Semakin hari sikap Jongin pada Soojung kian berubah, dan Soojung dapat merasakan sendiri segala perubahan itu. Tapi walaupun begitu Soojung masih belum benar-benar yakin bahwa pria itu menyukainya. Rasa sakit yang cukup besar yang ia rasakan membuatnya ragu terhadap pria itu.
Hari ini Soojung pulang lebih dulu dari Jongin, ia sedikit jengah melihat sikap Jongin akhir-akhir ini, pria itu berubah menjadi begitu posesif padanya. Ia bahkan tidak menyangka bahwa pria itu akan bersikap seperti ini padanya.
Soojung baru saja melangkah masuk kedalam rumah, tapi tiba-tiba saja langkahnya terhenti begitu melihat Sosok yang ia kenal sedang berjalan dengan tergesa-gesa menuju kamarnya sehingga orang itu menjatuhkan sebuah amplop dari tas yang ia pegang.
Perhatian Soojung begitu tersita pada amplop yang kini tergeletak dengan sempurna di atas lantai. Soojung melangkah mendekat untuk melihat amplop apa itu, ia mengambil amplop itu, ekspresi bingung tercipta begitu saja ketika ia membaca tulisan besar di amplop itu.
"Obstetri & Ginekologi.. apa dia baru saja memeriksakan kandungannya??" Gumam Soojung.
Karena penasaran tanpa menunggu lama Soojung langsung membuka amplop yang ia pegang itu, ia membaca bagian kepala dari selembar kertas yang ia pegang itu kemudian beralih pada inti dari kertas itu.
Belum selesai Soojung membaca isi dari secarik kertas itu tiba-tiba saja sebuah tangan sudah menarik kertas itu dari dirinya.
Soojung menatap tajam pada gadis yang ada didepannya, gadis yang telah merebut kertas itu dari tangannya.
"Kau melakukan tes DNA pada kandunganmu??"
"Bukan urusanmu.." jawab sinis Eunbin.
"Dia bukan anak Jongin??" Soojung mengabaikan kelancangan Eunbin yang berkata tidak sopan padanya.
"Tentu saja dia anak oppa.."
"Lalu kenapa kau melakuksn tes DNA pada kandunganmu yang masih rawan itu??"
"Aku bilang itu bukan urusanmu.." Eunbin mulai berteriak pada Soojung.
"Jangan membodohi ku Park Eunbin, kau tahu betapa berbahayanya melakukan tes DNA pada kandunganmu yang masih rawan itu??" Soojung masih menatap Eunbin dengan tajam.
"Melihat kau yang diam saja.. aku rasa kau tahu resikonya.." Soojung kembali berbicara. "Dia memang bukan anak Jongin kan..??" Soojung mengambil kesimpulan."Aniyo.. dia anak Oppa.." Eunbin menggeleng dengan keras, menyangkal pernyataan Soojung.
"Lalu kenapa kau melakukan tes itu??"
"Aku.. aku.. aku hanya-"
"Park Eunbin berhenti menyangkal dan berbohong!! Aku bukan orang bodoh.. mana kertas itu.. akan aku pastikan sendiri.." Soojung mendekat pada Eunbin dan berusaha mengambil kertas itu dari tangan Eunbin.
Eunbin terus melangkah mundur saat Soojung berusaha untuk merebut kertas itu dari tangannya, seolah-olah kertas itu adalah benda yang begitu berharga, Eunbin terus menggenggam kertas itu dengan kuat bahkan saat Soojung sudah berhasil memegang sisi lain dari kertas itu.
Dengan kuat Soojung menarik kertas yang ada di genggaman Eunbin.
"AKHHHH..." Eunbin memegang perutnya dengan kuat.
Soojung tertegun saat melihat aliran darah mengucur dengan deras di sela paha Eunbin. Ia bisa mendengar suara rintihan Eunbin, tapi ia hanya diam mematung, tubuhnya menegang saat melihat aliran darah itu tidak berhenti mengalir sehingga kini sudah menjadi genangan.
"Park Eunbin.." sebuah Suara yang sangat keras menyerukan nama Eunbin.
Jongin berlari menghampiri Eunbin yang sudah tersungkur di lantai dengan darah yang menggenang di sela pahanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide and Seek
Fanfiction"Ak.. aku tidak bisa.. aku mencintai Jongin Oppa.." Eunbin sudah mulai membuka suaranya walau dengan terbata. "Cinta..??" Soojung tersenyum dengan sinis kemudian mulai menatap Eunbin dengan tatapan tajam yang ia berikan sebelumnya. "Wanita jalang ya...