What Happend To Him?

743 49 5
                                    

warning : gaje, abstrack, typo

happy reading~

written by: Doi

Edited by : Acd

-----------------------------

Setiap hari Naruto tak henti henti nya melakukan pendekatan pada Hinata. Menurut istilah jaman sekarang PDKT. Entah itu di kampus maupun di tempat lainnya. Berpura- pura tidak sengaja bertemu di jalan, padahal ia mengikuti Hinata. Mulai dari mengobrol, makan siang bersama, ke perpustakaan atau toko buku dan ke taman kesukaan Hinata dan Gaara. Kemana pun Hinata pergi, Naruto selalu mengikuti. Ia pantang menyerah. Sampai ia dapat memiliki Hinata, walaupun ia sadar tak akan mendapatkan seluruh hati wanita tersebut karena masih terdapat Gaara di dalam nya, ia tak akan berhenti mengejar Hinata. 

Seiring berjalan nya waktu, Hinata mulai bisa menerima keberadaan lelaki berambut pirang tersebut. Tapi bukan dalam artian menerima Naruto sebagai orang yang ia cintai atau kasihi. Mungkin ia  belum bisa melupakan Gaara. Kedudukan Gaara di hati nya terlalu besar. Awalnya ia menganggap Naruto sebagai penganggu di hidup nya. Karena sifat nya yang petakilan, tidak jelas dan akhir akhir ini ia sering sekali muncul di manapun Hinata berada. Apa ini faktor kebetulan atau...... memang ia berjodoh dengan lelaki itu? Ah. Tidak mungkin. Ia tidak mungkin berjodoh dengan lelaki tersebut. Tetapi di satu sisi, Naruto mempunyai sifat yang baik, perhatian, sosok yang hangat, tempat curhat yang asik. Oh, Hinata baru menyadari. Secara tidak langsung, ia mulai sering menceritakan keluh kesah nya terhadap orang yang ia anggap menganggu hidup nya itu. Mungkin karena mereka sudah mulai sering bersama. Seperti ke perpustakaan, dan ke tempat - tempat menyenangkan lainnya. 

---------------------

Pagi yang cerah dengan udara yang segar di Konoha membuat Hinata lebih bersemangat untuk pergi ke kampus. Saat di jalan ia bertemu dengan sahabat sahabat nya Si gadis bubble gum dan gadis kuda poni.

"Ohayou, Hinata-chan" sapa Sakura dan Ino bersamaan

"Ohayou, Sakura, Ino" sapa Hinata kembali

"Wah, kamu terlihat sangat bersemangat Hinata" ucap Sakura yang di iyakan oleh Ino

"Ah, masa sih? aku- aku merasa biasa saja" jawab Hinata dengan tergagap

"Mungkin, ia bersemangat karena ia ingin bertemu dengan Naruto, Forehead" ucap Ino

"Benar juga ya, Pig" jawab Sakura

"T-tidak. Aku bersemangat karena hari ini akan dilaksanakan ujian akhir semester. A-aku sudah menunggu cukup lama untuk ini" lagi lagi, Hinata menjawab dengan tergagap.

"Ah,pasti kau bohong. Ohya, ngomong ngomong soal Naruto. Dia oke juga loh, Hinata" ucap Sakura

"Maksud mu?" tanya Hinata dengan kerutan di dahi nya menandakan ia bingung

"Maksud Forehead, Naruto itu cocok dengan mu"

"Apa!? Ahahahahaha. Itu tidak mungkin. Aku d-d-dengan lelaki tidak jelas dan petakilan itu? Ah, kalian pasti bercanda" jawab Hinata dengan memasang wajah yang tak dapat dibaca.

Sakura dan Ino saling pandang karena bingung kepada Hinata. Apa yang kurang dari Naruto? Ia tampan, ramah, dan kepintaran nya juga tak dapat diragukan lagi. Tapi kenapa? Kenapa Hinata tetap berkata seakan akan ia tak dapat menerima Naruto? Hinata adalah gadis yang sangat beruntung karena Naruto memilih nya. Karena pasti tak dapat disembunyikan, bahwa banyak gadis yang mengantri untuk mendekati Naruto. 

Tak disangka, pembicaraan ini membawa Sakura kepada emosi nya. Ia marah kenapa sampai sekarang sahabat nya belum dapat melupakan Gaara? Naruto 10 kali lebih baik dari Gaara. Jadi apa lagi yang kurang?

"Hinata.." ucap Sakura dengan nada datar tapi tajam yang dapat membuat semua orang bergidik ngeri jika mendengar nya

Hinata menoleh kepada Sakura dan mendapatkan tatapan dingin dari sahabat nya tersebut. Hinata heran, apa salah nya sampai Sakura menatap nya seperti itu.

"Kenapa kau menyangkal bahwa kau suka pada Naruto?" tanya Sakura

"Aku tak menyangkal. Aku memang tak tertarik padanya. Kan sudah aku beritahu, di hati ku masih ada Gaara, jadi-"

"Gaara lagi !? Kau ini mau sampai kapan begini hah!? Gaara telah tiada. Dan tak akan kembali lagi, kau mengerti? Gaara telah tenang disana. Tapi, sekarang. Ia tak akan bisa tenang melihat MANTAN gadisnya terus terusan menangisi dan tak dapat menghapus rasa cintanya" ucap Sakura cepat dengan meneka kata 'MANTAN'.

Hinata hanya terdiam, tak berani menjawab ucapan Sakura yang memang benar adanya. Gaara tak akan tenang jika ia begini terus.

"Dengar Hinata, Naruto menyukai dan menyayangi mu. Bahkan aku yakin sekarang ia telah mencintai mu. Apa kau tega menggantung nya seperti ini? Kau seakan akan memberi nya harapan. Ayolah, kita tak seharusnya melihat kebelakang bukan? Kita harus melihat ke depan, ke masa depan kita. Tak ada guna nya melihat kebelakang tanpa menjadikan nya pelajaran bagi kita untuk kedepan nya." Ucap Sakura yang sudah masih dengan emosi nya

"Forehead. Kau tidak boleh menghakimi Hinata di tengah jalan seperti ini. Lihatlah sekitar kita, banyak orang yang sudah mulai memperhatikan kita. Ayo kita cari tempat duduk yang tenang. Yang pasti tempat itu sepi, agar kau bisa bertertiak teriak ria kepada Hinata" ucap Ino yang berusaha mencairkan suasana.

Mereka akhirnya memilih tempat di belakang kantin kampus. Tempat itu biasanya ramai karena tempat tersebut adalah tempat para mahasiswa memakan makan siang nya. Tetapi, karena hari ini mereka sedang ada ujian, makanya tempat ini sepi. Untung saja Ino, Hinata dan Sakura masih menunggu giliran mereka dipanggil. Jadi, mereka mempunyai waktu senggang.

"Aku tidak bisa mencintai Naruto" ucap Hinata pelan tetapi mengandung banyak makna dalam ucapan nya

"Ku harap kau tak sungguh sungguh dalam perkataan mu, Hinata. Aku memberitahu mu untuk yang terakhir kali, oke? dengarkan aku baik baik." ucap Sakura tiba tiba

Ino dan Hinata hanya dapat memandang Sakura dengan tatapan bingung. Selang beberapa menit Sakura terdiam, setelah itu ia menghembuskan napas panjang nya. Seakan akan ia akan memberitahu sesuatu yang sangat sulit untuk ia katakan.

"Kau akan menyesal saat ia direbut oleh wanita lain,  Hinata" 

Hinata tersentak. Jantung nya berpacu lebih cepat dari biasanya. Ia merasa sesak. Seakan akan tak  terima dengan ucapan Sakura. Seakan akan ia tak terima jika lelaki itu diambil orang lain. Ia merasa hanya ia lah yang boleh memiliki lelaki itu. Ada apa dengan nya? Ia tak ingin kehilangan Naruto. Tak terasa, satu per satu air mata keluar dari tampungan nya. Sakura dan Ino terkejut melihat Hinata yang tiba tiba sudah terisak.

"Etto, Hinata. Maaf karena Forehead membuat mu-"

"Renungkan kata kata ku, Hinata" dengan cepat Sakura memotong ucapan Ino

"Baiklah." jawab Hinata cepat  dan langsung berlalu dari hadapan kedua sahabat nya

Hinata berjalan dengan cepat membelah kerumuan para mahasiswa yang sedang berkumpul untuk sekedar membaca materi- materi yang akan di ujikan nanti. Ia akan bilang kepada pengawas nya bahwa ia sedang tak enak badan dan butuh istirahat. Karena sungguh, jiwa nya sedang tak enak sekarang. Ia hanya ingin menyendiri dan merenungkan apa yang baik untuk kedepan nya. Ia butuh pergi ke tempat yang sepi dan sejuk. Mungkin seperti pantai atau cafe kesukaan nya.

Sesampainya ia di parkiran, ia hampir menabrak seorang lelaki. Ketika ia ingin mendongak dan meminta maaf, ia tersentak ketika melihat siapakan seseorang itu.

Naruto.

Wajah nya datar nan dingin. Tak seperti Naruto yang selama ini ia kenal. Naruto memandangi nya dengan tatapan yang tak dapat diartikan lalu berlalu begitu saja. Tanpa sapaan ceria yang selalu ia bagikan kepada orang orang. Ada apa dengan lelaki itu? Pikir Hinata.

Tetapi, ia langsung melupakan sikap aneh Naruto dan memasuki mobil nya. Dengan cepat, ia melaju mobil nya tersebut dan mencari tempat yang pas untuk meluapkan segala pemikiran nya.

----------------------------

Waduh, Naruto kenapa tuh ?

Need your vote and your comments guys~

-doi

Fuyu No Owari Ni (NaruHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang