Luke Hemmings

45 3 0
                                    

Gak semua cowok dan cewek akan selalu bersahabat

Pasti diantaranya ada yang menyimpan perasaan ke salah satu mereka

Atau

Perpisahan yang akan terjadi nanti.

***

"Oi! Ngelamun aja lo." Seseorang menepuk pundakku.

Aku menoleh dan mendapati seorang lelaki bertubuh tegap, berambut blonde mempunya mata biru laut. Lelaki yang aku cintai selama ini, Ialah Luke Hemmings.

"Eh iya, kenap- RESE LU TAI!" teriakku, ia mencolek pipiku dengan jari telunjuknya yang penuh dengan es krim sepertinya ia baru saja membeli es krim. Ia tertawa, hatiku menghangat ketika melihat tawanya.

"HAHAHA"

"Nyebelin." Aku mengerucutkan bibir bawahku.

Ia tersenyum kemudian merangkulku, saat itu juga aku harus meredamkan detak jantung yang berdebar dua kali lipat dari biasanya.

Aku mencintai Luke.

Aku mencintai Luke ketika ia menangis karena pulang terlalu malam dan dimarahi oleh Liz, mamanya.

Aku mencintai Luke ketika ia mengajakku kabur dari sekolah melewati pagar di dekat gudang.

Aku mencintai Luke ketika ia memelukku ketika aku sedang bersedih.

Aku mencintai Luke sepenuh hatiku.

"Dey, kebelakang sekolah yuk. Disini panas"

Aku mengangguk, "Ayok dah."

Akhirnya berjalan berdua di belakang sekolah, berhenti di dekat pohon tua yang lebat daunnya. Pohon favorit kami berdua, aku dan Luke selalu menghabiskan waktu disini. Hanya untuk sekedar istirahat, bermain Mejikuhibuniu, 1 minutes of honesty, atau hanya bercerita banyak hal.

Aku bersandar di bawah batang pohon tua, sedangkah Luke meletakkan kepalanya berada di atas pahaku sambil menutup mata dan aku mengelus rambut blondenya, aku harap kalian mengerti maksudku.

"Dey, tau ga?" tanya Luke padaku.

"Hmm, apa? Gua gatau." Balasku. Tiba-tiba ia tersenyum. Aku mengangkat sebelah alisku.

"Gua sering ngerasa nyaman kalau kayak gini Dey, mungkin karena gua sayang sama lo."

Aku menelan ludah.

"As friend," lanjutnya. "a best friend."

Hatiku kembali berdetak dua kali lipat, dan aku sudah tahu ia akan menambahkan 'teman' di akhir kalimatnya. Aku berusaha meredam detak jantung yang terlalu cepat ini.

"Yaiyalah tolol kan gua sahabat lu, lu mau musuhan emang?" balasku menjitak kepalanya. Ia hanya cengengesan dan kemudian kembali menutup mata.

Luke coba seandainya peka

Mungkin gua gabakalan sakit gini

"Dey"

Little does he know, gue menginginkan yang lebih dari itu.

"Dey"

"Eh iya apa Luke?" jawabku, pikiranku masih mengawang dilangit.

"Kenapa tiba-tiba gua ngajak lu kesini?" tanyanya lagi, Luke aneh sekali. Aku mengernyit, tidak seperti biasanya. Iya, biasanya aku yang selalu mengajaknya beristirahat di bawah pohon tua belakang sekolah.

"Hum? Kenapa emang Luke?" tanyaku balik.

"Lo kenal Gabrielle?"

Aku mengangguk. "Iya, temen sebangku gua. Kenapa?"

"Nanti malem. Rencananya gua mau nembak dia. Dan kalau pun gua jadian sama dia, gua masih engga yakin kita bakalan kayak gini lagi." Lanjutnya, "karena udah terbatas sama Gabriel."

Seketika hatiku mencelos.

Aku menghirup udara secara harus, memejamkan mata kemudian mengeluarkan kembali melewati hidungku.

"T-terus Lu-luke?"

"Udah itu aja. Yaudah gua ngantuk banget Dey."

Hatiku nyeri, semakin mencelos mendengar ucapaanya, tubuhku melemas. Kalau saja aku berdiri, mungkin saja tubuh sudah jatuh di hadapannya, untung saja aku duduk. Aku berusaha menahan airmata agar tidak jatuh dan mengenai Luke yang sedang tertidur diatas pahaku.

"Lu-luke, andai lo tahu aja perasaan gua. Gua suka sama lo. Lo bego atau gimana sih?" ucapku tertawa hambar. Aku menghela nafas, memejamkan mata menghadap keatas merasakan angin yang menyentuh wajahku.

Lalu aku mendengar orang yang di depanku bergerak, ia membuka mata.

"Apa Dey?" 

Cerita Pendek 5SOSWhere stories live. Discover now