Navyne POV
Heh bodoh! Tak ada niat untuk memberi dia pesan singkat? Jangan pergi seolah olah tak ada apapun diantara kalian! Coward!
Kata-kata itu lagi....
Sekitar beberapa menit lalu, Max dengan tidak ada tata krama nya, menelfon, tidak mengucap salam, dan langsung berbicara kasar. Ngatain pengecut pula!
Ya ya.... Gue emang salah, tapi bukan nya kalau memberi pesan singkat menye-menye seperti 'safe flight, i will miss you, thanks for coming to my country' akan jauh lebih menyakitkan untuk Ashley?
Sudah sejauh ini rasa sakit yang gue kasih, bukan nya lebih baik tak usah di tambah? Bukan nya lebih baik jika dia memiliki kesan jelek tentang Navyne Pramodyo ketimbang dia memiliki kesan bagus tentang Navyne dan malah sulit memulai hari nya di negara asal nya?
Lebih baik dia menganggap Navyne adalah seorang pengecut, bedebah, keparat dan sebangsa nya. Ketimbang dia menganggap Navyne adalah laki-laki baik yang patut dicintai sepenuh hati.
Tidak bermaksud munafik, siapa sih memang yang tidak ingin dianggap baik?
Tapi bukan itu point nya.
Point nya adalah Navyne Pramodyo disini memang lah seorang keparat yang tak layak dicintai.
Maka dari itu, bukan kah lebih gampang baginya untuk melupakan seorang keparat kecil seperti gue?
Honestly, I fell for Ashley.
But I m in love with Anna too...
Apa itu salah?
Taukan kalau cinta itu tak bisa disalahkan?-------
"kopi hitam panas aja mbak, satu ya"
Disinilah gue terdampar, di sebuah cafe yang terletak di pulau tempat Anna tinggal selama beberapa tahun.
Kenapa gue ke Kalimantan?
Karena gue mau ketemu Anna.
Jadi keputusan lo itu.... Lo pilih Anna?
Kita lihat saja nanti.Dari arah pintu masuk, muncul lah sosok Anna mungil yang sangat sangat menggemaskan.
Tak apa kan jika keparat merindukan gadis nya?
Keparat juga punya hati...Anna... Gadis itu duduk tepat di depan kursi yang gue dudukin.
"silahkan dinikmati," seru seorang pelayan yang mengantarkan kopi hitam.
"mbak nya mau pesan apa?" tanya nya ramah
"camomile tea aja satu" Anna tersenyum sopan
Kopi hitam itu masih panas, suasana antara si keparat dan si gadis pun sangat canggung.
Tak ada yang memulai percakapan, sampai akhirnya pesanan Anna datang."jadi...? Kamu udah dateng jauh-jauh loh vyne, masa cuma mau diem-dieman gini. Berapa lama disini? Mau jalan-jalan gak? Disini banyak tempat bagus loh. Kamu bisa tidur di rumah aku kok. Oh iya, gak kuliah emang nya?"
Senyum Anna kali ini.... Memang senyum tulus,namun terasa sedih kalau dilihat. Dia pasti merasakan ada yang salah, tapi dia sengaja menutupi nya dan terlihat ceria. Ciri khas Anna.
"hay na... Hahaa nanya nya satu-satu dong. Susah nih jawab nya. Kamu masih bawel aja sih dari dulu, gak tobat tobat"
Hening lagi.....
"ada yang mau aku omongin Na,"
Anna mendongak, memfokuskan pandangan nya kepada sang keparat yang sedang berbicara dengan nya ini."ngomong aja,"
"Aku sayang kamu na. Tau kan? Tapi kamu tau juga kan kalau manusia gak lepas dari kekurangan,"
Anna duduk tegang di kursi nya, seperti mengerti apa yang hendak si keparat ini katakan. Tapi dia tetap diam. Menunggu sampai si keparat menyelesaikan kalimat nya. Mengikuti insting laki-laki gentle, tak salah kan kalau menggenggam tangan nya, sekedar menenangkan?
"I'm not perfect,na. And not even. Maafin aku na. Maaf,"
Untuk sampai ke point ini yang susah sekali. Mengakui kesalahan memang susah kan? Tapi laki-laki sejati harus melakukan nya.
"Aku sayang kamu Na. Tapi aku ngelakuin kesalahan. Kesalahan besar. Yang bahkan aku sendiri aja ga bisa tolerir,"
Air mata jatuh dari mata indah itu.
"Aku gak tau harus mulai dari mana Na. Aku gatau mau jelasin dari mana. Entah ini klise entah apa, aku gak ngerti Na. Yang jelas, aku suka sama orang lain,"
Tangisan Anna pecah.... Kurang bedebah apa coba gue? I'm feeling like I'm totally a loser.
"maafin aku Na. Maafin aku. Aku gak tau gimana awal nya, perasaan itu tumbuh gitu aja. Maafin aku Na. Maaf. Maaf. Maaf. Jangan nangis please,"
"keep going" suara Anna terdengar sangat menyakitkan.
Akhirnya penjelasan itu keluar dari mulut ini. Memang sangat susah melihat air mata Anna, tapi dia yang memaksa kan diri dan memberi perintah untuk segera menyelesaikan cerita ini.
Menceritakan semua nya. Dari awal bertemu Ashley, sampai akhirnya gue mulai menyadari tentang hadir nya perasaan yang tak seharusnya ini."jadi sekarang, kamu mau apa?"
"maaf Na... Maaf,"
"iya, udah aku maafin. Namanya juga ldr, pasti kamu butuh tempat sandaran waktu disana kan,"
"na... Maafin aku na"Gue tau senyum Anna palsu. Dia sedang meyakinkan diri nya sendiri. Lebih baik jika Anna berteriak marah daripada dia tersenyum dan bertindak seolah-olah semua nya baik-baik saja.
"we okay, right?" dia bersuara lirih.
Bisa-bisa nya dia masih mau menerima gue yang sangat jahat ini. Anna gadis yang sangat baik bukan? Tak ada maksud sama sekali untuk menyakiti nya lebih dalam. Maka dari itu, jawaban yang gue berikan adalah menggeleng.
"kamu terlalu baik buat aku, mungkin alasan itu emang gak jelas banget Na. Mungkin kamu ngira nya itu cuma tameng aku biar aku bisa sama gadis itu. Tapi seriusan Na, aku beneran ngerasa gak pantes buat kamu. Percaya Na sama aku, please. Aku ninggalin kamu bukan karena aku gak sayang kamu, tapi karena aku sayang banget sama kamu, dan aku tau, tinggal di sisi kamu, jadi pacar kamu, bakalan bikin kamu jauh makin sakit lagi. Maafin aku Na,"
Anna makin terisak.
Ada jeda sedikit sebelum gue mengakhiri segalanya dengan satu kalimat"sorry na, we are not okay, dan itu semua karena kesalahan aku,"
Dengan begitu, pergi meninggalkan cafe lebih baik daripada melihat nya menangis meratapi akhir hubungan kami. Hubungan yang indah, dan dirusak oleh keparat yang tak tau di sayang ini.
--------
Hahahaa semoga ada yang nungguin cerita ini..... Tinggalkan vomment yaaa💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
She or She
Teen Fiction"Apa ini salah ku jika aku mencintai dua orang sekaligus?" -navynepramodyo