Awal (sudah di edit)

467 64 55
                                    

Selamat membaca:)


Dimulai dengan senin pagi yang cerah, Anggun sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Anggun bukan anak manja dengan segala fasilitas yang ada. Setiap hari, dia selalu hidup sendiri, bahkan terkesan mandiri. Hal ini berkaitan dengan masa lalunya. Ah sudahlah, lebih baik pergi ke sekolah.

Anggun dengan semangatnya, mengendarai motor bebeknya,berlalu di hembusan angin. Ini adalah motor kesayangan hasil jerih payahnya.

Tiba-tiba...
D
U
A
R
R
R
R
R
R
Duuuuaaaaaaaaaarrrrrrrrr!!!

"Ya ampun,bubur kampiun,dimakan pake durian,enaknya kebangetan, ban ku telah tertelan,"

Aaaaahhh kenapa harus meletus di tengah jalan begini sih, ini bukan balon hijau yang meletus di lagu balonku, tapi yap! kalian benar, ban motor yang belum ku ganti selama 3 tahun ini, meletus dengan semangat pagi ini. Batin anggun

Tiba-tiba hp Anggun bergetar
Sari : Angguuuun, lo dimana?
Sari : ang to the gun,Pak Indro mau masuk nih.
Sari : oiii
Sari : cepetan Nggun, ah lama banget lo.
Anggun : Bantuin gue sar,ban gue pake acara meletus, kek Gunung berapi ae.
Sari: seriusan? Ah,tamat riwayat lo. Parah, Pak Indro udah masyuuk:') gimana dong :( nanti gue bilang lo sakit deh
Anggun : kasih gws dong :v
Sari : haha lucu -_- bhaaay, gue belajar ye gugun.
Anggun : Y
Sari : GA SAKIT KOK.Y nya sendirian tuh, kek jon*s
Anggun : Ya
Sari : aaaaaaa maaciii ea

Dasar sari, ga bisa bantu temen sedikit pun. Peace sari, ah ga asik,Kasih semangat kek! Eh iya dia kan udah baik mau izinin gue,haha.

"Mbak kacamata, mau sampai kapan berdiri di tengah jalan ? Mau di tabrak langsung atau di klakson dulu ?"

Sesorang berteriak di belakang Anggun.
Aaaaa,siapa si--
(Anggun melihat ke belakang)
.
.

1 menit, 2 menit, 3 menit,1000 menit

"Mau sampe kapan liatin gue?"
Anggun terbangun dari lamunannya.

"Maaf,gue gak maksud. Maaf"
Anggun harus segera pergi,tidak baik membuat jantungnya berdetak dengan cepat.

"Itu kenapa motor lo ? Rusak? Motor tua emang gitu ya?"

Ah cowo ini, ganteng tapi jutek banget. Apa gue bilang ganteng ? Pasti efek belum makan tadi pagi,yaelah. Batin Anggun

"Gapapa, permisi."

"Dari tadi geleng-geleng mulu. Itu bocor kan ? cewe mah selalu bilang gapapa. Basi banget. Btw, lo anak sma goldvenus kan? Ikut gue sekarang,"
Dengan santainya, ia mengenggam tangan Anggun.

"Ah anu,iya. Kemana kak?"  Jawab Anggun sedikit gugup.

"Ya ke sekolah la, emang lo fikir kita mau ke taman atau pantai, supaya romantis gitu? Ngaco,"

"Bareng kakak? Ngga git--"

"Udah,ga usah banyak bacot. Naik gih" Cowo itu menghela napasnya

"Iyadeh kak"

Anggun dengan pasrah masuk ke mobil kakak kelasnya itu, walau sedikit ada rasa kebingungan di hatinya.

Di perjalanan, Anggun sangat tidak percaya akan berbicara dengan kakak kelas yang dikaguminya, yap Farhan. Bahkan, satu sekolahan tau,jika Farhan tidak pernah membawa wanita lain ke dalam mobilnya, kecuali bundanya.

"Woi,udah sampe. Mau sampe kapan ngelamun disitu ? Atau jangan2 lo ngarep bisa duduk di mobil gue lagi ?" Anggun tersadar dari lamunanya.

Kenapa sih, cowo ini selalu jutek kepada wanita. Apakah dia homo?

"Ngga, tadi aku cuman liat pintu mobil kakak banyak upilnya" Ledek anggun

"Haaaa ?" Bagaimana ia tahu, eh bagaimana itu bisa ada. Secara gua orang paling bersih di dunia. Bathin Farhan.

Anggun berlari dengan kecepatan penuh dan berteriak keras.

"Makasi cowo jutek,"
Ah cewe itu membuat Farhan tersenyum tipis, ditambah kesal yang tebal.

Semua orang yang mendengar pasti tidak tau, kepada siapa yang dituju. Kecuali mr.jutek yang sedang meneliti mobilnya.

---

Sesampainya di kelas, Anggun memasang tampang nerd nya. Ia memasuki kelas dengan gugup, karena pak indro dengan gagah berdiri sedang menghukum murid yang tidak mengerjakan pr.

"Permisi pak, boleh saya masuk?"

"Astaga, Anggun sudah jam berapa ini? Kamu fikir sekolah ini bisa seenak jidat kamu," balas Pak Indro, seperti sedang menyidang tersangka.

"Maaf pak, saya belum coba rasa jidat pak" Seisi kelas tertawa terbahak-bahak.

"Diam semua! Anggun kamu sakit?"

"Nggak Pak,"

"Tapi di absensi, kamu sakit anggun,"

Sari mengerlingkan mata, mengode Anggun yang tengah bingung.

"Oh, tadi pagi iya Pak. Perut saya mules karena pecel lele semalam, yang sambal terasi nya mantap dan pedes,Pak,"

"Oh iya, dimana kamu beli? Eh maksud bapak sekarang bagaimana keadaanmu ?" Selidik Pak Indro

"Baik,pak."
*emang aku ga sakitt pak. Batin Anggun.

"Ya sudah, kamu boleh dudu---"
Yeeeeee boleh dudu?? Yesss berhasil.

Tiba-tiba, terdengar suara tepuk tangan seseorang.

"Hebat ya lo, bukannya lo ngelamun ditengah jalan. Makanya lo telat. Dia bohong pak, tadi saya lihat dia baik-baik aja kok,pak."

"Benar Anggun?!" Pak Indro melotot kepada Anggun

"Ng bukan gitu pak, anu itu saya ta--"

"Sudah, kamu ikut Farhan ke ruang piket. Kamu dikenai minus 20 karna terlambat. Bapak kecewa Anggun, kamu tega duain eh bohongin bapak"

Semua kelas bersorak, "baper euy, bapak baperr perrr,huuuuu"

Tapi Anggun menatap cowo ini dengan tatapan malas. *Arrrrgghhh cowo ini*

Mereka pun berlalu dari hadapan Pak Indro.

****

"Dua kata untuk deskripsiin kamu, cowo JAHAT"

Setelah itu Anggun pergi dengan kekecewaan,bagaimana tidak seseorang yang dia kagumi, menghancurkan harinya. Ia berjanji akan cepat-cepat move on walau sebenarnya tidak mungkin.

"Bukan itu maksud gue, tap--, ah dasar cewe oon. Gue tu mau nyelamatin dia dari pak indro, karna pr matematika nya aja masih di motor tadi. Ya walaupun gue baru inget. Ah sudahlah pergi jauh-jauh dari hidup gue ayaa" Tapi tak ada gunanya, Anggun sudah berlalu dengan cepat.

Anggun akhirnya, pergi ke uks. Tak ada yang tahu, Anggun bermain petak umpet alias bersembunyi. Dia tidak mau mendapatkan minus, apalagi harus di panggil orangtua, bisa-bisa tembok persembunyian hidup yang ia bangun selama ini hancur. Hanya karena Farhan.

Bersambung....

AnggunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang