[Sinopsis] Descendants Of The Sun Episode 6 Part 1
"Lalu aku harus bagaimana? Haruskah aku minta maaf atau mengakui perasaanku padamu?" tanya Shi Jin.
Mo Yeon diam sejenak. Lalu ia mengatakan pemikirannya. Shi Jin sangat mempesona tapi berbahaya. Dan karena Shi Jin berbahaya ia tak suka. Setiap kali ia melihat mata Shi Jin, ia terpesona.
Mo Yeon mengingat saat-saat pertemuan mereka dulu.
Mo Yeon berharap ada waktu lebih, jadi ia bisa menata pikirannya, menghilangkan ketakutannya dan menggunakan waktu untu berpikir Jika ia bisa menjadi kekasih dari pria yang mempesona tapi berbahaya. Jika Shi Jin tetap hidup dengan jalan seperti ini, ia tak bisa marah saat Shi Jin meninggalkannya atau tak bisa melarang Shi Jin untuk tidak pergi. Ia merasa bodoh karena memiliki pemikiran rumit itu sendirian.
"Kali ini.. aku akan membuat semuanya menjadi lebih mudah. Minta maaflah. Aku akan memaafkanmu."
"Aku minta maaf. Semoga kau sehat selalu.Hormat!"
Dan Shi Jin meninggalkan Mo Yeon.
Mo Yeon menyalakan lilin. Shi Jin memegangi kalung identitas tentaranya.
Seperti biasa, para tentara olahraga pagi. Mo Yeon keluar dari markas tentara, ia kembali tak melihat Shi Jin. Lalu ia bertanya pada Gi Beom, kemana Shi Jin kok dikantornya tidak ada.
Gi Beom mengatakan kalau Shi Jin ke bandara semalam, mungkin sekarang sudah akan lepas landas. Lalu Gi Beom melanjutkan tugasnya. Setelah memberi hormat.
Mo Yeon menarik nafas,"WAH.. dia tak memberiku kesempatan kedua.
-=Episode 6=-
Shi Jin di studio foto bersama ayahnya dan foto keluarga mereka masih terpajang disana. Ayahnya sedang merapikan seragamnya, ia mengatakan kalau seharusnya Shi Jin menuruti kata-kata Ibunya dan menjadi jaksa atau dokter karena tak seorangpun mengapresiasi tentara jaman sekarang.
Shi Jin mendekati ayahnya untuk membantu Ayah merapikan seragamnya. Shi Jin menjawab ayahnya, kalau ia tidak hanya pandai tapi juga sangat atletis maka akan sayang jika ia menjadi jaksa atau dokter.
Shi Jin hanya meminta ayahnya untuk hidup yang lama dan sehat. Ia berjanji akan menjadi Komandan. Lalu meminta ayahnya untuk menunggu dan mereka bisa mengambil foto saat ia sudah menjadi komandan.
"Aigoo. Siapa yang akan mengangkatmu? Kau bahkan melewatkan kesempatan untuk menjadi mayor."
Shi Jin hanya tersenyum. Ia akan melakukan nasehat ayahnya. Dan berharap Ayahnya bangga.
"Dalam menjadi tentara akan ada hari dimana kau ditempatkan di gardu (guardhouse) itu akan lebih terhormat dibanding promosi jabatan. Kau melakukannya dengan benar."
Tukang foto menyuruh mereka masuk. Shi Jin meminta ayahnya masuk duluan, ia akan membawa Ibunya bersamanya.
Mereka mengambil foto keluarga dengan memegang foto Ibu ditengah.
Dae Young melatih tentara baru dengan sangat keras. Ada seorang yang meluncur menggunakan tali. Tentara itu ketakutan dan berteriak minta tolong. Tidak keren sama sekali.
Dae Young mengawasi mereka dengan naik di punggung salah satu anak buahnya, ia hanya menggunakan peluit untuk membari aba-aba pokoknya enak banget tapi semuanya mengerti dan menjalankan perintah.
Lalu Dae Young minta ganti naik ke pundak tentara satunya.
"Apa kau mau membunuhku?"
"Ya. Pak!"
"Kau tak bisa membunuhku dengan stamina itu. Aku memberimu waktu 30 menit lari ke gerbang utama lalu kembali kesini. Laksanakan!"
"Laksanakan!"
"Jika kau bertemu denganku diluar. Aku rela bertarung dengnmu kapanpun."
Shi Jin tiba-tiba muncul dan meluncur dari atas dengan keren. Dae Young minta diturunkan.
Shi Jin mendarat dengan lancar sepertinya, dan ia menunjukkan V nya. Dae Young menyuruhnya segera turun, tak usah gaya-gayaan. Lalu Shi Jin melemparkan tali yang akan ia gunakan untuk turun.
"Lihat baik-baik. Ini adalah postur terbaik untuk Adding Friction Rappel." Jelas Dae Young.
Shi Jin meluncur kebawah dengan sangat keren, Tentara lain yang melihatnya dari bawah hanya bisa berseru."Wauuuuuu"
Shi Jin berhenti tepat di depan Dae Young. Shi Jin datang karena merindukan Dae Young. Ia mengajak Dae Young minum-minum jika latihan ini selesai.
Mereka sudah ada di bar. Dae Young menanyakan upacara pensiunannya ayah Shi Jin.
"Sangat mengharukan sampai membuatku akan menangis saat beliau menerima buket bunga."
Dae Young senang melihat Shi Jin sehat-sehat saja, lalu mengajaknya bersulang.
Kemudian ada 3 orang tentara masuk. Dae Young mengenali mereka, ia menyembunyikan wajahnya dari mereka. Shi Jin tersenyum.
"Kau tahu mereka?" tanya Shi Jin.
"Aku instruktur Evil mereka."
"Aish.."
Dae Young tak apa, toh ia tak kelihatan seperti tentara. Dan beberapa detik kemudian mereka mengenali Dae Young. Shi Jin menanyakan jalan kabur lalu meletakkan uang di atas meja. Salah satu tentara menagih janji Dae Young yang mau bertarung dengan mereka di luar.
Dae Young menjawab kalau mereka sedang bertemu di dalam sekarang. Wkwkwkwk..
Shi Jin tertawa, ia menepuk pundak tentara itu dan mengatakan kalau tentara itu harus mengubur dendamnya dalam hati terdalam.
"Satu, tiga.." Hitung Dae Young.
Dae Young kabur duluan, namun ia malah mendarat di meja yang dipenuhi dengan tentara. Shi Jin mengikutinya dan syok melihat banyaknya tentara yang ada di reataurant itu. Dari lantai 2 tentara tadi memerintah teman-temannya untuk menangkap Dae Young-Shi Jin.
Karena pintu keluar di seberang, mereka harus melewati kerumunan tentara untuk mencapinya. Tapi mereka bisa lolos lalu kejar-kejaran dijalanan. Sampai masuk toko furniture segala.
Namun akhirnya kembali ke jalan lagi dan mereka menemukan tempat persembunyian.
Dengan nafas ngos-ngosan habis lari, Shi Jin memprotes hitungan Dae Young, masa 3 setelah 1. Dae Young menjawab kalau ia tidak bagus dalam matematika, dan menyalahkan Shi Jin, seharusnya Shi Jin saja yang menghitung kalau memang ia pintar matematika.
Dae Young berkata kalau ia lelah. Shi Jin merasa ini kesempatan bagus untuk bertarung, mengingat Dae Young juga pernah melatihnya dengan sangat-sangat keras dulu.
"Apa kau mau bertarung sekarang?" tantang Dae Young.
"Em.. tidak, setelah aku ingat-ingat, semua yang kupunya adalah kenangan indah."
Lalu Dae Young bertanya, apa Shi Jin minum wine yang ia tinggalkan. Shi Jin merasakannya. Dae Young tanya lagi, apa Shi Jin minum sendirian.
"Aku minum dengan Dr Kang."
"Apa berjalan baik?"
"Tidak."
Shi Jin melanjutkan kalau ia selalu dicampakkan oleh wanita dimanapun ketika ia liburan. Shi Jin masih merindukannya tapi ia yakin akan baik-baik saja segera. Dae Young tak sependapat.
"Aku pikir kita bodoh." Ujar Shi Jin.
"Itu menciptakan sinergi ketika kami bersama."
Dae Young pergi duluan karena rumahnya di sekitar sana. Shi Jin tahu sekarang kalau Dae Young berlari kesana karena rumahnya (tapi, perasaan dari tadi Shi Jin selalu berlari di depan Dae Young.). Shi Jin minta semangkuk ramen tapi Dae Young hanya membalasnya dengan lambaian.
Myeong Joo kembali menelfon Dae Young dan kali ini Dae Young mengangkatnya tapi tak bicara apa-apa tapi Myeong Joo tahu kalau Dae Young lah yang mengangkat telfonnya.
"Oke.. dengarkan aku saja. Tapi jangan tutup telfonnya, mengerti?"
Myeong Joo menjelaskan kalau ia baik-baik saja, ia selalu mengenakan seragamnya jadi tak digigit serangga dan ia dalam keadaan yang sangat baik disana,"Aku sangat merindukan Seo Dae Young."
Myeong Joo menanyakan apa Dae Young bertemu Shi Jin. Ia megadu kalau Shi Jin menjadikannya candaan ketika mereka bertemu di Urk,"Dia bilang aku kesini hanya untuk bertemu denganmu. Dia bilang aku cantik tapi lebih cantik ketika aku membuang kebanggaanku. Aku tak peduli dengan kebanggaanku. Aku tahu seberapa besar Seo Dae Young mencintaiku.
-=kilas balik=-
New Ost
Gak ada percakapan, Cuma banyak lovely-dovely mereka yang bikin bapertingkat dewa..wkwkwkw
-=kilas balik selesai=-
"Apa kau mendengarkanku?"
Myeong Joo ingin mendengar nafas Dae Young sebagai pertanda kalau Dae Young mendengarnya.
Mo Yeon mendapat SMS dari Ji Soo yang sudah menyiapkan wine untuk menyambut kepulangan Mo Yeon ke Korea. Mo Yeon menjawab kalau ia tak minum wine dengan perempuan, sebagai gantinya ia minta Ji Soo untuk menyiapkan pria untuknya, pria yang baik.
"Bagaimana dengan pria yang kau temui di belahan bumi lain? dia bukan tipemu setelah bertemu dengannya lagi?"
Mo Yeon mengetik balasan untuk Ji Soo.
Shi Jin sedang menunggu Bis. Dan ia naik ke dalam bis. Jawaban Mo Yeon untuk Ji Soo menjadi naarasi.
Tidak. Dialah yang terbaik. Aku tak seharusnya menerima maafnya. Aku seharusnya menahannya. Dan aku seharusnya menyatakan cintaku. Aku satu-satunya orang yang melewatkan kesempatan itu. bagaimana bisa orang itu menyukaiku?
Tapi Mo Yeon tak jadi mengirimnya pada Ji Soo. Ia menghapusnya kembali.
Shi Jin sedang main bilyard. Dan saat ia berbalik Dae Young datang dengan memakai kaos dengan motif sama. Shi Jin mengeluarkan ponselnya untuk memotret Dae Young lalu mengirimnya ke Myeong Joo.
Myeong Joo fokus melihat foto-foto Dae Young sampai tak fokus mengobati pasiennya.
Tim medis membantu anak-anak mencuci muka. Chi Hoon bagian memompa air sedangkan Mo Yeon dan Min Ji membantu anak-anak cuci muka.
Lalu anak dari desa Blackey memberi Mo Yeon sebuah gambar. Gambar itu mengingatkan Mo Yeon pada kebersamaannya dengan Shi Jin.
-=kilas balik=-
Mo Yeon memberitahu anak-anak di desa Blackey agar tak menjilati timah hitam karena perut mereka akan sakit dan Mo Yeon meminta mereka untuk berjanji tak akan menjilati lagi. Shi Jin bertugas untuk menerjemahkan kalimat Mo Yeon.
"Jika kalian menjilati benda itu, aku akan menembak kalian." Terjemah Shi Jin.
Anak-anak pun tertawa.
"Sebelum makan pastikan untuk mencuci tangan dahulu." Kata Mo Yeon.
"Jika kalian tak mencuci tangan sebelum makan, aku akan menembak kalian." Terjemah Shi jin.
Anak-anak pun kembali tertawa.
Mo Yeon mendekati Shi Jin, ia penasaran kenapa anak-anak ketawa, Shi Jin tidak mengatakan hal lucu kan? Shi Jin menjawab kalau anak-anak di usia mereka memang banyak tertawa.
-=Kilas balik selesai=-
Shi Jin berkemah diluar. Lalu ia menelfon Dae Young yang sedang ada di basecamp. Shi Jin mengatakan kalau ia sedang memancing di Yangpyeong dengan udara dan air yang sangat menyegarkan seperti sedang terapi.
"Lalu kenapa kau menelfon?"
"Aku bosan. Tak bisakah kau menyusulku? Disini sangat menakutkan saat malam."
"Ku tutup."
Shi Jin menelfon lagi, mengatakan kalau ia dalam bahaya. Dae Young langsung menutup telfonnya kembali.
Shi Jin mengeluarkan batu yang ia ambil dari pantai.
-=kilas balik=-
Mo Yeon bercerita kalau ia tidak mau melakukan operasi lagi karena pengalaman melakukan operasi tidak membuat resumnya menjadi bagus. Ia akan segera kembali, dan ketika ia kembali, ia harus bertarung untuk mengembalikan title-nya, ia akan sangat sibuk.
"Begitu rupanya."
Lalu Mo Yeon memberikan batu yang ia genggam pada Shi Jin karena Shi Jin lebih memiliki banyak kesempatan untuk kembali ke pantai itu.
-=Kilas balik selesai=-
Shi Jin masih memandangi batu itu.
Mo Yeon berada di atas tebing pantai. Ia mengingat saat ia bersama Shi Jin di pantai itu.
Duduk berdampingan diatas kapal karam. Tapi baju mereka berbeda. Apa ini bukan Shi Jin-Mo Yeon dan bukan ingatan Mo Yoen, hanya turis biasa???
Daniel datang dengan mobilnya yang sudah bisa jalan.
"Kau terlalu bagus sebagai dokter."
"Mungkin karena itu aku memperoleh lebih banyak uang dari toko." Balas Daniel.
Daniel mendengar kalau Mo Yeon akan kembali hari ini. Mo Yeon mengiyakan, ia berterimakasih atas bantuan Daniel selam ia di Urk. Lalu mengulurkan amplop, mungkin tak seberapa tapi ia ingin mengganti rugi mobil Daniel yang ia rusakkan.
Daniel mengambil selebaran dari dalam mobilnya. Kalau Mo Yeon mau, lebih baik mendonasikan uang itu 10 dolar sebulan secara continue (kayaknya untuk anak-anak Urk). Mo Yeon setuju.
"Terimakasih. Telfon saja aku jika kau bosan dan sangat ingin bekerja." Ujar Daniel.
"Aku pikir aku sudah cukup melakukan kegiatan amal. Sekarang aku harus kembali ke tempatku. Apa kau akan tetap tinggal disini?"
Daniel merasa begitu karena tahun ini adalah cuti panjangnya. Tak ada yang tahu, karena rencana hari ini bisa saja berubah besoknya.
Lalu mereka saling bersalaman dan mengucapkan selamat tinggal. Mo Yeon juga titip salam untuk Ri Hwa.
Ri Hwa sedang memetik bunga liar, lalu datanglah seekor kupu-kupu yang menarik perhatiannya, kemudian sekelompok burung terbang menghiasi langit biru.
Mo Yeon ke gudang perlengkapan untuk mengecek persediaan obat-obatan. Myeong Joo masuk, mengatakan kalau semuanya sudah menunggu Mo Yeon. Mo Yeon mengatakan kalau ia akan selesai dalam 5 menit. Myeong Joo membalas kalau Mo Yeon seharusnya memulainya lebih awal.
Myeong Joo ingin bertanya sesuatu karena mereka tak mungkin bertemu lagi. Mo Yeon melarangnya.
"Apa kau menyukai Shi Jin Sunbae?"
"Mo Yeon tak menjawabnya tapi raut muka Mo Yeon menjawab semuanya. Myeong Joo mengucapkan terimakasih.
"Untuk apa? Aku tidak menjawab." Balas Mo Yeon.
"Kau menjawabnya dengan tubuhmu."
Lalu ponsel Myeong Joo berbunyi, dari Shi Jin.
"Aku lega kau menelfon. Dr Kang, Nona Kang atau Mo Yeon. Aku masih belum tahu pasti harus memanggilnya apa, tapi dia menyukaimu." Jawab Myeong Joo.
Mo Yeon akan merebut ponsel Myeong Joo. Tapi Myeong Joo berhasil mencegahnya.
Mendengar suara Mo Yeon, Shi Jin menjadi lebih semangat. Ia menegur Myeong Joo seharusnya menggunakan hormat saat menjawab telfonnya. Myeong Joo bertanya, sebagai apa Shi Jin menelfon? Sebagai Sunbae atau atasan?
"Oppa tetangga." Jawab Shi Jin.
Sekarang Shi Jin sedang minum kopi dengan Dae Young, ia minum latte dan Dae Young espresso. Shi Jin bertaruh kalau Dae Young tak tahu apa yang sedang ia minum sekarang.
Myeong Joo menjawab kalau Dae Young pasti tahu karena ia sudah mengajarinya. Lalu Shi Jin kembali ke topik, apa maksud perkataan Myeong Joo tadi. Myeong Joo menjawab kalau ia hanya ingin membingungkan Shi Jin sedikit dan sekarang ia ditengah adu kegelisahan dengan Mo Yeon.
"Apa?" Mo yeon tak percaya.
"Kau tak boleh mem-bully penduduk sipil." Tegur Shi Jin.
"Jadi, Sunbae baru saja merubah topik. Apa kau ingin tahu bagaimana reaksinya?"
Mo Yeon berbisik, menyuruh Myeong Ju untuk menutup telfonnya segera.
"Apa yang dia lakukan? Apa dia marah?"
"Dia marah tapi masih terlihat cantik."
Dan Shi Jin menutup telfonnya.
Myeong Joo tak menyangka dengan reaksi Shi Jin, kelihatan sangat frustasi.
"Tentu saja. Aku tak bisa dengan mudah terlupakan." Balas Mo yeon.
"Apa ini alasan kenapa ia menyukaimu?"
Lalu Dr. Sang Hyun memanggil tim medis keluar untuk mengambil gambar. Myeong Joo menyuruh Mo Yeon untuk segera bergabung karena pasti itu alasan Mo Yeon datang ke Urk (hanya untuk berfoto dan mengambil gambar sebanyak-banyaknya untuk image-nya).
"Itu memang alasanku tapi bukan satu-satunya alasan." Jawab Mo Yeon.
Lalu Mo Yeon memberikan sisa pekerjaannya pada Myeong Joo karena Myeong Joo mengganggunya jadi ia tak bisa menyelesaikan pekerjaannya. Ia memerintahkan Myeong Joo untuk mengecek persediaan untuk disumbangkan ke UN.
Tim medis berpose dengan ceria cuma Mo Yeon seorang yang murung. Gi beom bagian mengambil gambar, selanjutnya Sersan Choi mewakili para tentara mengucapkan terimakasih pada tim medis. Dan sebagai balasannya Sersan Choi sudah menyiapkan pesawat untuk mengantar mereka ke bandara jadi tak harus naik bis selama 4 jam cukum 30 menit dengan pesawat. Para tim medis bersorak kecuali Mo Yeon.
Tapi karena ada batasan berat penumpang. Sersan Choi memerintah mereka untuk membagi dua tim.
Tim medis langsung memecah menjadi dua tim. Satu Tim dipimpin oleh Dr Sang Hyun dan satu tim lagi dipmpin oleh perawat Ja Ae. Lalu mereka berdua suit gunting-batu-kertas.
Akhirnya tim dokter yang mendapat kesempatan untuk naik pesawat. Mereka semua mengagumi keindahan Urk dari atas. Itulah seharusnya yang mereka lihat setiap hari bukannya ruang operasi, kepala, manager, direktur dan para petinggi rumah sakit lainnya.
Sersan Choi mengatakan kalau Kapten Yoo selalu mengatakan itu juga tapi pemandangan itu membuatnya ingin melindungi tempat ini.
Anak dari desa Urk keluar dari dalam tank temour. Ia merasakan sesuatu.
Kemudian burung-burung di pantai dan bukit berterbangan, semuanya.
Mr. Jin mengeluarkan brangkas dari tempat persembunyiannya, ia mengambil berlian dari dalam brankas tersebut. Lalu mengembalikan brangkas tersebut ke tempatnya dengan hati-hati.
Tapi ada seseorang yang melihatnya. Pria pekerja yang kerjaannya cuma tidur saja. Dia ada diruangan yang sama dengan Mr. Jin tapi Mr. Jin tak menyadarinya.
Pria itu menutupi kepalanya dengan selimut. Kamera beralih ke atas meja dan gelas serta tempat pensil diatas meja bergetar.
Kemudian pria itu ke lokasi konstruksi tanpa menggunakan peralatan lengkap. Wakil manager memarahinya, seharusnya pria itu menggunakan helm keselamatan. Lalu wakil manager memberikan helmnya untuk pria itu.
Tiba-tiba semuanya bergetar. Helm-helm yang di gantung berjatuhan. Cermin yang tadi dibuat bercermin pria itu retak.
Gi Beom ada di dapur, disana juga mengalami guncangan, piring dan gelas yang ada di atas rak berjatuhan ke lantai, pecah. Gi Beom panik, ia juga ikut terjatuh.
Seorang tentara berseru kalau ada gempa bumi. Semua tentara berhamburan menyelamatkan diri dari markas, mereka semua berlari keluar gedung.
Gi Beom terlambat, ia akan bangun tapi lemari es tiba-tiba roboh menindih tubuhnya.
Di ruang penimpanan, Myeong Joo juga merasakan getaran yang sama. Para perawat yang masih menunggu di mecicube berhamburan keluar.
Gempa juga melanda kota, semua orang berhamburan menyelamatkan diri masing-masing.
Tempat konstruksi juga. Menjadi tempat yang paling parah karena disana banyak barang-barang yang berbahaya.
Wakil manager mengencangkan pangait helm pria itu lalu mengajak pria itu keluar bersamanya. Keadaan disana sangat kacau.
Wakil manager tertimpa keruntuhan pecahan bangunan. Pria itu memanggil wakil manager.
Mr. Jin juga kesana kemari untuk menyelamatkan diri, pertama ia berlindung di samping alat berat tapi alat berat itu terguling ke retakan tanah. Mr. Jin berlari menuju lapangan tapi sesuatu menimpa telinganya yang membuatnya susah mendengar. Tetapi kemudian ia bisa berlindung dibawah sesuatu.
Para pekerja lain juga tak jauh berbeda. Mereka semua kelabakan berlari tak tentu arah yang penting nyawa mereka terselamatkan.
Menara yang berdiri begitu gagahnya juga tak luput dari kehancuran.
Tim medis yang ada di pesawat melihat dahsyatnya gempa dari atas, membuat mereka semua menjadi panik.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Drama Korea Descendants of The Sun
RomanceDrama Korea Descendants of The Sun : Judul : Descendants of The Sun Genre : Drama | Mellow | Romance Pemeran Utama : Song Joong-ki | Song Hye-kyo | Kim Ji-won | Jin Goo Sumber : by k-drama recap and big thanks for Google Editor by me Plot Drama Kore...