Delapan

3K 222 7
                                    

Fatma's POV

Wanita yang selalu kusebut Bunda telah pergi selamanya. Bunda yang selalu menyambut kepulanganku dari pesantren. Bunda yang selalu mengusap dahiku. Bunda yang selalu menyiapkan teh manis kesukaanku. Teh buatan Bunda memang terbaik. Wanita itu pergi. Wanita yang selalu menyebutkan namaku dalam doanya. Wanita yang selalu bangun di sepertiga malam demi mendoakanku dan Mas Reyhan. Tak ada lagi wanita yang rela bangun di sepertiga malam demi mendoakanku. Karena satu-satunya wanita yang rutin melakukannya telah pergi.

Bunda.. Kenapa secepat itu? Aku belum sukses, Bunda. Aku belum menjadi Hafidzah Quran seperti yang Bunda inginkan. Aku belum menduduki peringkat satu di kelas seperti yang Bunda harapkan. Aku belum berhasil membelikan baju batik yang Bunda inginkan. Aku belum berhasil membawa Bunda ke Tanah Mekkah. Aku belum berhasil, Bunda.

Bagaimana hidupku nanti? Tak ada lagi yang memasak untukku di setiap pagi. Tak ada teh enak itu. Mengapa secepat itu, Bunda?

Aku lelah menangis, Yaa Rabb. Masalah menyerbuku dari berbagai arah. Mengapa, Yaa Rabb? Bukankah sudah jelas bahwa aku bukanlah seorang hamba yang kuat? Buktinya aku menangis sepanjang hari. Mengapa seperti ini, Rabbii? Ah ya, aku terlalu jauh dariMu. Aku terlalu jauh untuk disebut sebagai hamba yang bertakwa. Aku kotor, Yaa Allah. Aku dilumuri dosa.

Semuanya pergi. Sahabat yang paling aku percaya, Faqih. Wanita yang selalu menunggu kepulanganku, Bunda. Lelaki yang mampu menjatuhkan hatiku, Ridwan. Mengapa semua jauh, Yaa Allah? Aku harus bagaimana menyikapinya? Aku tak kuasa. Hatiku terlalu lemah untuk kuat. Aku tak kuasa ! Aku tak bisa !

***

Maaf ya kalo bagian ini dikit banget. Sesekali publish dikit, biar nggak bosen.. Selamat membaca..

Vote n' Comment yaa.. Thx..

by: L-Safina

#1. Cintaku Terhalang Dinding PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang