Sinta povAih! Tio nembak gue gan. Aku sangat bersemangat dan langsung menelfon sahabatku Nawang untuk memberitahu kabar gembira ini.
"Nawang! Gue ditembak tio."
"Apa? Ehhhh Kalo gitu selamat ya Sinta kamu beruntung banget!" aku bisa mendengar dia bersuara dengan nada lemah.
"Lo kenapa nawang?"
"Gapapa gua lemes banget nih"Aku berangkat kesekolah bersama Nawang. Nawang terlihat lesu sekali. Ahh, itu dia pacarku.
"Hai sayang," Daaaaan tio mencium bibirku kecil. DIDEPAN SEMUA ORANG?! Demi apapun terkukutlah kau tio! Yatuhan aku malu sekali. Tapi terbesit sedikit kesenangan didalam hati ku. Tapi aku melihat Nawang seperti apa ya? Terlihat seperti cemburu mungkin? Ah, hanya perasaanku saja. Aku menepis pikiran ku yang tidak baik itu, dan setelah itupun kita kekantin bersama."Nawang lo sakit?" Pertanyaan itu dilontarkan Tio. Nadanya seperti pengertian sekali. Membuat ku sedikit cemburu.
"Engga ko" Nawang mengelak aku sebenarnya tau kalau dia sakit. Lalu tio mengalihkan pandangan.
"Emm sin ikut gue yuk" heemm Tio mau ngajak aku kemana yaa? Jangan-jangan ketempat gelap? Haha. Khayalanku begitu tinggi. Dan ternyata disinilah aku berhenti, dilapangan basket.
"Kita putus aja ya sin." Deg! Jantungku rasanya ingin berhenti.
"Tapi kenapa yo?" Aku menahan tangis, entah walau cuma sehari aku merasa begitu menyayanginya.
"Gua juga nembak nawang semalam, tapi gua sadar gua sayang banget sama dia." Aku merhambur ke pelukan Tio lantas menangis, tak perduli ia sekarang bukan pacarku lagi.Aku berusaha tegar, dan akan tetap baik baik saja didepan sahabatku. Biar bagaimana pun dia sudah mengalah dan berusaha baik baik saja saat aku memberi kabar padanya.
"Nawang mana?" Tanya ku ke putra. Putra seperti marah dengan pertanyaan ku barusan.
"Lo ngapain nanyain penghianat kaya dia sih sin?"
"Penghianat apa maksudnya?" Aku terheran heran. Mengapa dia bilang seperti itu? Aku tidak marah Tio suka padanya, tapi ia tidak mungkin pacaran dengan Tio. Nawang tau kalau aku suka Tio.
"Dia pacaran sama tio sin."
"Haaaaa? Hell!" Hati ku hancur, pikiran yang sudah bersusah payah untuk baik ternyata sesakit ini mendengar kabar itu. Bagaimana bisa sahabat terbaikku itu menghianati ku? Oh god.
"Kalo ga percaya sinih ikut gue."
Dan inilah, Nawang yang kufikir sahabat ku yang terbaik. Yatuhan ia berpelukan sama Tio. Amarahku memuncak. Aku ingin mencabik-cabik wajahnya sekarang juga! dan ingin rasanya kugoreskan pisau di pipinya.Nawang pov
Aku berhambur ke pelukan tio. Sedih rasanya saat ku tau Tio hanyalah menjadikan Sinta sahabatku sebagai bahan taruhan. Menangislah aku dipelukannya.
"Sorry nawang, tapi gue cintanya sama lu" Ucapnya seraya membelai rambutku.
"Hiks, tapi kenapa harus Sinta sih yo?" Sambil menangis lemas aku bertanya padanya.
"Itu karna tantangan aja naw."
"Hmm, Baiklah tidak apa. Biar aku yang akan menjelaskan padanya." Kulepaskan perlahan pelukanku. Lantas ku tinggalkan tio. Dan aku pergi kekelas."Sin. Kamu duduk ama putra aja?"
Heran aku melihatnya duduk bersama putra. Yang biasanya Sinta sebal sekali dengan pria besar itu.
Anggukan kecil ku dapatkan darinya. Kurasa ia marah padaku entah mengapa.Putra pov
Aku mengikuti Sinta. Ia berjalan menuju seseorang dan memberikan surat kepada orang itu. Lantas menyuruhnya memberikan kepada Jecollyn. Aku tidak tau apa isi surat itu.
Namun setelah surat itu diberikan pada Jecolyn kita langsung menuju lab kima sekolah kami."Halooo, ada orang?" Kulihat jecolyn memasuki lab ini. Sinta sudah menyiapkan cairan kimia yang entah untuk apa. Saat Jecollyn mendekati kami yang tengah bersembunyi, sinta berdiri dan langsung membekap mulut jecolyn dan akhirnya pingsan.
"Haha, gimana put?" Sinta terlihat senang sekali. Heran aku melihatnya. Saat Jecolyn setengah tersadar Sinta menyiram wajah nya dengan cairan kimia itu. Dengan 'perlahan'. Aku tak bisa bayangkan betapa perihnya wajah itu. Tapi rasa senang sempat terlintas di hatiku. Karna jika diingat lagi semua perbuatannya kepadaku, tapi tetap saja ini keterlaluan!
"Hmmm pala gue pusing banget, gue dimana?" Saat jecolyn tersadar dari pingsannya.
"Lo disini hahaha rasain nih panasnya cairan kimia bhakaka" tawa kemenangan dilontarkan Sinta, Sinta menggunakan masker. Jecollyn tidak akan tau jika yang berbuat seperti ini adalah dirinya.
"Eh lo mau ngapain? Ehh Aaaaaaaaaa panasssss" Tangannya terikat. Aku tak bisa berbuat apapun aku hanya terdiam menonton pemandangan menakutkan ini. karna teriakan jecolyn kami bergegas menghilangkan segala jejak yang tersisa. Lantas meninggalkannya."Jangan pernah hina gue! dan temen gue!"
*****
Tbc. Huftt lama yaa. Duhh semakin tidak jelas. lelah jeni wkwkk. Follow+read+vote!
Authorvea
KAMU SEDANG MEMBACA
Terobsesi [REVISI]
RandomMenjadi seorang pembunuh bukanlah ke ahlianku, aku juga tidak tau teori teori yang membahas tentang psikopat.