"Sisilya zahra?"
"I..iya, saya minta maaf." Jawabku gugup saat dia terus saja menatapku.
"Lo lupa ama gue si?" Dia bertanya membuatku berpikir keras.
Kuperhatikan dengan seksama wajah lelaki di depanku ini. Wajahnya begitu familiar. Kuacak-acak lagi isi otakku mencari lembar berkas orang yang ada di depanku ini.
And Bingo.
"Jonas?" Akhirnya aku dapat mengingatnya.Dia teman teman SMA dika. Tadinya Dika sekolah di SMK PK (perikanan-kelautan). Tapi karena peraturannya terlalu ketat dia pindah ke SMA PGRI, kalau sekolah disitu mah yang penting uang spp lancar biarpun gak pernah masuk kelas dijamin lulus. Dan si jonas ini satu komplotan sama dika.
"Iya, tambah ganteng ya gue sampe lo pangling? Canda jonas yang membuat kami tertawa bersama.
"Ngapain lo disini?"
"Ada bisnis ma abang lo, sekalian mau ngisi perut."
"Bisnis apaan? Paling-paling lo ngajakin abang gue jadi makelar marmut." Ucapku mencibir
"Mulut lu kalo ngomong suka bener, neng. Ayo sekarang gantiin bakso gue." Sahut jonas sambil menoyor kepalaku.
"Nama gue bukan oneng, gue pesenin lagi baksonya tapi ntar lo yang bayar sekalian sama es jeruknya." Aku terbahak terus berlalu memesan makanan.
Dan kami pun makan siang bersama sambil mengenang kenakalan masa SMA. Yang ternyata setelah dewasa semua terasa konyol. As silly as fun.
"Jo gue duluan. Thanks udah ditraktir."ucapku setelah menghabiskan makananku dan kulihat dika juga udah menuju kemari.
"Ini namanya perampokan Si. harusnya lu yang traktir gue, nyet."protes jonas kepadaku
"Ntar, malem jum'at kita jalan. Gue traktir lo di warkop deket kuburan."sahutku yang di hadiahi lemparan tisu bekas lap ilernya. 'Ish najong'
________________Setelah tragedi di kantin yang mempertemukan kembali aku dan jonas. Sekarang kami jadi sering jalan bareng. Semakin hari kami semakin akrab.
Setelah menghabiskan waktu dengan nongkrong di cafe seperti biasanya.
Malam ini jonas mengajakku ke rumahnya, ternyata jonas tinggal di sini hanya dengan kakaknya. Sedangkan orang tuanya tinggal di kampung halaman mereka.Jonas menghentikan motor sport warna merahnya di depan rumah yang tidak terlalu besar tapi design nya sangat menarik. Aku segera turun mengekori jonas yang brjalan di depanku.
Setelah membuka pintu dan mempersilahkan aku masuk. Jonas beranjak kedapur untuk mengambilkanku air minum.
"Sini aja, jangan kemana-mana."pesannya padaku.aku mengangguk dan kuacungkan ibu jariku.Ku edarkan pandanganku mengelilingi setiap sudut rumah ini. Kurasa cukup rapi mengingat yang tinggal disini cowok semua. Hingga kudengar langkah kaki menuruni anak tangga.
'Omegot'
Mataku menanggkap sesosok manusia yang ketampanannya melebihi ketampanan dewa yunani, yang artinya dia lebih tampan dari jonas. Dia berjalan menuruni anak tangga dengan rambut setengah basah dan wajah yang begitu fresh. Kurasakan semua melambat seperti adegan slow motion seperti di film-film.
"Sisii."jentikan jari di depan wajahku membuyarkan semua imajinasiku.
'Dasar si jonas kampret gak bisa liat orang seneng aja' batinku kesal
"Hapus dulu noh iler lu." Dan dengan bodohnya aku mengarahkan tanganku ke ujung bibirku. Dan itu sukses membuat jonas terbahak menertawakanku. Aku menatapnya tajam menyembunyikan rasa maluku.
Hingga sebuah berat yang tegas menghentikan tawa jonas.
"Jonas."
