Part 1

6.2K 186 6
                                    

Sinta pov

Disekolah kami ternyata kedatangan anak baru. Oups, apa tadi aku bilang kami? Ya maksudnya adalah aku dan Nawang. Nawang adalah sahabat baikku.

"Halo perkenalkan nama saya Putra, pindahan dari padang dan saya tinggal dirumah diujung jalan sana."
"Baiklah Putra, duduklah dibangku dibelakang Sinta dan Nawang."
"Baik bu"

Duduklah dia dibelakangku dan nawang. Badan yang cukup mengerikan untuk ukuran SMA, dagunya penuh dengan bulu, Brewokan maksudnya-, Badannya menjulang hingga aku harus mendongkak melihatnya. Dan satu lagi ia memakai kaca mata. Banyak sumpah serapah didalam hatiku untuk mengutuk bangku kosong itu, sehingga membuat pria itu duduk dibelakangku.

Selang beberapa jam, banyak mengobrol formal dengannya ternyata kami cocok. Dan mempunyai beberapa hal yang sama kami sukai. Finally, kami bertiga sekarang.

"Cih, benci banget gue sama dia!" Putra mengatakan kalimat yang membuatku kaget, ternyata dia seram banget ketika marah. Dia mengatakan itu ketika Jecolyn melewati kami bertiga. Sepertinya ia sangat kesal dengan Jecolyn yang sangat menyombongkan diri didepan kami. Akupun kesal melihat tingkah nya yang sangat merendahkan putra.

"Ehh mingir gue mau lewat! Lo gakmau kan ngotorin baju gue yang mahal ini karna kena badan buluk lo itu!"
Kata mahal yang ditekan membuat putra geram. Putra bergeser dengan terpaksa. Aku bisa melihat ia mengepalkan tangannya hingga terlihat urat.
"Maaf yaa Jecolyn, tapi lo sama gue aja lebih tenar gue. So jangan hina temen gue" aku membela Putra.
"Haha! Orang tenar kaya lo main sama orang bulukan kaya dia?" Aku menunduk menyerah. Aku bisa melihat Putra geram sekali dengan Jecolyn. Putra berlari meninggalkan kita semua. Aku dan Nawang mengerjar dia.

"Rasanya pengen gue bunuh aja tuh orang!" Putra geram, aku bisa mendengar itu bukanlah suatu candaan. Aih!
"Selaw put selaw. Ilahh seberapa tenar sih dia? Lakuan juga gue"
"Siiinn..!" Hehe dimarahi lah aku karna membanggakan diriku sendiri.
"Hehehe bercanda put" Putra sama sekali tidak berkutik dengan candaanku yang garing itu.

Krriiiiiiinnnnnnnggggg
"Yessss pulang ugha akhirnya". batinku bersorak.
Saat berjalan ke parkiran mobil kami melewati dua cowok ganteng, yaa dia adalah Tio dan Ogi. Arg! Ganteng banget 2 cowok ini. Rambut tio gondrong dan berantakan, seragam tidak dirapikan dan bisa terbilang buluk banget. Dia oranh kaya, tentu dia bisa membeli seragam baru tetapi ia tidak ingin merapikan penampilannya. Berbeda dengan Ogi yang super cute dan rapi. Seragam dimasukan, lengkap memakai ikat pinggang.

"Heii, Nanti jalan yuk. Nawang lo juga ikut yaa." Astagaaa itu Tio lhoo, Tio! Tio cowo tenar disekolah kami, dengan tampilan dia yang super badboy, dan ketua club judo. "Oke. Gue tunggu di cafe botton jam7." Dengan semangat kujawab tawaran dia. "Eehh gamau gue jemput?"
Oiyaa ngapain kita ketemuan coba? Aih! Aku sangat merasa senang, terbang dan pikir ku pun mulai melayang menggentayangi jagad raya saking senangnya.
"Yaa terserah lo aja lahh." Duhh tengsin sekali aku saking semangatnya. "Yaudah okedeh dehh. Tunggu gue ya. Ogi ikut juga ko" Wahhh jadi double date yaa? Pikirku mulai berantakan, Haha.

Nawang pov

Tio datang jam 7 dirumahku, lengkap dengan Ogi, karna rumah kami sangat berdekatan. Lalu kami menjemput Sinta yang rumahnya berbeda dua blok.
"Haii, Cantik banget lo hariini." Sinta memang sangat cantik, setelan dia yang sangat modis dan tubuh semampai dia yang mendukung semua itu.
"Hehe makasih."
Setelah kami sampai dicafe banyak yang kami bicarakan. Oiyaa kaliini tidak ada Putra karna dia ingin pulang sendiri tadi. Lagipun, sangat tidak masuk akal jika Putra ikut karna kami berpasangan seperti ini. Aku takutnya Putra akan tersinggung nantinya. Setelah banyak bercerita kamipun pulang. Pertama mengantar Sinta pulang dan akhirnya kita pergi.

Setelah mengantar Sinta pulang dan Ogi juga. Akhirnya Tio mengantar ku. Aneh! Ia malah mamasukan mobil kebagasi rumahnya. Lantas mengantar ku berjalan kaki.
"Makasih ya tio"
"Iya sama-sama"
"Gue seneng banget" itu jujur lho.
"Kalo gitu gue juga seneng banget" ia tampak gelisah membuat ku ingin tau kenapa dia.
"Nawang... Lo tuh baik. Seharus nya cowok kaya gua jangan jalan sama lo" dia berhenti sebentar. Aku menunggu. "Ummhhh, Nawang mau ga jadi pacar gue?"

Deg!

Deg!

Deg!

****

Aiihh belum keluar sadis nyaa. Aku gabisa bikin cerita sycho lagi-_- Yaudahh coba baca aja dulu yaa. Follow+read+vote!

Authorvea

Terobsesi [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang