Bab 6

1.3K 78 7
                                    

Hari Senin adalah hari paling sialan dalam tujuh hari di kamus kebanyakan pelajar. Begitu pula para pekerja yang masih tidak bisa move on dari weekend. Mereka pikir segala sesuata menjadi buruk ketika hari Senin menjelang. Kyunghee Univercity benar-benar punya kualitas baik, dari segala sesuatunya. Tapi mungkin ketika melihat bagaimana seorang pengangguran cerdas tapi miskin sedang mati-matian mencari beasiswa penuh, kau akan bertanya-tanya bagaimana ia bisa hidup dengan kokoh seperti itu di tempat seperti Kyunghee. Memang Cho Kyuhyun memenuhi kualifikasi sebagai mahasiswa yang akan lulus tanpa menunggak satu semester pun. Sangat memenuhi malah. Tetapi apa pun itu, terlepas dari kualifikasi yang sangat good, Kyuhyun tetaplah pengangguran yang harus melawan pemburu beasiswa penuh lainnya. Dan satu-satunya yang membuatnya bertahan adalah... dirinya sendiri. Mungkin memang dia miskin, tapi itu semua tidak akan menghalangi mimpinya. Kau... tahu apa mimpinya? Cho Kyuhyun, 22 tahun, mimpinya adalah terbebas dari kemiskinan--tidak, sebenarnya menjadi tidak miskin itu hanya mimpi relativenya, Kyuhyun hanya ingin tidak kelaparan di saat-saat genting dan ingin punya uang untuk sisa hidupnya. Itu saja. Tidak lebih.

Setengah jam lalu, setelah ia menyelesaikan kuis dari Pak Nam, ia mendapat pesan singkat dari nomor baru yang isinya;

From : 010xxx xxx xxx

Aku ada perlu denganmu. Aku tunggu di Perpustakaan Pusat.

dan membuatnya mengeryit. Pasalnya si pengirim ini tidak menyertakan nama atau semacamnya di pesan tersebut, hingga membuat Kyuhyun cukup penasaran. Jadi sejak empat menit lalu ia berdiri di dekat PC searching. Tapi tak seorang pun kunjung menghampirinya. Jadi Kyuhyun memutuskan bahwa si pengirim SMS adalah orang iseng.

"Aku akan mati kaku karena penasaran. Kira-kira siapa ya?" Demi Tuhan, Kyuhyun bukanlah tipe orang yang ingin menanggapi hal-hal semacam ini. Biasanya ia terlalu gengsi dengan orang-orang baru. Tapi apa ini? Kyuhyun mulai meninggalkan kebiasaan lama.

Kyuhyun memutuskan pergi dari perpustakaan. Tiba-tiba ia ingin menyesap kopi hitam. Dan makan roti anti lemak.

Ia keluar dan menerobos begitu saja pintu kaca yang terbuka selebar tiga kepalan tangan, tapi lengannya seperti tersangkut sesuatu yang besar--seperti tangan yang... errr, bisa membuatnya tidur hanya karna sentuhannya. Oke, ini tidak masuk akal. Tapi ya, aku tidak sepenuhnya salah.

"Apa yang ka---" Kyuhyun merasa lidahnya kelu. Tiga minggu tidak melihat wajah angkuh yang membayanginya akhir-akhir ini membuat Kyuhyun benar-benar lemas ketika bahkan wajah itu hanya berjarak empat jengkal dari wajahnya.

"Aku belum bicara tapi kau sudah mau pergi. Setidaknya temui aku dulu." Ujar Siwon seraya menarik lengan Kyuhyun agar tubuhnya tidak lagi terhimpit pintu kaca. "Lihat, bahkan kau memelototiku!"

Kyuhyun terkesiap, "Ah, maaf." Ia membetulkan kacamatanya dan berdiri tegak, "Apa kabar?" Kyuhyun berusaha agar suaranya terdengar jernih, sebenarnya ia sangat gugup. Dan dia tidak tahu apa yang sedang terjadi pedanya. Ini pertemuan pertamanya setelah tiga minggu tidak bertemu. Pertemuan terakhirnya sangatlah buruk.

Siwon menggeleng, "Buruk. Kau tahu, nilaiku turun lagi. Maksudku, yang kemarin bahkan tidak ada kemajuan." Siwon mendecih. "Itulah kenapa aku menemuimu."

Tidak. Itu menyakitiku. Yang kumaksud adalah kukira dia benar-benar ingin menemuiku. Kyuhyun membuang jauh pikiran yang tidak-tidak barusan. Ia berusaha menepis rasa gugupnya. Perasaan macam apa ini? Aku tidak waras!

"Benarkah?" Jadi hanya itu yang keluar dari mulut Kyuhyun. Seperti biasa, itu sangatlah dingin dan menusuk. Choi Siwon hanya kecewa. Ia menginginkan reaksi yang lebih dari Kyuhyun.

"Kita mulai saja lagi."

"Kita bahkan tidak pernah mengakhirinya, Won!" Kata-kata cepat Kyuhyun barusan malah membuat mata Siwon cemerlang. Ia tahu, memang ia tidak pernah mengakhiri bisnis mereka kemarin, hanya saja, dirinya sendiri yang terlihat lari dari masalah. Tetapi Siwon senang, cukup senang karena Kyuhyun juga berpikiran seperti itu.

InkonfesoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang