"Apa yang kamu lakukan!!? Kamu mau mati hahh !!!! ".
Bentaknya dengan nada yang tinggi."Kak ang...ga..raa..". Kata ku dengan terbata bata. Aku gak nyangka kalau dia ada di sini. Tadi dia memang menelpon ku dan ingin menjemput ku. Dan aku bilang aku tidak ingin dijemput. Tapi, bagaimana bisa dia ada disini ..... ? Tau dari mana dia aku disini...?
"Mau mati ya". Katanya sinis.
"Nngg..gakk.. kok..". Kataku dengan suara sangat pelan.
Dia hanya menghembuskan nafas pelan untuk meredam emosinya."Lain kali hati hati, gimana tadi kalau kamu tertabrak mobil itu? Kalau ada masalah sebaiknya cari tempat untuk memikirkan masalah itu. Jangan sambil jalan kayak gitu. Itu bahaya al. Lain kali jangan diulangi lagi ya". Katanya dengan suara lembut sambil mengelus kepala ku.
Kesambet apa ni orang? Bisa ngomong panjang lebar gitu.
"Ia deh maaf, aku tadi teringat bunda aja ". Kataku sambil menunduk.
"Bunda?? Sudah lah jangan diingat ingat lagi, bunda kamu sudah tenang disana, kalau kamu rindu, berdoa saja kepada allah ". Katanya.
"Yaaaa itu pasti". Kataku sambil tersenyum kearahnya.
Aku yakin papa sudah kasih tau sama kak anggara tentang bunda. Itu sebabnya nya dia sudah tau.
"Ya udah, ayo kakak antar pulang". Katanya sambil menarik tanganku.
Aku mencoba untuk melepas genggamannya, tapi benar benar tidak bisa dilepas karna tenaganya yg melebihi ku. Bahkan kak anggara tidak peduli dengan bantahan ku. Dia hanya diam dan berjalan sambil menatap lurus kedepan. dengan tangannya yang tetap menggenggamku. Akhirnya aku pun pasrah dan tidak membantah lagi.Di dalam mobil, kami hanya diam tanpa ada yang bicara.
Tapi, ada yang mengganjal di hati ku. Ada yang ingin kutanyakan pada nya. Akhirnya aku pun berbicara untuk menghilangkan keheningan."Emmmm... bagaimana bisa kakak tadi disitu? Kok kakak bisa tau aku disitu sih? Apa dari tadi kakak ngekorin aku ya". Kataku dengan tidak sabar.
"Semenjak kakak nelpon kamu tadi kakak sudah mengikutimu. Kakak sudah di taman saat itu". sambil sekilas melirikku.
"Benarkah? Kurang kerjaan sekali ya". Kataku sambil nyengir gak jelas.
"Jangan nyari ribut al". Dia bicara dengan wajah jengkel.
Aku mencoba menahan tawa karna melihat wajahnya yang menahan kesal. Menurutku itu lucu.
"Makasi sudah menolong ku, kalau gak ada kak anggara, pasti aku sudah tertabrak". Kataku sambil menunduk
"Ia sama sama. Setelah kakak mengantar kamu ke taman tadi, perasaan kakak tidak enak. Jadinya kakak putuskan untuk menyusul ke taman. Kakak sudah telpon kamu agar kakak jemput. Tapi kamu memilih naik bus. Jadinya kakak ikuti saja dari belakang". Katanya panjang lebar sambil tetap fokus menyetir.
"Ooo gitu yaa... ngomong ngomong nama kakak panjang sekali ya? Gak enak manggil kakak dengan sebutan "kakak anggara", harus tarik nafas dulu kalau manggilnya. bagaimana kalau aku panggil "kak valdi" ??? ". Kataku sambil menghadap dia. Entah kenapa tiba tiba saja aku jadi sok akrab sama orang yang ada disamping ku ini.
" terserah kamu saja al". Katanya sambil tersenyum tipis ke arahku.
Aku tak menanggapinya lagi. Dan keheningan pun kembali menyelimuti.
akhirnya sampai juga dirumah ku.
"Akhirnya sampe juga". Sambil melihat lihat tas ku dan dibawah kakiku, mana tau ada barang yang tertinggal. "Ya sudah, kalau gitu aku masuk dulu ya kak ang.. eehhh kak valdi". Kataku tersenyum ke arahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband A Doctor
RomansaMempunyai seorang suami yang berprofesi yang sama dengan kita, mungkin itu sangat menarik. Asalkan memiliki sifat yang wanita idamkan selama ini. Bukan seperti dia yang memiliki sifat yang menyebalkan, dingin, cuek, Kepedean... Haaahh entahlah. Nama...