Krystal hanya dapat terdiam menerima perlakuan Kai yang mengengam pergelangan tangannya. Kakinya pun ikut melangkah kemanapun Kai membawanya berjalan. Tubuhnya pun tak menolak sedikit pun.
Aneh memang, seseorang yang tak kau suka dan tak menyukai kehadirannya saat di depanmu. Sekarang malah berbeda, setelah ia membantumu.
"Tumben kau tidak pergi saat bertemu denganku? Di sekolah kau selalu seperti itu." Ucap Kai.
"Maaf, sikapku memang buruk padamu."
"Maja (benar). Apa sikapmu selalu berbeda-beda pada setiap orang?"
Langkah Krystal terhenti, alisnya bertautan. Entah kenapa ia tak suka dengan pertanyaan itu. Ia melepas tangannya yang tergenggam.
"Apa maksudmu?"
Kai mengerinyitkan dahinya.
"Ini salah satu alasan aku tak menyukai dirimu. Selalu menanyakan apapun tanpa dipikirkan lebih dulu." Jawab Krystal singkat.
Ia melangkah pergi dari hadapan Kai, namun tangan itu kembali tertangkap oleh lelaki itu. Krystal tidak menoleh sama sekali, ia hanya melihat jari-jemari yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Jadi itu alasannya. Aku akan merubah itu."
Krystal menolehkan kepalanya ke belakang. Menatap lekat lelaki itu.
"Mwo?"
Kai mengulas senyumnya, "Aku akan merubah sikapku yang seperti itu. Agar kau bisa menyukaiku."
Krystal menautkan kedua alisnya, tak mengerti apa yang diinginkan lelaki ini.
"Aku mau pulang." Ujar Krystal yang kembau melepaskan pegangan itu.
"Aku akan mengantarmu. Sekarang ikut aku dulu."
Kai kembali mengamit tangan Krystal dan membawanya menuju sebuah mini market. Ia mendudukan gadis itu di kursi yang disediakan di mini market itu. Kai berlalu masuk ke dalamnya, membutuhkan waktu cukup lama ia di dalam sana.
Setelahnya ia keluar membawa dua cup ramyeon dan beberapa barang di dalam plastik. Ia meletakkan semua yang dibawa ke atas meja tepat di depan wajah Krystal.
"Apa kau suka ini? Jika tidak aku akan memakan semuanya." Ucapnya sambil meyodorkan satu cup ramyeon di depan wajah Krystal.
Seketika itu juga mata Krystal berbinar, tidak mungkin ia dapat menolak makanan satu itu pikirnya. Ia mengambil satu cup ramyeon itu dan meletakannya di meja tepat di depannya.
"Gomawo." Ujarnya singkat dan langsung menyantap ramyeon itu.
Kai menghentikan langkah Krystal saat hendak memasukan ramyeon itu ke mulutnya. Ia meletakkan kembali sumpit dengan mie yang sudah diambilnya. Ia menautkan alisnya, kembali menatap tak suka pada laki-laki ini.
"Kenapa kau makan duluan? Kita harus makan bersama-sama."
"Baiklah. Kalau begitu cepat kau makan."
"Tidak. Kita harus--"
"Ah arra. Maksudmu kita harus berdoa dulu kan?"
Krystal menautkan jari-jarinya dan memejamkan matanya, "Terima kasih Tuhan atas nikmat makanan yang kau berikan. Amin."
Krystal membuka matanya, " Selamat makan."
Kai mendekatkan tangannya menyentuh wajah cantik gadis itu. Ibu jarinya mengelus pelan luka disudut bibir gadis itu. Sontak saja Krystal membulatkan matanya, ia tak percaya mendapat perlakuan seperti itu dari seorang lelaki. Sebut saja ini adalah pertama kalinya ia diperlakukan seperti itu oleh seorang lelaki selain Oh Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Believe (SLOW UP)
Fiksi PenggemarPercaya. Satu kata yang sangat gampang diucapkan, tapi tak banyak orang yang bisa melakukannya. Kenapa? Mempercayai seseorang itu sangat sulit, sekalipun dia sudah sangat dekat dengan kita. Walaupun akhirnya kita percaya, tapi terkadang kepercayaan...