Nawang pov
Banyak kejadian aneh terjedi akhir-akhir ini, sampai detik ini aku masih lostcontact dengan Sinta. Aku bertekad untuk menghubunginya, Walaupun ia mungkin masih marah padaku. Dan hariini aku akan mengunjungi rumahnya setelah sekian lama kami tak bertemu.
Sesampainya aku dirumah sinta aku mengetok rumahnya.
'Tok tok tok' tak ada jawaban dari dalamnya.
"Sintaa.. tolong bukakan pintu. Aku minta maaf atas semua kesalahanku padamu sin."
Pintu tak kunjung terbuka. Akhirnya aku memutar knop pintu.
'Krek'
Dan ternyata tidak terkunci.
Ngiiiieeeekkk, Terdengar decitan pintu.
"Sin-,"
Astaga pemandangan macam apa ini? Sinta sahabatku ia astaga. Aku tak percaya ini.
"Sin.. sinta apa yang? Apa yang kau lakukan?" Ini adalah pemandangan paling menyeramkan bagiku."Ohh hai? Nawang MANTAN sahabatku yang ternyata penghianat itu. Sedang apa kau disini? Ohh ada apa dengan wajahmu? Kaget melihat aku yang sudah berubah? Dan melakukan hal menyenangkan seperti.... Oh ya Tuhan aku lupa, inikan sahabatnya tio pacarmu itu kan? Maaf ya Nawang aku sangat menyukai ini" Aku melihat dengan mata kepalaku, dimana di berbicara sambil tetap melakukan aktifitasnya. Pisau tajam yang membelah kulit ogi, yang membuat darah mengalir dari sana. Yatuhan. Ia benar benar menyayat-nyayat tangan ogi. Dan memotong-, ah apa ini?.
"Kenapa Nawang? Padahal ini yang paling aku sukai dari sekian banyak kejadian akhir-akhir ini. Dan bagian yang menggandul ini membuatku geram plus tertawa lucu, tetapi akan lebih menyenangkan jika ia mengeluarkan darah. Dan oh, menurutku ini terlalu panjang. Sempat menyakitiku saat itu, sebaiknya kita buat menjadi ukuran mini saja. Ahaha"Bztt!!!
Sinta menebas seketika juniornya. Aku menutup mataku takut.
Dan ohya, teringat ia yang menekan kata MANTAN sedikit menyakiti hatiku. Hatiku sakit.
"Tega sekali kau sinta" Tangisanku pecah.
"Apa yang tega? Siapa yang tega? Ini cukup membuatku puas. Ogi sudah mengambil kepuasan sesaat dariku, dan memaksa ku melakukannya. Vagina ku juga berdarah saat itu, dan junior Ogi pun juga harus berdarah didepan mataku. Ia menyukai keadaan kami yang mabuk dan mengambil kesempatan, dan aku sangat menyukai keadaannya sekarang. Semua itu cuma feedback" Apa! A..apa maksudnya?
"A..apa maksudmu? si..sinta? Tolong jelaskan padaku" Belum selesai dengan pemandangan ini aku dikagetkan oleh berita yang tidak senonoh itu. Tak habis fikir aku dengannya. Dengan Ogi juga. Astaga permainan macam apa ini? Semua membuat pusing kepalaku.
"Duduklah. Akan kubuatkan kau minuman. Aku takkan membunuhmu Nawang, kau tetaplah sahabatku. Betapapun banyak orang menyuruhku untuk membunuhmu, aku tidak akan melakukannya. Tapi tolong bilang pada teman-temanmu itu untuk jaga sikap denganku. Aku bisa bertindak kapan saja"Sinta pov
Baiklah aku tau ini sulit. Bagiku dan bagi semua orang. Nawang sudah mengetahui semua seluk belukku. aku berubah menjadi seperti ini karna seseorang kau tau siapa? Yaa Putra adalah orangnya. Ia yang mengajari ku semua tentang pembunuhan. Sebabnya aku melakukan hal keji seperti kasus jecolyn dan seli itu karna pengaruh putra.
flashback
Hari itu saat aku benar benar marah pada Nawang karna ia menghianati ku. Hatiku memang sedikit hancur melihatnya berpelukan dengan tio.
"Ingin menyakiti seseorang sin? apakah kau butuh pelampiasan?" Aku heran dengan pertanyaan itu, tapi hanya kuturuti saja ajakan Putra.
"Maksudmu apa Put?" Lantas ku ikuti dia.
"Ikutlah denganku kau akan menyukainya. Target kita sekarang adalah Jecolyn. Karna ia sangat sombong akan kecantikannya hukuman yang pantas adalah membakar wajahnya. Kau juga sudah muakkan dengannya?" Kuikuti semua langkah-langkah yang ia tunjukan padaku.
"Membakar?" Ini sedikit tabuh untuk remaja seperti ku, dan sedikit kasar. Apakah ia betul-betul akan melakukannya?Aku benar-benar melakukannya! Aku hanya mengikuti aturan main Putra. Dan aku benar-benar menyirami wajah Jecolyn menggunakan cairan kimia di Lab.
"Kau tau Selly? Aku ijinkan kau untuk menyakitinya jika kau belum puas. Kemarin aku menyakatakan cinta padanya, tetapi ia telah merendahkanku Sin! Silahkan ia milikmu sekarang" Lagi dan lagi ku ikutin aturan main dia.
Kuambil garpu yang sudah disiapkan. Lantas ku colok matanya, kini pun matanya sudah buta karna luka dari garpu itu.
"Apa kau ingin menikmatinya dulu Put?" Ya jikalau putra ingin memperkosanya terlebih dahulu aku akan ijinkan. Putra menyayat nyayat tangan dan kakinya. Dan ku kirimkan surat pada kemabarannya Sella, dengan menyelipkan surat di meja nya Selly. Tak ada satupun jejak yang tertinggal. 2 Kejadian berlalu aku selalu melakukannya dengan bersih, wajah kamipun tertutup masker.Saat perjalanan pulang aku diantar oleh Putra. Aku berhenti sejenak karna pemandangan menyakitkan lagi, belum puas menyakiti hatiku karna memutuskan hubungan denganku, dan menjalin hubungan dengan sahabatku, Aku melihat Tio dan Nawang berciuman.
"Argh! Put, lo tau hukuman buat dia?" Putra tersenyum miring.
"Tentu saja. Tapi aku ingin melihat kreatifitas mu Sin."
Aku tidak mau menyakiti orang yang ku sayang, tapi lagi-lagi ini adalah aturan permainannya. Adalah memberi feedback setimpal untuk manusia-manusia yang terlibat dalam hidup kami, jadilah aku seperti ini.Akhirnya aku mulai menyukai dan mempunyai hobbi baru. Yaitu menyakiti orang menyakitiku. Sampai aku hampir membunuh Tio, aku tidak menyukai apa yang aku lakukan. Tapi itulah feedback.
Aku teringat malam itu, hatiku sudah penuh dengan rasa sakit. Aku butuh hiburan. Akhirnya aku pergi ke club terkenal di kota kami. Aku mabuk! Aku benar-benar mabuk. Putra tidak menemaniku, aku hanya sendirian disini. Dan aku lepas kendali. Aku joget mengikuti dentuman musik DJ, dan tidak sengaja menyenggol bahu seseorang. Aku langsung pingsan saat itu.
To be continue, next part
*****
Tbc wkwwwww mantaflah
Follow+read+vote+komen!Authorvea
KAMU SEDANG MEMBACA
Terobsesi [REVISI]
RandomMenjadi seorang pembunuh bukanlah ke ahlianku, aku juga tidak tau teori teori yang membahas tentang psikopat.