak tahu apa itu.
Ayahnya? Beliau sudah meninggal saat SooJung masih berusia 2tahun. Itu kata ibunya.

Soojung tak pernah tau bagaimana rupa ayahnya ataupun bagaimana sifatnya. Karna setiap dia ingin bertanya pada ibunya tentang sosok ayahnya itu, ibunya selalu berkelit dan mengatakan hal lain yang membuat soojung melupakan keingintahuannya tentang ayahnya. Hingga 4tahun yang lalu soojung mulai bosan bertanya pada ibunya dan memilih diam dan melupakannya.

Hari ini ia hanya berdiam di rumah besarnya yang sangat sunyi dan terasa dingin, karna rumah ini hanya dimuat oleh 3 orang -ibunya,dirinya,dan asisten rumah tangganya- membuat rumah itu terasa begitu sunyi dan membosankan untuk didiami.

Sudah lebih dari 2 jam dia berdiam diri dengan posisi tengkurap di ranjangnya lengkap dengan seragam sekolah yang masih belum dia lepas dari tubuhnya.

Dia melirik handphonenya dengan harapan besar jika ibunya dan yoongi akan menelponnya atau setidaknya mengirim pesan singkat untuk mengatakan 'selamat ulang tahun' padanya.

Ting!

Dia dengan sigap mengambil handphonenya dan membuka pesan yang masuk beberapa detik lalu dengan semangat dan harapan yang membuncah.

Choi JinRi

Hi, Jung! Selamat ulang tahun, aku lupa meminta traktiran darimu tadi :D besok traktir aku ya?

4:25 malam
              Read

Harapannya langsung jatuh berkeping-keping membuatnya merengut dan melemparkan handphonenya dengan tak berselera.

Ting!

Sekali lagi, harapannya membuncah, dan dia membuka pesan itu dengan sangat penuh harap jika itu dari ibu atau yoongi.

Lee HyunWoo

Selamat ulang tahun! :)

4:32 malam
              Read

Sekali lagi dia merasa kecewa, dia mematikan handphonenya dan melemparkannya ke lantai yang tertutupi karpet bulu tebal yang empuk . Setetes air mata lolos dari matanya, dia menghapus air mata itu dengan kasar lalu membenamkan wajahnya ke bantal dan mulai berteriak untuk menghilangkan rasa sakit yang membebaninya. Dia sangat lelah dengan hari spesialnya ini. Jika tahun-tahun kemarin YoonGi menemaninya saat hari spesialnya, sekarang dia hanya sendirian karna yoongi yang buta akan cintanya itu, hingga dia melupakan ulang tahun sahabatnya yang sudah 10tahun menemaninya dalam suka dan duka. Dia mulai menangis dengan kencang  membiarkan rasa sakit dihatinya mengambil alih sistem otaknya. Dia menangis sejadi-jadinya hingga terdengar ketukan di pintu kamarnya.

"Nona, bolehkah saya masuk?" Kata seseorang dari luar. Yang di balas dengan kata 'ya' olehnya karna dia tak memiliki tenaga untuk menjawab lebih dari kata 'ya' saat ini.

"Nona, kau tak apa? Mari keluar, saya sudah menyiapkan makanan yang nona sukai untuk ulang tahun nona" kata seseorang itu yang merupakan asisten rumah tangganya.

"Terimakasih bibi lee" katanya dengan suara parau karna habis menangis "tetapi aku sedang tak berselera makan" dia tersenyum pada bibi lee, senyuman lelah.

"Nona bisa menceritakan apapun pada saya, jika mau. Jangan terlalu sering memendam perasaan, nona." Dengan nada ke-ibuannya Bibi Lee merengkuh pundak Soojung lalu menggosok punggungnya seraya tersenyum lembut , membuat SooJung kembali menangis tersedu-sedu lalu memeluk Bibi Lee, menumpahkan segala kesedihannya ke pundak asisten rumah tangga yang sudah ia anggap sebagai ibu ke-2nya.

Beberapa waktu kemudian, setelah dia bisa mengontrol perasaannya dia menjauhkan dirinya dari Bibi Lee lalu tersenyum.
"Terimakasih bibi lee, huks, suasana hatiku sudah mulai membaik." Dia berterimakasih pada bibi lee dengan suara yang masih sengau.

"Iya, tak usah berterimakasih, Nona. Ini sudah seperti kewajiban saya " mendengar perkataan bibi Lee ,SooJung mempoutkan bibirnya .

"Bibi lee, panggil aku Jung saja, tak apa apa" dia menatap Bibi Lee dengan tatapan serius tetapi kekanakan.

"Baiklah baiklah, Jung. Mari makan dulu, ini sudah jam 7malam dan kau harus makan, arrachi?" Soojung menatap jam dinding berwarna Tosca yang tergantung dikamarnya. 'Wow, aku tak tahu aku menangis selama itu' pikirnya

"Arra, Bibi Lee. Aku juga sudah mulai lapar, kajja" dia berdiri dan pergi keluar kamarnya dengan berlari kecil, yang dihadiahi kekehan geli dari BiBi Lee. Lalu Bibi Lee menyusulnya ke dapur.

Best-friend(ed) || CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang