Part 6

1.3K 56 1
                                    

Sinta pov

Sayup-sayup aku tersadar dari pingsanku. Aku sadar ada yang menggendongku, seorang lelaki yang tubuhnya kokoh. Dan tidak asing dimata ku. Aku mengenalnya, tapi kepalaku sangat pusing dan menolak untuk membuka mata. Tetapi ada rasa bergejolak di perutku, rasa mual yang sangat dan ada sesuatu yang mendorong untuk dikeluarkan.

"Uww...  Aku ingin mun-, Uwekkk!!!" Aku memuntahkan isi perutku, bau minuman bercampur dengan makan malamku. Semua ku keluarkan. Aku tersadar.
"Maaf aku sudah di kuat menahannya. Eh, aku dimana? Btw, terima kasih ya kak udah bantu-," Aku yang terus mengoceh dan berusaha mebersihkan muntahanku tidak tersadar bahwa lelaki didepanku adalah Ogi.
"Ogi!" Aku kaget, benar-benar kaget.
"Hai sin. Udah ga usah di bersihin" Ogi mengangkat telfon dan memanggil CS. CS datang membawa segenap peralatan kebersihannya dan membersihkan muntahanku.
Muka ku masih bingung, kepalaku masih pusing. Aku duduk disamping Ogi sambil berusaha menonton TV.

"Kamu masih bingung ya? Tadi kamu mabuk, joget kaya orang kesurupan, terus nabrak aku. Abis nabrak aku kamu pingsan. Maaf ya aku terpaksa buka baju kamu dan gantiin baju kamu. Karna CS disini juga semua nya laki-laki." Aku reflek melihat baju ku dan memegangi tubuhku.
"Makasih ya Gi. Kalo bukan kamu yang nolongin aku gatau deh."
Seketika aku sadar aku berbicara sama dia pakai 'aku-kamu' dan dia bikin aku nyaman banget. Dari kata-kata nya yang manis, wajah gantengnya, dan perlakuannya, semuanya manis.
"Sin....  Aku masih mabuk." Jujur aku juga masih mabuk, dan efek dari alkohol masih ada di  diriku, ada hasrat yang ingin aku sampaikan, dengan Ogi. Aku terbawa, dan Ogi tetap dengan aktifitasnya membuatku kenikmatan. Dan itupun terjadi.

Pagi hari aku terbangun tanpa busana. Ogi terbangun.
"Eh Sinta! Semalam?! Semalam kita ngapain?!" Aku pun terkaget melihat Ogi juga tanpa busana.
"Aku gatau Gi, seinget ku aku dan kamu mabuk"
"Ah udahlah! Anggep ini ga pernah terjadi ya!  Fix! Dan tutup mulut lo ya. Plis."
Aku menahan tangis, Ogi membentakku. Padahal semalam ia sangat manis padaku. Ogi langsung memakai bajunya, lalu meninggalkan sedikit uang untukku. Lalu pergi. Aku membersihkan tubuhku sambil menangis, berharap masalah akan terus berlalu. Tetapi ini malah bertambah.

Aku sakit hati.

Flashback off

Putra pov

Aku adalah pembunuhnya. Aku adalah pelakunya. Sinta hanyalah boneka ku saja, aku tidak ingin mengotori tanganku. Aku terobsesi padanya sejak pandangan pertama ku. Langsung menjadikan ia boneka ku, agar aku tetap dekat dengannya. Dan itu menarik, sangat menarik!

Tapi aku heran dengannya malam kemarin ia pulang kerumahku dengan mata berair.
Ia menangis.

flashback

"Kenapa sin?" Kutanyakan keadaan nya.
"Ogi bangsat! Gue benci!" Amarahnya memuncak.
"Lu diapain sama dia? Kita bunuh aja dia bareng-bareng!" Aku marah-marah dalam hati, tetapi juga tertawa lebar. Dengan Sinta yang sedang emosi seperti ini adalah hal mudah untuk melihat pertunjukan yang aku sukai.
"Biar aku yang melakukannya sendiri Put. Kau duduklah dan perhatikan caraku. Dipembunuhan pertamaku."
Jika ia ingin membunuh Ogi, memang ini adalah pembunuhan pertamanya.

Setelah bujukannya berhasil membawa ogi kerumah Sinta. Sinta langsung melahap nya. Sekarang aku tau masalahnya dengan Ogi, Ogi memang brengsek. Sinta memang berhubungan dengan Ogi saat mereka berdua mabuk, tak ada yang tau mereka mempunyai hubungan khusus. Aku memperhatikan langkah-langkah Sinta dalam membunuh Ogi dari dalam kamar. Sinta duduk di ruang tamu, masuk satu ruangan lagi disitu lah ada banyak peralatan yang biasa di pakai di film Porno untuk memaksa wanitanya. Borgol, tali, dll. Sinta membawakan minuman alkohol lagi, saat mabuk Sinta menawarkan kejadian malam itu. Awalnya ogi menolak, tetapi akhirnya Sinta bisa memikat Ogi. Sinta memborgol tangan Ogi, Ogi mengira itu hanyalah permainan sex seperti di film. Ogi kaget saat melihat ruangan itu. Sinta tertawa kegirangan.
"Kamu fikir aku mau tidur bareng kamu lagi? Kamu nanti tidur aja di dalem tanah ya! Haha"
Pertama ia menggantung tubuh ogi dengan cara salip. Tangan dipaku dan kaki dipaku. Ogi telanjang, memang.
"Argh!" Ogi meringis kesakitan. Lalu ia mencium bibir ogi. Adalah hal yang paling disenangi Sinta merobek bibir dengan giginya sendiri hingga darah menjadi minumannya ketika ia haus.
"Anak mu dalam kandunganku Ogi. Haha" Tawa jahat ia keluarkan. Huft tak sia sia ia belajar sycho dengan ku.
"Sin... please sin. Maafin gu-, Aaargh!" teriak Ogi pecah saat sinta membelai junior nya. Dan mencengkram junior itu menggunakan kuku tajamnya. Hingga mengeluarkan darah.

Semakin banyak Ogi bergerak semakin sakit tangan dan kakinya yang telah dipaku.
Aku kaget dan hampir tertawa melihat permainan Sinta yang sangat lihai. Pemandangan yang membuatku bahagia. Dan saat itulah nafas ogi berhenti berhembus.
"Aarrrrgggghhhh! Sinta sto-," Kata terakhir yang dapat diucapkannya. Sinta pun menjilat darah dari Ogi. Sampai akhirnya nawang mengetok pintu.

Flashback off

Sinta memberi Nawang minuman. Akhirnya aku keluar dari persembunyian.
"Put.. putra!" Nawang kaget ketika aku keluar. "Apa yang?"
"Ssstttt jangan ngoceh terus Nawang aku pusing. Sinta sebaiknya kamu sayat perutnya dan ambil isinya. Kita akan jual ke pasar ilegal. banyak uang yang akan kita dapatkan." Aku memberhentikan ucapan nawang.
Dan menyuruh Sinta untuk mengambil isi perut Ogi.
"Ternyata kau dalangnya!" Tak kupedulikan ucapan Nawang.
Setelah selesai ia menjilat darah Ogi yang terdapat ditangannya. Bagaikan menjilat sisa permen. Sangat nikmat.

Jujur aku senang dengan keberadaan Nawang disini. Mempermudahku untuk membunuh nya. Secara aku memang ingin membunuh dia.
"Setelah ini kau yang akan kita jual Nawang. Hahaha" ku ancam Nawang. Kulihat wajah Sinta yang penuh darah berseri.
"Atau kau bisa bawa Tio kesini. Dan kau bebas." Sinta menambahkan.
"Sudah kubilang aku menyakiti orang yang menyakitiku Nawang. Kau tidaklah menyakitiku. Jadi aku MUNGKIN tak akan menyakitimu. Aku ya, tak tau denganmu put."
Ada penekanan pada kata 'mungkin'. Mungkin kata 'mungkin' tidak akan menjadi mungkin. ha? What the meaning of-,.
Pertanyaan itu tertuju padaku. Yaa tentu saja aku akan membunuhnya. Aku suka membunuh orang.
"Jangan. Aku tak akan bawa Tio pada mu sin. Tak apa aku saja." Ahh kata itu membuatku terharu. haha
"So swet" Sinta meledek Nawang.
"Perlahan tapi pasti. Tahap per tahap. Favoritku" haha.
"Kau senang put?" Ya! Selain aku suka menyakiti orang, aku juga benci dengan Nawang. Yang hampir memutuskan tali ikatan aku dan Sinta. Aku tidak ingin ada yang menghalangi ku lagi.

Zrak!

Ku tebas jari Nawang yang bertengger di atas meja dengan seketika. Saat dia lengah.
"Agh! Itu sakit!" Rintihannya padaku, darah mengalir ke pergelangan tanganya. Baju yang tadinya putih berubah warna. Peduli apa aku dengannya? Yang penting aku bahagia dengan pembunuhan ini. Sampai aku mendengar suara pistol.

DOR!

Bunyi tembakan berbunyi. Kurasa sinta yang menarik pelatuk nya. Emph!

BRUG!

******

Kira-kira siapa yang ditembak sinta? Oiya sudah pasti nawang.
Follow+read+vote+komen!

Authorvea

Terobsesi [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang