Plak
Satu tamparan mengenai wajah tampan pria berambut Blonde itu.
"Kamu tahu? Aku cinta denganmu. Mengapa kau hanya mempermainkan aku?" wanita itu menangis menutupi dengan telapak tangannya. Pria itu hanya diam ditempat dengan watadosnya.
"Sudahlah, sampai disini. Aku lelah denganmu" wanita itu kemudian berlari meninggalkan pria tersebut. Pria tersebut berjalan meninggalkan tempat tersebut.
Ditempat lain, seseorang sedang melihat pertunjukan yang sudah biasa ia lihat. Ia menggeleng kepala dan keluar dari persembunyiannya berjalan ke arah pria tersebut.
"Hey! Jack, gimana rasanya ditampar seorang perempuan?" Lelaki itu datang menepuk pundak pria yang baru saja ditampar, Jack Wilson. Jack tersenyum, "Haha, rasanya seperti ditampar seorang istri." Lelaki tersebut tertawa.
"Bagaimana nanti kau akan punya istri haha, baiklah sebagai dealnya aku akan mentraktirmu di restoran mahal." Jack mengangguk, melanjutkan jalan bersama pria yang tadi bersembunyi, Ashton Irwin.
***
"Selamat datang, silahkan pilih menunya" Seorang waiter mendatangi meja mereka dan menyajikan menu. Ashton segera, mengambil buku menu dari waiter tersebut dan tak lupa sambil mengoda, "Tanganmu halus sekali gadis cantik" ucapnya sambil mengedipkan sebelah mata.
Pipi wanita itu bersemu, memerah seperti tomat. Ashton dapat melihat Jack sedang menahan tawanya saat ini.
"Um, aku pilih Red Velvet satu dan frappucino satu. Dan kau Ash?" Tanya Jack. "Samakan denganmu saja." Ucapnya pria berambut blonde itu, Ashton. Waiter tersebut mengangguk dan meninggalkan termpat tersebut.
"Aku tak menyangka kau berani mengoda pelayan tadi." Ucap Jack tertawa. Ashton tersenyum, "Itu adalah hal yang gampang bagiku." Sombongnya.
"Jangan berbesar hati, coba kau goda gadis sebelah sana." Tunjuk Jack pada meja diujung. Seorang gadis sedang duduk membaca buku yang tebal, ia tampak culun sekali pikir Ashton.
"As you wish dude" Ashton berdiri dan berjalan ke arah gadis yang duduk diujung, Jack menahan tawa memikirkan apa yang akan terjadi nanti.
***
"Hai perempuan cantik!" panggilku kemudian duduk dihadapan gadis tersebut. Gadis itu kaget dan menjauhkan wajahnya dari buku, melihat ke arahku. Ia mengernyit, "Maaf, saya tidak mengenal anda" kemudian ia kembai fokus pada buku tersebut.
Susah sekali menggodanya
Aku harus menjauhinya dari buku sialan itu
"Sepertinya kau harus berhadapan denganku bukan buku tebal tak berguna itu." Ucapku asal, gadis itu kemudian menutup bukunya dan menghadap padaku.
Baiklah, ia cantik
Lugu, dan.. lucu?
APA INI?!
"Um, kenalkan aku Ashton Irwin" aku memberikan tanganku, ini akan menjadi hari yang menyenangkan sepertinya. Aku ingin mempermain wanita lagi.
"Aku Briana, salam kenal" balasnya tersenyum dan membalas jabat tanganku. Tiba-tiba tubuhku seolah disengat oleh listrik, dan ada yang berterbangan ditubuh ini. Pipiku, seolah panas seperti baru saja digoda oleh wanita yang kusuka.
"Hey, pipimu memerah? Apa kau sakit?" Tanya lagi. Ia sukses membuatku diam ditempat, mematung seperti ada sesuatu yang menahan tubuhku.
"Dan juga, um, itu maaf tangannya bisa kau lepaskan?" Sekali lagi ia sukses membuat pipiku memerah lagi.
"Kenapa kau diam saja? Ohiya, aku harus pulang. Sampai jumpa!" kemudian ia meninggalkanku mematung dimejanya.
Apakah aku menyukainya?
