Bolehkah?

2.5K 257 13
                                    

"Huaaah..." Hana membanting tubuhnya di kasur empuk kesayangannya. Matanya menatap resah ke langit-langit cantik hasil desain ibunya yang menjadi desainer terkenal yang kini sedang keliling dunia, meski hanya fokus mendesain gaun-gaun, beliau juga terkadang ikut ambil alih dalam mendesain kebutuhan pribadi keluarganya. Jadi kurang-lebih rumah besarnya juga berasal dari hasil kreatifitas ibunya.

TOKK TOKK

"Hana-sama?"

Hana melirik pintu, dia tahu dengan pasti siapa yang tengah berdiri dibalik pintu kamarnya. "Masuk saja, aku tidak kunci."

Pintu terbuka, butler tampannya itu melangkah masuk dan menutup kembali pintu kamarnya. Melihat tuannya yang hanya terbaring diam, dia tidak bisa tinggal diam.

"Apa sesuatu terjadi?" tanyanya dengan bahasa yang agak santai. Karena berdasarkan perintah Hana beberapa tahun lalu, dia mau tidak mau harus melaksanakannya, meskipun bukan berarti dia tidak suka.

.
.
.

"Hana-sama, jangan seperti ini, mari kita kembali." Sehun menatap khawatir pada gadis kecil yang belum lama ini menjadi tuannya.

Gadis kecil itu hanya menggeleng dan memeluk lututnya, dia tidak ingin pulang.

Sehun menatap langit, awan tebal mulai mengumpul diatas mereka dan sedikit demi sedikit semakin menggelap. Dia khawatir akan turun hujan, namun putri tunggal tuan besarnya yang kini menjadi tuannya itu tak juga mendengarkannya.

"Hana-sama, saya mohon. Sebentar lagi akan turun hujan, ayo kembali ke villa sebelum hujan datang." Sehun menekuk lututnya, dia bicara didepan Hana agar suaranya lebih terdengar. Namun nihil, gadis kecil itu masih juga enggan mengangkat wajahnya.

Sehun baru sekitar setahun ini menjadi pelayan, dia dibimbing langsung oleh kepala pelayan keluarga Jung untuk menjadi pelayan yang baik. Dan baru-baru ini pula dia ditugaskan untuk menjaga putri tunggal keluarga Jung, ini juga untuk pertama kalinya dia melayani seseorang secara langsung.

"Hana-sama, saya sangat memohon pada anda. Mari kita pulang, saya akan lakukan apa saja untuk anda setelah anda sampai di villa," Sehun lagi-lagi memohon. Sebenarnya dia ingin berhenti memohon karena terus-menerus diacuhkan, namun dia tahu pasti kalau gadis kecil didepannya ini harus pulang sebelum keadaan akan menjadi lebih buruk.

"Pergi."

"Hana-sama ...?"

"PERGI KUBILANG!!" Hana menatap Sehun nyalang, dia benar-benar terganggu akan keberadaan pemuda yang akhir-akhir ini selalu berada didekatnya.

"T-tapi Hana-sama, anda harus pulang, setelah itu b-baru saya akan--"

"PERGII!! KAMU JUGA SAMA SAJA SEPERTI MEREKA!" Hana mulai menangis, unek-unek dihatinya sudah disimpan terlalu banyak. "KAMU JUGA... Kamu juga pasti akan ingkar janji seperti mereka. Aku benci mereka, kamu juga. Kamu dekati aku karena appa 'kan?! Karena dia menyuruhmu untuk selalu menemaniku! KALAU TIDAK SUKA PERGI SAJA SANA! KALAU TAKUT PADA APPA, BILANG SAJA AKU YANG MENYURUHMU UNTUK PERGI!!"

Sehun terdiam, pikirannya kosong. Dia menatap Hana, dan dadanya sesak. Gadis ini terlihat begitu sedih sampai-sampai membuatnya ingin menangis juga. Mereka? Siapa mereka yang dia bicarakan? Keluarganya? Teman-temannya?

Dia bersimpuh dihadapan Hana, wajahnya merunduk, oleh sebab itu Hana tak bisa melihatnya.

"Saya disini, dan tidak akan pernah pergi meskipun anda memerintahkan saya. Saya akan terus berada disisi anda meski tuan besar tidak lagi mempekerjakan saya pada anda. Saya janji," ucapnya yakin.

My Handsome Butler-Sehun. [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang