Part 7

88 17 0
                                    

*hello maafin udah lama gak ngepublish. Maafin yah

Tiba tiba saja pintu kamar tersebut terbuka, bukan kak rio yang membukanya tetapi aku, tak sengaja kepala ku membentur pintunya itu dan pintu itu pun terbuka, tiba tiba saja kak rio melihat ku. Dan aku hanya tersenyum malu.

"Ma-ma-af ya kak, gak sengaja" ucap ku yang terbatah batah.

Dan kak rio hanya diam. Tidak ada satu kata pun yang diucapkan kak rio. Ya seperti yang diceritakan fiqrih, itu lah sikap kak rio.

"kak rio?" Sapa ku pada kak rio yang sibuk dengan gitarnya itu dan tidak sama sekali menoleh kearah ku.

"Gu-gue minta maaf" ucapku kembali pada kak rio yang masih tak menoleh kearah ku.

"Lu yang tadi gua tabrak di sekolahan kan?" Ucap kak rio yang akhirnya ingin berbicara pada ku, tapi tetap saja dia tak menoleh kearah ku, sekalinya menoleh pun hanya melihat sejenak lalu sibuk lagi dengan gitarnya itu.

Cuek boleh... Tapi gausah berlebihan juga kali. Pftt.

"Mmm iy-iya kak" ucap ku terbatah batah sekaligus bingung "oh gitu toh suara kak rio.. Mm merdu juga ya" batinku.

"Oh" ucap kak rio.

"Eh gila gua kira dia nanya kaya gitu mau minta maaf, eh ternyata.. Gue mah udah ramah ramah. Ada ya cowo kaya dia.. YaAllah kuatkan hati hamba mu iniii" batinku

"Yaudah udah sonoh keluar, ngapain masih disini" ucap kak rio yang masih sibuk dengan gitarnya.

"Yeh gue juga gak sengaja kali masuk kesini. Dasar jutek! Ih cewe juga jiji kali sama sikap lo! Cuma gara gara itu lo berubah kaya gini! Waw! HAHA! Seharusnya lo tunjukin sama ibu lo kalo lo kuat! Eh sikap lo malah berubah kaya gini!" Ucap ku yang asal 'nyerocos' pada kak rio.

Aku pun langsung beranjak dari kamar kak rio.

"Tadi gue ngomong apaan sih. Kenapa ini mulut gak bisa dijaga amat sih yaAllah" batinku

Aku langsung menuju ruang tamu yang ada dirumah fiqrih ini.

"Zava ayu pulang" ucapku sambil duduk di sofa yang diduduki fiqrih.

"Yauda ayu" ucap zava sambil berdiri dari sofa.

"Yauda hati hati ya zav. Jangan ngebut ngebut" ucap fiqrih.

"Iyah. Ibu lo mana?" Ucap zava.

"Buuu inih zava sama andrea pengen pamit" ucap fiqrih sambil sedikit teriak, karna ibunya berada di dapur.

"Eh iya. zava hati hati ya" ucap ibunya yang membalas sedikit teriakan fiqrih tersebut.

"Yaudah gua balik ya" ucap zava.

Aku dan zava beranjak dari ruang tamu menuju depan rumah fiqrih. Aku terdiam, karna aku masih bingung apa yang aku ucapkan tadi pada kak rio? Pasti dia marah karna ucapan ku tadi.

Aku dan zava menuju rumah ku. Sesampainya aku didepan rumah ku ini, aku mulai turun dari motor zava.

"Makasih ya zav" ucapku pada zava.

"Iya selaw ae. O-oiya mmm gue sayang sama lo" ucap zava yang terbatah batah dan gugup.

"Jailah zav gue juga sayang kali zav sama lo" ucap ku kembali

"Ta-tapi ini beda" ucap zava.

"Ha beda? Maksutnya?" Tanya ku pada zava yang kebingungan dengan perkataannya itu.

"Ah engga. Gua balik ya" ucap zava sambli menggas motornya menuju rumah.

Aku pun langsung menuju kekamar ku. Aku lihat diruang tamu tak ada siapa pun. Tak nampak seorang pun di ruang tamu ku itu. Aku melihat di kamar mama dam ayah ku dan ternyata tak ada sama sekali orang. "Kemana mereka semua?" Batin ku

"Mamaaaa.... Ayaaahhh" panggil ku didepan kamar ayahku.

"Berisikkkkk" ucap kajo yang ternyata berada didalam kamarnya itu.

Aku langsung membuka pintu kamar kak enjovi tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Mama sama ayah kemana?" Tanya ku pada kak enjovi yang sibuk bermain handphone sambil memakai earphone.

"Haaa?" Ucap kak enjovi sambil membuka earphonenya itu.

"Ih mama sama ayah kemanaaa?" Tanya ku lagi.

"Oh. Mama sama ayah ke bogor. Tadinya pengen pamit sama kamu, eh kamunya gak pulang pulang, yaudah ayah langsung berangkat" ucap kak enjovi.

"Yah kenapa gak bilang. Tau gitu aku pengen ikut" ucap ku

"Mau ngapain kamu ikut? Ayah tuh ada kerjaan. Mama disuruh temenin." Ucap kak enjovi.

"Yeh aku pengen refreshing tau. Bosen tiap hari ketemu kajo mulu" ucapku sambil menjulurkan lidah ku dan langsung beranjak menuju kamar ku.

-Kamar Andrea-

"Kak rio ganteng, tapi kenapa sikapnya bisa berubah drastis gitu? Emang sih masalah orang tuanya itu menyakitkan, tapi kan..." Ucapku sambil menjatuhkan tubuh ku diatas kasur.

------------------------

Tak terasa hari sudah pagi, cahaya matahari mulai muncul, aku melihat kearah jam dinding yang menunjukan pukul 06.00 pagi, aku bergegas langsung menuju kamar mandi.

Selesainya aku mandi aku langsung menuju meja makan, disana hanya ada kak enjovi, ya ayah dan mama ku pergi, entah apa yang mereka lakukan.

"Kajo bolos aja yuk, aku males sekolah. Mama sama ayah aja jalan jalan masa kita engga?" Ucapku sambil menaikan kedua alis.

"Engga engga, kalo ayah sama mama tau bisa berabe urusannya" saut kak enjovi.

"Yaela kak jangan sampe ayah sama mama tau lah. Ayu laa." Ucapku pada kak enjovi.

"Engga, lagi juga kakak ada latihan Try Out, kita tuh mau lulus jangan sampe kita ngecewain mama sama ayah dong." Ucap kak enjovi.

"Yaelah kak bolos sehari gak bikin goblok kali."

"Engga engga"

"Yaudah kalo kakak gamau mah"

"Eh awas yah kalo kakak liat kamu keluyuran beh abis kamu yah" ancam kak enjovi.

"Iya kakak ganteng." Ucap ku

Tiba tiba saja terdengar klakson mobil, entah itu siapa, setauku aku tak janjian dengan siapapun, dan pagi ini aku setauku aku diantar oleh kak enjovi.

"Siapa tuh kak?" Tanya ku pada kak enjovi.

"Pacar kamu kali haha, yaudah samperin dulu sono." Ucap kakak ku sambli tertawa mengejekku.

"Dih pacar, punya engga, yauda aku samperin dulu yaaa." Ucapku sambil berjalan menuju pagar rumah ku.

KehadiranmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang