09 • csb mall

9.4K 1.7K 284
                                    

11:16

karena gue dan luke butuh kopi biar nanti ngga ngantuk pas nyetir balik ke jakarta, kami memutuskan buat berhenti di cirebon superblock mall.

dan kami sekarang di sini. duduk dengan asian dolce latte miliknya dan caramel macchiato milik gue. sama-sama diem karena awkward.

we're in denial.

pertanyaan luke di mobil tadi belum gue jawab. luke juga ngga nyoba untuk nanya lagi. mungkin dia udah punya konklusi sendiri.

gue menarik napas, lalu merebahkan punggung di sandaran kursi. gue melihat luke lagi sibuk sama handphone-nya.

mungkin rosa udah bangun.

mungkin luke lagi nembak rosa.

saat pikiran gue melayang pada kemungkinan-kemungkinan itu, setelah luke naro handphone-nya di meja, sebuah panggilan telepon masuk.

rosa.

nama itu terlihat begitu jelas; begitu menyakitkan.

tanpa meminta izin, luke langsung ngangkat telepon itu.

"halo?" katanya.

gue berusaha masang telinga dengan sigap. tapi tetep aja gue ga bisa denger rosa ngomong apa di ujung telepon.

"iya. gue kan udah bilang, nanti gue telepon. ngga sekarang."

kayaknya luke ngga mau obrolannya sama rosa terdengar sama gue.

"nanti, rosa. astaga," ulang luke, kali ini sambil memijat dahinya.

lalu luke menutup telepon itu dengan frustasi.

apa yang mereka omongin?

gue enggan bertanya. kepo? iyalah. tapi itu ranahnya luke. privasi yang ngga boleh gue usik.

canggung, gue menyesap caramel macchiato gue, lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling.

pas gue balik ngeliat luke, ternyata dia lagi ngeliatin gue juga.

"sori," katanya setelah ketangkep basah. "tadi gue pikir di rambut lo ada apa gitu, taunya iket rambut."

alibi. jelas. luke dari tadi juga tau gue ngiket rambut.

"kita pulang aja deh," putus gue pada akhirnya. "ke jakarta."

"sekarang? ngga mau ke mana-mana dulu lagi?"

gue menggeleng mantap. udah ngga mood sama sekali.

"yaudah."

setelah itu, gue dan luke keluar dari starbucks. pelan tapi pasti, dia menggenggam tangan gue.

"luke, gue ga mau ah kayak gini," ujar gue sambil menarik lagi jemari gue.

luke malah mempererat genggamannya. "diem."

"luke—"

"karla, please. let me."

chapter apaan neh

abis ini epilog yyyyyyy

dekat • lrh | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang