Sabtu pagi, alarm berbunyi pergi ke salon percantik diri.
Alunan musik rap dari Yakko menemani di sabtu pagi yang cerah ini. Kugoyangkan gagang sapuku kekiri dan kekanan membersihkan setiap sudut rumah ini. Siapa tau ntar malem aliando ngapel.
Kling klung
Handpone ku berbunyi. Dari nada nya sih keliatannya ada pesan line. Segera kuambil ponselku yang ku taruh di meja depan televisi dan kurebahkan badanku di sofa mrncari posisi yang nyaman.
Digo: ntar... malem minggu ya?
Mau apel apa mau anggur?
Aku tersenyum membaca line dari digo."Pake nanya lagi. Kalau lagi kecintaan banget gini ya maunya di apelin lah."aku menulis balasan untuknya. Tapi belum sempat aku mengirim, ponselku berbunyi menandakan ada video call. Dan dengan cepat ku geser tombol hijau di layar ponselku.
"Hai."sapa seseorang saat dia muncul di layar ponselku.
"Hai."balasku sambil tersenyum manis padanya.
"Lama banget sih balesnya, sampai lumutan gue nunggunya." Gerutunya sambil memperlihatkan muka kesalnya.
"Sorry, tadi masih bersih-bersih. Lagian ini tadi juga mau dibales kok."kataku memasang wajah memelas.
"Gue udah bosen sama anggur yank, masa masih mau lu anggurin juga. Sekarang mah maunya di apelin."lanjutku sambil tertawa.
Dan seketika wajahnya terlihat berseri-seri dan itu menambah level kegantengannya jika di ukur menggunakan ganteng meter.(kayak iklan sabun muka yang dibintangin ariel)
"Oke sampai ketemu ntar malem,muachh." Dan panggilan berakhir.
'Dasar Digo'
__________Tok tok tok
Jam tujuh malam, suara pintu di ketuk. Jantungku berdetak dua kali lebih cepat. Pertama kali ada cowok datang kerumah buat ngapelin. Aaaaaaaaa, gimana ya rasanya? (Maafkan kenorakan saya)
Sebelum membuka pintu kutatap lagi pantulan diriku di cermin, kubenahi lagi rok bunga-bunga yang ku pakai. Terlihat cocok dengan kaos berwana peach dengan lengan sebatas siku yang nampak pas di badan mungilku ini. Tak lupa ku sisihkan sedikit rambut kebelakang telinga dan ku jepit dengan jepit rambut yang berbentuk seperti pita.
Kubuka pintu dan seperti slowmotion kulihat pangeran tampan dengan celana dan jaket jeans model sobek-sobek di beberapa bagian. Dan jambul nya yang bergerak seperti tertiup angin. Seperti sebuah adegan saat Iqbal buka pintu dan ngeliat Asna di serial OK-JEK.
Hingga kemudian imajinasiku di buyarkan kan oleh suara tawa keras Digo yang menatapku dari atas sampe bawah.
Kenapa? Apa ada yang aneh? Kok di ketawain? Kesellllllll! berbagai pertanyaan berputar di otakku.
"Ih, unyu." Ucap digo sambil memainkan jepitan rambutku.
"Gitu aja teruusss." Aku yang kesal langsung berlalu masuk dan kurasakan dia mengikuti di belakang. Dan kami sekarang sudah duduk bersebelan di sofa ruang TV.
"Cantik, kok ngambek sih?"
"BODO."
"Adek, sekolah di mana?"
Apaan coba? Masa aku disamakan sama anak SMA?
Di puji dikit kek. Aku dandan kayak gini juga buat dia. Kan malu kalo udah dandan cantik tapi malah diledekin.Karna kesal, kulepas jepit rambut yang kupakai dan kulemparkan ke meja di depanku.
"Kok dilepas, sih?kata digo sambil mengambil jepitan rambutku kembali.
"....." aku masih diam.
"Coba sini." Digo menangkup pipiku dengan kedua tangannya. Menyishkan lagi rambutku dan memasangkan jepit nya kembali.
"Cantik." Serunya dan tangan nya beralih memegang daguku. Kurasakan wajahnya semakin mendekat yang membutku sedikit susah untuk bernafas.
Dan bibir merah itu kini sudah mendarat di bibirku. Basah dan kenyal. Berawal dari kecupan-kecupan hingga kini dia mulai melumat dengan lembut membuatku serasa terbang. Saling melumat, saling menjilat dan bertukar saliva membuat nafas semakin memburu. Kututup mataku merasakan dan menikmati setiap sentuhan darinya.
"Digo." Panggilku disela ciuman kami.
"Hmm." Gumamnya.
"Shhh" aku mendesah saat tangan digo menerobos masuk kedalam kaosku, mengusap perutku dengan lembut dan mulai meremas payudaraku, kurasakan bagian bawahku berdenyut saat digo memilin lembut putingnya. Sensasi yang baru pertama kali aku rasakan.
Sedangkan bibirnya masih saja terus menciumi ku. Memberikan kecupan kecil dileher dan beralih kedaun telinga yang membuat buluku kuduk ku meremang.
Kubuka mata saat tak ada sentuhan lagi darinya. kudapati wajah tampan lengkap dengan senyum manisnya. Mau tak mau aku juga memberikan senyuman termanisku padanya.
"Maaf" ucapnya lembut padaku lalu mengecup singkat bibirku. Membuat pipiku memanas diperlakukan semanis itu.
Aku hanya mengangguk dan berusaha menyembunyikan wajahku yang mungkin sudah memerah seperti tomat. Hingga dia menarik kepalaku untuk bersandar didadanya. Dan kurasakan kehangatan dan kenyamanan saat berada di pelukannya seperti saat ini.
Akhirnya, malam minggu ini kami lewati dengan penuh cinta.
_______Berantakan!!
Sorry kalo gak dapet feelnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/66831760-288-k464767.jpg)