Tuhan, aku tak percaya ini. Tapi entah kenapa harapanku besar disini, berikanlah aku hidup lebih panjang lagi. Izinkan aku menikmati hidup bersama mereka, mereka yang aku sayangi.
Kertas bekas lipatan burung itu kini tergeletak ditengah kami semua, ditengah aku yang kacau, jimin yang masih gila akan kepergianya dan hyung-nyungku yang teramat merindukanya.
Bukan kah ini tidak adil?
Harapanya bahkan tak pernah dipenuhi, ini dosa kami kah? Disisa hidupnya kami tak ada disana, disampingnya. Pabo!
Sudahlah, cukupkan.
aku tak bisa melihat jimin yang meringkuk sakit memegangi dadanya, aku tak sanggup melihat suga hyung yang termenung dengan tatapan kosong tak jelasnya, aku tak sanggup melihat jin hyung terisak sakit dibagian dada, melihat kemarahan diwajah rapmon hyung, kepasrahan di wajah jhope hyung.
Aku tak sanggup.
Tuhan... kenapa harus yang paling penting?
Kenapa tidak aku saja?
"Kau belum bisa membuat sup rumput laut, kau sering mengajakku untuk mengajarimu saat itu, tapi kau tak sempat, bahkan kau belum melebarkan punggungmu, pergi begitu saja dan kembali bertemu dengan tubuhmu yang kian kecil, anak nakal! Kenapa kau harus pergi disaat semua orang mengharapknmu?" -jin hyung-
"Anak bodoh, kalau kau sakit malam itu kenapa tak bilang? Kenapa kau membiarkan aku menganggumu? Kenapa kau menahan sakitmu sedemikian kuatnya? Kau tahu itu tak mudah, sok hebat. Aku tak peduli padamu, tapi kau harus tahu, aku menyayangimu. Disini aku yang paling suka tidur, lalu kenapa kau yang mendahuluiku? Dan kenapa kau mengubur ke 4 elemen itu pergi bersama mu,huh?" -suga hyung-
"Lucunya, adik lucunya kami, kemana kau pergi sekarang? Kenapa jauh sekali? Lihat, hyung membawakanmu ayam goreng, kau mau aku membelikanya setiap hari? Bangun lah, dengarkan ketawaku, dengarkan kata-kataku. Jungkook aa, berhentilah tidur. Bangun dan lihat kami menunggumu." -jhope hyung-
"Kau mau mati ha? Bangunlah anak nakal, biasanya hanya dengan sekali panggilan aku bisa membuatmu membuka mata, lalu kenapa disaat aku memanggilmu dengan teriakan beribu kali kau tak bangun-bangun? Kau masih bercanda? Kau maknae kami, aku leadernya, perpaduan yang cocok untuk berduet, katanya kau ingin melakukanya bersama ku, ayolah adikku, aku sudah membuatkan lagu yang cocok untuk suaramu yang lembut dan khas, aku menyukai suaramu. Menyanyilah untukku. Aku mau mendengarnya. Bodoh! Jangan bercanda lagi!" -rapmon hyung-
"Jungkook ah, kau tahu aku hampir gila karena ini? Kau tahu aku tak bisa menerimanya? Bangunlah sekali saja saat aku membangunkanmu, kenapa kau tak pernah mewujudkan keinginanku, kau selalu membuatku prustasi bahkan hingga sekarang. Obsesiku padamu tak pernah hilang, kau tetap adikku. Kita belum berduet distudio rekaman, kita belum minum minuman beralkohol di warung depan dorm kita dulu. Dan terimakasih karena telah menyayangiku. Aku hanya park jimin anak desa yang tak tahu cara memulai pertemanan dengan baik, aku hanya akan membuat mereka risih diawal. Maafkan atas obsesiku padamu. Tapi, bangunlah sekali saja." -jimin-
"Tak banyak kata yang bisa aku katakan, anak itu selalu membekas dihatiku. Anak busan yang ku temui saat itu, wajah polosnya selalu teringat, dan kemampuanya tak akan bisa terganti. Bagaimana caranya aku bisa menemukan penguasa 4 elemen itu lagi? Bahkan dia selalu mengupgrdae dirinya. Tenang lah disana anakku." -bang PD nim-
"Sunbae, teman-temanku titip salam, dan aku juga" -yeri-
"Nak, maafkan ayah karena telah mengajarkan mimpi yang tak pernah kau raih, ayah menyesal." -ayahmu-
Tubuhku remuk lagi, satu persatu kertas yang tertempel di sebelah fotonya dapat ku baca. Kenapa menyakitkan sekali?
Apa dia membacanya? Kalau iya.
Lalu dimana kertasku?
Itu disana.
"Kau adalah aku, aku adalah dirimu."
kisah kami berakhir dengan kepergiannya. Berakhir dengan kemauanya.Kisah yang akan terus menyisakan luka di hati kami semua. Hyung hyungnya yang selalu mengharapkan kehadirannya di malam kami merindukannya.
Jungkook-ah, jungkooknya kami. Kau akan terus menjadi bintang itu. Bintang yang selalu ada dihatiku, dihati jimin, hyung-hyung, Bang PD-nim, ayahmu, ibumu, dan yeri.
Ayo adik kecilku. Ayo kita bermain lagi. Ayo kita berlatih lagi, ayo perlihatkan otot yang sedang kau buat?
Oh tuhan...
Aku tahu itu tak akan lagi ada. Bahkan aku telah terbiasa selama 2 tahun tanpanya dulu, Tapi kebiasaan ku selama 2 tahun itu tiba-tiba menghilang. Menghilang tak berbekas. Aku semakin tidak biasa.
Rasanya baru kemaren dia datang tanpa senyum.
Rasanya baru kemaren ia memanggil namaku.
Rasanya baru kemaren ia berlari dari jimin.
Rasanya baru kemaren dia bernyanyi bersamaku.
Kemana kebiasaanku 2 tahun itu? Apa kau membunuhnya? atau kau jungkook-ah?.
Baik lah. Jungkook tak akan datang lagi. Jungkook tak akan pernah hidup lagi.
Aku akan mengingat hal itu hingga akhir hayatku. datang lah dalam mimpiku jungkook ah.
"Hyung, ayo kita main?"
End
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Jungkook (bts fanfiction)
Фанфик"tiba-tiba saja seseorang datang pada team kami. ia hanya seorang bocah berumur 16th dari busan. datang dengan tampang yang datar, dengan sejuta kebanggaan, kehormatan dan kemarukan. ia dipilih, bukan, ia memilih. dia.. cemerlang, mempesona, berkh...