08:12
gue memandangi luke yang lagi pose deket sepasang patung macan putih dengan aneh. dia sadar, terus marahin gue.
"karla! fotoin ah!"
lalu dia lanjut berpose lagi. kali ini dengan satu kaki diangkat layaknya anak kecil yang ikutan little miss indonesia.
gue mendengus, mengeluarkan handphone. "malu-maluin tau ga si, luke?"
"tau," katanya mantap. "makanya cepetan, bego."
gue menjepret tiga foto sekaligus. lalu luke jalan ke arah gue.
"gimana? bagus ga?"
"bagus," jawab gue sekenanya.
"mau difotoin juga ga?"
gue menggeleng. jadi, gue dan luke lanjut jalan ngelilingin keraton kasepuhan yang pengunjungnya lagi ngga begitu rame itu.
"bagus ya arsitekturnya."
luke menoleh. "iya. ini kombinasi dari islam, hindu, dan buddha."
gue mengangguk-angguk. "sejak kapan lo tau yang beginian?"
"kalo sejarah gue mah jago, kar."
"sosio engga."
luke ketawa. "iya, sosio engga."
gue berjalan nunduk ke aspal. tiba-tiba gue keinget obrolan luke semalam, tentang nembak rosa.
dan ini udah hari selanjutnya.
harusnya luke nembak rosa hari ini.
"woy. bengong ya?" kata luke yang jelas aja bikin gue kaget.
"engga. tadi nyari koin siapa tau bisa buat bayar parkir."
"ngga lucu ah."
"iya emang," jawab gue lirih.
luke tiba-tiba aja berhenti. baru setelah gue meninggalkannya enam langkah, gue sadar dia udah ngga di samping gue.
gue balik badan. "kok lo masih di situ sih?"
luke diem aja. maka, gue kembali berjalan ke tempatnya berdiri.
"kenapa berhenti?"
"lah lo kenapa hari ini aneh banget?"
"aneh?" gue bingung. "ngga aneh kok."
tangan luke, tanpa gue duga, mendarat di pipi gue. dia mengangkat wajah gue agar bisa menatap wajahnya secara sempurna.
"luke. ngga enak diliatin orang."
"peduli amat sih apa kata orang."
"lepas ah," kata gue tapi enggan menarik wajah gue dari tangannya.
lumayan juga dipegang-pegang.
kapan lagi? kan udah mau jadi cowo orang.
"lo aneh hari ini, kar," katanya. "kepikiran yang semalem? rosa?"
yak. tepat sekali, luke. kalo ada mata pelajaran baca-pikiran-gue di sekolah, ulangan lo pasti cepe semua.
"tenang aja," ujar luke sambil melepaskan tangan kanannya, mencolek ujung hidung gue, lalu memalingkan pandangan. "gue ngga akan ke mana-mana."
—
i have no clue sama cowo kayak luke yg omongannya ambigu
dasar master php
EH MULMED LUCU KAN
KAMU SEDANG MEMBACA
dekat • lrh | ✓
Fanfictionpada akhirnya, gue dan lo tau ke mana hati harus pulang. [ sequel of 'jauh • lrh' ] highest rank #34 in fanfiction [14/4/2016] copyright © 2016 by bajigur