Selamat membaca:)
Ceritanya ada perubahan sedikit ya."Nih, udah gue nilai latihan lo. Dari 20 soal, lo hanya bisa menjawab 3 soal dan 1 soal bonus karna salah soal." Farhan mengusap wajahnya kasar, entah berapa kali Anggun diteriaki oleh Farhan.
"Maaf kak, tapi Anggun udah sekuat tenaga ngerjainnya" Jawab Anggun pasrah.
"Kalau kayak gini,gue yakin lo ga bakalan naik kelas"
Farhan lalu mengambil hp Anggun tanpa izin, dan semenit kemudian ia meletakkannya dimeja.
"Belajar lagi dirumah, untuk hari ini cukup sampai disini." Farhan memakai jaketnya dan pergi meninggalkan Anggun.
Suasana sekolah sangat sepi, karena jam sudah menunjukkan pukul 15.55. Itu berarti 5 menit lagi sekolah akan ditutup.
Anggun berlari menuju gerbang, tetapi area parkir sudah dikunci. Dan motornya ada disana, sedangkan Satpam sekolah juga tidak ada di sana. Anggun bingung, rumahnya sangat jauh dari sini. Bagaimana dia bisa pulang.
Tiba-tiba tetesan air hujan membasahi kepala Anggun. Tapi, Anggun membiarkan dirinya terkena tetesan hujan.
Dan tiba-tiba pada saat itu juga seseorang mengenggam tangan Anggun, menariknya menuju halte di depan sekolah. Anggun menatap punggung orang itu. Tangan yang sama, yang membuat Anggun nyaman di dekatnya.
"Hobi lo ngelamun mulu ya? Ga tau kalo udah gerimis?" Farhan menatap Anggun yang sedang bermain tetesan hujan.
"Iya, gue tau kak." Jawab Anggun singkat, badannya sudah lemas akibat aktivitasnya beberapa hari ini sangat padat. Ditambah hujan yang membuat kepalanya semakin pusing seakan berkunang-kunang.
"Oon juga ya, udah tau hujan malah ga neduh gitu, bego " Farhan ingin melihat ekspresi marah Anggun, apalagi melihat dia kehabisan kata-kata untuk membalas perkataan farhan.
Tapi,Anggun hanya diam dan mengusap telapak tangannya yang sudah sedingin es. Dan hal itu membuat Farhan bingung mengapa Anggun tak menggubris kata-katanya seperti biasa. Mereka saling diam, dan hanya hujan deras yang terdengar.
5 menit berlalu, tapi hujan tetap turun dengan derasnya.
"Panas banget sih, gerah gue." Gumam farhan.
Farhan melepaskan jaketnya, dan melemparnya di hadapan Anggun yang sedang duduk kedinginan.
"Pakai aja, ga usah sok malu-malu kucing gitu. Gua ga ada penyakit kok." Farhan berbicara sambil melihat hujan.
Anggun segera memakai jaket farhan, karena sudah menggigil.
DrrrtttttKevin : Anggun lo dimana? Gue liat motor lo masih ada. Pulang bareng gue, ini hujan deras gun. Tunggu gue di depan gerbang ya. Ga terima penolakan.
Anggun hanya melihat line dari kevin di layar handphone nya. Ketika ingin membalas line nya. Ada Suara sepatu mendekat dan suara itu semakin dekat.
Tiba-tiba Farhan mendekat ke hadapan Anggun. Tanpa ada yang bersuara lagi, dan tanpa aba-aba Farhan mengusap telapak tangan Anggun yang dingin dengan lembut. Anggun hanya diam terpaku melihatnya.
"Jangan pernah melihat seseorang dari luarnya saja. Lihatlah awan hitam yang menakutkan dan tidak bersahabat, ia berusaha menurunkan hujan deras nan gelap. Supaya timbul pelangi yang lebih indah" Farhan bergumam sendiri.
Tapi, Anggun tidak bisa lagi melihat. Karena mata nya semakin berat dan terpejam begitu saja.
-------
Anggun terbangun setelah lama ia terlelap. Tapi, ia tidak berada di kamarnya. Yap, kamar pink yang berukuran lebih besar dari kamarnya. Tidak hanya itu, baju sekolahnya juga sudah berganti dengan baju tidur.
"Eh, Anggun udah bangun yaa. Ayo makan malam udah siap, udah ditungguin sama yang lain dibawah."
Perempuan itu tersenyum kepada Anggun."Maaf tante, aku ada dimana ya? Dan ini rumah siapa?" Anggun bingung dengan semua ini.
"Haha, ayo ikut tante kebawah. Nanti kamu pasti tau jawabannya. Aduh, panggil bunda aja ya. Biar lebih enak dengernya" ucap wanita itu. Anggun hanya mengangguk lemah.
Bunda nita keluar dari kamar diikuti oleh Anggun yang hampir mati penasaran.
--------
Setibanya di ruang makan, Anggun kaget karena di sana sudah ada Farhan,Fathur (ketua rohis di sma goldvenus). Anggun duduk disebelah bunda nita. Sedangkan Fathur dan farhan bersebelahan. Hanya satu kursi saja yang kosong, yaitu kursi kepala keluarga.
"Hai, lo yang namanya Anggun kan? Kelas 10? Kenalin gua Fathur, abangnya si farhan bantet. Farhan banyak cerita tentang lo" Fathur membuka pembicaraan dan mengulurkan tangannya.
"Jangan pegang-pegang tangan Anggun, dan satu lagi gue cuman cerita masalah belajarnya dia" Farhan menyalami Fathur dengan keras, mengisyaratkan agar dia diam saja.
"Cieee cemburu, belum dipegang aja udah langsung waspada si bantet." Balas Fathur.
"Iya kak. Satu sekolah juga tau kalo kakak ketua rohis haha, tapi masih ga nyangka kalo kak fathur adalah kakaknya si bantet" Sedetik kemudian, anggun menutup mulutnya karna keceplosan.
"Hahahahahah, bantet deh bantet" semuanya tertawa termasuk bunda nita.
"Ayo anak-anak, jangan ketawa mulu. Ga bakalan kenyang kalo makan ketawa. Anggun makan yang banyak ya. Jangan malu-malu sama bunda"
"Iyaa, ini makan ayam goreng,sup,rendang sama sayur gun." Fathur memberikannya ke piring Anggun. Sengaja membuat panas Farhan disebelahnya.
"Makasi kak, ini banyak banget kak" Anggun geleng kepala melihat piringnya yang sudah penuh.
Suasana ini yang sangat dirindukan Anggun, kebersamaan ini. Tapi tidak lagi didapatkannya.
"Bunda ke dapur bentar ya nak" Bunda mengelus rambut Anggun pelan.
Saat Bunda nita pergi ke dapur sebentar. Anggun ingin menyuap nasi nya ke mulut, Tapi Farhan langsung mengambil sendok tersebut, dan menyuapi nya ke mulut Anggun.
Karna sedikit belepotan, ia mengelap nya menggunakan tangannya.Fathur ikut ternganga dibuatnya. Dan ia langsung berteriak keras.
"Bundaa, Farhan nakal bunda. Dia suapin Anggun bundaa"
"Ada apaa fath--? Farhan? Anggun? Muka kalian kok merah kayak tomat hahahaha"
"Hahahahahha, cieeee"
Bersambung...

KAMU SEDANG MEMBACA
Anggun
Fiksi RemajaAnggun diam-diam mengagumi Farhan, sebaliknya Farhan tak pernah mengenalnya. Dia hanya mengetahui Anggun cewek aneh dengan rambut diikat dua, ditambah dengan kacamata tebal. Pepatah memang selalu benar, tak kenal maka tak sayang. Pertemuan awalnya m...