Part 4

408 30 19
                                        

Sehun menendang kaleng kosong yang berserakan di jalan. Ia sangat membenci hari-harinya sejak saat Kai muncul kembali dalam kehidupannya. Ia selalu mencoba untuk tidak mempedulikan laki-laki itu tapi tetap saja perasaan was-was itu selalu muncul dari dalam dirinya.

'Aku ingin menganggumu..Ah ralat. Aku ingin menghancurkanmu.' Ucapan itu terus terbayang-bayang diotaknya.

"Tsk. Kau masih sama. Selalu menuduh tanpa tau bukti yang benar." Desah Sehun.

Di tengah jalan Sehun menemukan sebuah kedai jajanan makanan korea. Karena perutnya yang terus berbunyi dari tadi, ia memutuskan untuk mampir ke kedai itu terlebih dahulu. Tidak terlalu ramai, hanya beberapa orang saja yang tengah mengantri. Wajar saja, hari sudah menunjukkan hampir tengah malam. Sehun mengantri di belakang seorang Ahjussi. Dari kejauhan ia melihat penjual di kedai itu melayani pelanggannya dengan sangat ceria.

"Mau pesan apa?" Ujar sang penjual yang sedang mencatat sesuatu saat Sehun berdiri di depannya. Gadis itu mengagkat kepalanya dan menemukan sosok laki-laki pujaannya sehingga membuatnya tak berkedip seketika.

"Ya.. nona" Ujar Sehun sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah gadis itu.

"Ah maaf, tadi mau pesan apa Sehun-ssi?"

"Kau mengenalku?" Ujar Sehun.

"E-oh" Sehun memperhatikan wajah gadis itu dengan seksama.

"Ah apa kau gadis di atap sekolah waktu itu?"

"I-ya"

"Ah ya ya aku baru ingat. Kang Seulgi-ssi?"

"Kau sedikit berbeda karena tidak mengepang rambutmu dan memakai kacamatamu itu. Maaf tadi aku tak mengenalmu."

"Tidak apa-apa. Kau mau pesan apa?"

"Kue ikan itu saja." Seulgi mengambilkan pesanan Sehun dan diletakkan dalam wadahnya. Lalu ia menyerahkannya pada Sehun, tanpa sengaja tangan mereka bersentuhan. Sebenarnya ini hal yang wajar, tapi tidak untuk Seulgi. Menatap Sehun dari dekat saja sudah membuatnya tak bernafas apalagi tersentuh tangannya.

"Terima kasih."

Sehun mengambil tempat duduk, menyantap makanannya sesekali ia semburan asap keluar dari mulutnya karena makanannya masih cukup panas. Ia melihat pada gadis yang tengah melayani pembeli itu. 'Kenapa gadis baik sepertinya di bully?' Pikirnya. Sehun kembali terfokus pada makanannya.

"Seulgi-ya apa laki-laki tampan itu temanmu?" Tanya Ahjumma pemilik kedai pada Seulgi yang sedari tadi melamun mengamati wajah Sehun.

"Ne ahjumma."

"Kau menyukainya ya?" Ucap sang Ahjumma sambil menyengol lengan Seulgi dan menunjukkan senyum menggodanya.

"Ah ti-tidak ahjumma."

"Tidak usah berbohong. Kelihatan sekali kau menyukainya, buktinya dari tadi matamu tak henti melihatnya."

"Anniya." Ucapnya. Sebenarnya semburat merah sudah memenuhi pipinya dari tadi sejak Sehun berdiri di depannya.

"Hahaha senang sekali aku menggodamu Seulgi-ah. Lebih baik sekarang kau temani dia, lagipula sedang tak banyak pelanggan. Ayo sana."

Seulgi membawakan air minum dan berjalan ke meja yang diduduki Sehun. Seulgi tak berani langsung duduk, ia masih mengatur detak jantungnya agar berdetak lebih normal. Ia berdiri di depan meja itu sampai Sehun yang tengah asik memainkan ponselnya menyadari sendiri keberadaannya. Tepat sekali, tak butuh waktu lama Sehun memandang gadis yang berdiri di depannya itu.

If I Believe (SLOW UP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang