02 • nasi jamblang mang dul

10.7K 1.7K 410
                                    

06:15

posisi kami ganti lagi setelah sesi tidur singkat di pom bensin tadi. sekarang, luke yang menyetir.

"cari sarapan dulu ya," kata luke setelah melihat plang 'nasi jamblang mang dul' terpampang di jajaran rumah makan di seberang grage mall.

"gue ngga pernah makan nasi jamblang, luke."

"makanya jangan kebanyakan main di fj on 7, kar."

gue mendengus. ya emang sih gue sering nyobain resto yang lagi in di jakarta, tapi gue selalu dateng ke sana bareng luke.

emang ironi sekali hidup anak ini.

setelah parkir tepat di depan kios nasi jamblang mang dul, gue dan luke turun dari mobil. ternyata, walaupun masih pagi, udah banyak banget orang yang ke sini.

"selalu kayak gini tiap hari, apalagi weekend kayak sekarang," kata luke seolah mampu membaca pikiran gue. "sarapan favorit semua orang."

gue menatap lauk yang tersedia di sebuah meja panjang. "ini kita bisa pesen apa aja?"

luke mengangguk. lalu ia memesan tiga porsi nasi jamblang. setelah gue tanya kenapa, alesan dia adalah karena porsi nasi jamblangnya kecil.

"nanti yang satu lagi kita bagi dua," jawabnya. "kita butuh banyak energi. kita kan mau berpetualang."

"iya. gue dora-nya lo boots-nya," desis gue yang kayaknya dia ga denger, maka gue lanjutin aja. "dasar monyet."

"mau makan apa, kar?"

"tempe deh."

"serius? you're so basic," komentar luke.

"ya abis?"

"kayak gini nih," kata luke lalu menoleh pada pada bapak berbaju oranye di belakang meja. "pak, yang itu pake balakutak, sate kerang, tempe sama sambel."

"oh gitu cara mainnya." gue mengangguk-angguk.

"jadi mau apa?"

"semur telor, paru, tempe, sambelnya—"

"pak, satu lagi pake semur telor, paru, sama tempe. sambelnya dua ya, pak," kata luke pada bapak itu.

"kok lo tau gue mau sambelnya dua?"

"lo selalu gitu kan, kar?" luke tersenyum sekilas pada gue. "selalu pesen ekstra sambel."

dia ternyata memerhatikan sedetail itu, dan gue jelas aja baper lagi.

bapak pelayan nasi jamblang itu memberi dua piring pada luke, yang langsung aja gue bantuin untuk membawanya. luke lalu memilih tempat duduk di sebuah meja panjang, membaur dengan pelanggan lainnya.

"enak kan?" tanya luke dengan gigi yang menghitam karena makan balakutak.

"enak."

"gue tau tempat yang seru di cirebon, kar. abis ini kita lanjut lagi."

"kita pulang kapan, luke?"

"liat nanti aja," ujar luke enteng. "ngga pulang juga gapapa."

ya emg chapter ini tida beresensi

maafkan kegabutan liburku

dekat • lrh | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang