Sehun menghela nafasnya lega saat melihat kamar Hana yang kini sudah rapih setelah sebelumnya lebih mirip gudang daripada kamar, bahkan tiga maid yang bertugas mengurus keperluan ketiga anak dirumah ini pun butuh waktu lama untuk sekedar membereskan barang yang sembarangan tergeletak.
Sekarang dia bisa bersantai sebentar sambil minum teh sebelum mengerjakan pekerjaan lain.
DUKK
Nyaris saja jidat mulus Sehun terbentur pintu kalau tangannya tidak refleks melindungi, dia ingin mengumpat pada orang yang membuatnya begitu, namun kaget saat melihat Hana yang melenggang masuk dan langsung melemparkan diri di kasur empuknya. Dan seketika kasur yang sudah susah payah dirapihkan hingga tak ada satupun kerut menjadi berantakan.
"Hei apa yang kau lakukan? Kau sudah pulang? Ini bukan jadwal pulang kan? Kau membolos?!" Omel Sehun tanpa bahasa formal karena reflek saat melihat Hana yang berada dirumah.
Hana melenguh, "aku diseret Jongin oppa pulang."
"Jongin? Apa yang dilakukan Jongin disana?" Tanya Sehun heran.
"Ck." Hana berdecak kesal, dia melempar Sehun dengan bantalnya. "Kau memanggil Jongin tanpa sebutan '-sama' atau apalah itu, tapi kenapa tidak denganku?!" Omel Hana.
Sehun menatap Hana datar, tidak datar sebenarnya, dia sedikit tersenyum tapi Hana tidak melihatnya. Dia berdeham, kembali ke mode formalnya. "Itu karena tuan Jongin terus memukul perut saya ketika saya memanggil 'tuan' ataupun '-sama' saat bersama dengannya."
"Kalau begitu aku juga akan memukulmu." Hana bangkit, bersiap untuk melayangkan tinjunya pada perut Sehun.
"Maaf, tapi tinju anda tidak berarti untuk saya. Jadi tolong hentikan itu, Hana-sama." Sehun menekan suaranya di kata terakhir, membuatnya mendapatkan satu pukulan telak diperut dan sang pelaku adalah majikannya, si Tuan Putri Jung, Jung Hana. Meskipun dia bilang tidak sakit, tapi Sehun sebenarnya merasa pukulannya masih membekas.
Setelah melemparkan tinjunya, Hana berniat langsung pergi begitu saja meninggalkan Sehun di kamarnya. Tapi belum sampai keluar pintu, tangannya sudah ditahan oleh pelayan pribadinya itu.
Sehun berjalan melewati Hana tanpa melepas tangannya, menutup pintu dan menguncinya, kemudian berdiri di hadapan Hana. Tangan mereka masih menyatu, seakan ingin mentransfer apa yang dipikirkan Hana, Sehun ingin mereka terhubung.
"Hana?"
Bahu Hana bergerak kaget, mungkin karena Sehun tiba-tiba memanggilnya nonformal. Tapi dia tetap merunduk, tidak ingin menatap ke depan apalagi wajah Sehun. Sebenarnya itu membuat Sehun sedikit sakit hati, karena seolah-olah lantai lebih menarik daripada dirinya.
"Ada apa? Kau dapat masalah?" Tanya Sehun, kali ini lebih tepat sasaran. Meskipun inginnya Sehun memaksa gadis itu agar langsung menjawab pertanyaan-pertanyaan di otaknya.
Tuan putrinya tetap saja tidak menjawab, muak sudah dia dengan sikap si tuan putri yang keras kepala. "Jawab aku Hana. Kau pikir aku akan diam saja setelah melihat matamu yang seperti itu? Matamu yang seakan ingin menangis meski kamu tertawa terbahak sekalipun?"
HIK
Suara lolos dari mulut Hana, bagaikan seruan tanpa syarat, selanjutnya tangis pun menyusul. Air mata yang berlomba-lomba keluar itu menyayat hati Sehun, seperti para gadis yang melihat drama korea yang tragis, Sehun juga merasa seperti itu
Meski begitu dia lebih suka Hana seperti ini. Daripada dia harus menyaksikan gadis itu menangis tanpa air mata dibalik topengnya.Entah refleks atau dorongan hati, Sehun menarik punggung Hana dan merengkuhnya. Menyembunyikan punggung kecil gadis itu dari eksistensi orang-orang selain dirinya, untuk saat ini saja... biarkan Hana dimonopoli olehnya dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome Butler-Sehun. [Slow Up]
FanficOh Sehun adalah seorang pelayan pribadi keluarga Jung, dia melayani putri bungsu si keluarga Jung, Jung Hana. Ditemani ketiga oppanya yang tampan dan protektif. Dilihat dari luar, kehidupan Hana sangatlah sempurna, tapi nyatanya tidak dengan kisah...