Part 12 - Be Her Mama?

572 46 7
                                    

Kendall POV

Pagi-pagi sekali aku sudah terbangun.
Aku pun melangkahkan kaki ku menuruni tempat tidur dan berjalan menuju pintu yang berada di sudut ruangan ini.

Aku pun bergegas ke arah dapur yang tak jauh dari kamar tempat ku bermalam. Aku sangat lapar dan sebaiknya aku juga mempersiapkan sarapan untuk mereka. Apa aku lancang jika membongkar kulkas mereka? Kurasa mereka tidak akan keberatan.

Setelah 30 menit berkutat dengan peralatan dapur, aku pun menaruh masakan ku di atas meja. Ya, aku memasak Fetuccine.

Saat aku sedang mempersiapkan semuanya, kurasakan langkah seseorang mengarah kepada ku.

"Morning!" kata Daniel

"Hey Daniel! Ayo, aku sudah mempersiapkan sarapan. Kau tidak keberatan kan jika aku lancang membongkar dapur mu ini?" Kata ku sambil terkekeh

"Haha, that's ok" katanya sambil duduk dimeja makan.

"Apakah aku perlu membangun kan Samantha?" kata ku

"Umm, boleh. Thanks btw, Ken" jawab nya

"No probs" kata ku tersenyum sambil berjalan menuju kamar dimana Samantha tidur.

"Samantha, wake up" kataku sambil menggoyangkan badan nya pelan

Ia pun mengejapkan mata nya beberapa kali lalu bangkit dari tempat tidurnya.

"Mama.." igau nya pelan

Terdengar rasa sakit saat ku mendengarnya mengucapkan kata-kata itu. Oh god, kenapa gadis kecil sepertinya harus mengalami hal ini?

"Sam, bangunlah. Kau mau fettuccine kan?" Kata ku sambil mengelus pelan pipi kanan nya yang terlihat memerah

Kumelihat kelopak matanya yang mulai menerjap dengan cepat.

"Aunty?" katanya saat mata nya sudah terbuka lebar.

"Iya, sayang. Ayo segera cuci muka mu dan sikat gigi. Setelah sarapan kita akan pergi, okay?" kata ku sambil memamerkan deretan gigi ku dan menyodorkan tangan kanan ku untuk melakukan 'hi-five' dengan nya.

Ia pun menyambut tangan ku dengan senang sambil menepukan tangan nya ke atas tangan ku.

••

Seperti janji ku pada Sam, aku dan dirinya sedang berjalan di taman. Ku melihat Samantha yang sangat bahagia. Ntah lah, setiap kali aku melihatnya bahagia justru ada aura kesedihan yang terpancar dari matanya. Aku mengerti. Sangat mengerti bagaimana di tinggalkan oleh orang tua. Untuk ukuran diri ku saja yang sudah cukup dewasa saat 'kejadian' itu tidak bisa merelakan kedua orang tua ku. Gadis ini yang masih berumur sangat muda, masih bisa tertawa didepan banyak orang. Disaat anak-anak lain pada umumnya sedang bermanja-manja dengan ibu mereka, Samantha hanya bisa memeluk ayah nya. Sungguh tangguh gadis kecil itu.

Memikirkan nya membuat ku cukup terharu, bahkan menumpahkan sedikit air mata ku.

"Aunty, mengapa kau menangis? Kata daddy, walau kau itu perempuan kau tetap tidak boleh menangis" katanya sambil tersenyum

"Oh, tak apa Sam. Aku hanya merindukan kucing ku" kata ku tentu saja berbohong.

"Come on, aunty! Kita harus segera pulang, daddy bisa mencari ku." katanya sambil menarik-narik tangan ku.

••

"Dad, tadi aku menaiki ayunan. Lalu tiba-tiba ada anak perempuan yang-" kata Sam bercerita pada ayah nya saat ia sudah sampai dirumah.

"Menyenangkan sekali kalian. Daddy menyesal tidak ikut" katanya dengan memajukan bibirnya.

Haha, Daniel sangatlah lucu.

"Yups, dad! Haha. Tapi dad, anak perempuan tadi mengejek ku. Ia mengejek ku tidak mempunyai ibu karena aku memanggil Aunty bukan Mom" katanya sambil menundukkan kepala nya.

Oh, kenapa aku tak mengetahui hal itu?

"Kau mempunyai ibu, Sam. Tapi ibu sedang pergi" kata Daniel pada putri kesayangan nya itu.

"Lama sekali, dad. Kenapa mom pergi sangat lama?" katanya sambil cemberut dan siap untuk menangis

Tak ada yang menjawab pertanyaan gadis kecil itu.

"Kalau begitu, aunty mau jadi mommy ku kan?" Katanya dengan wajah berbinar

Tentu saja aku mengganggukan kepala ku.

Sam pun tersenyum lebar sambil memeluk ku.

Sedangkan disana seseorang sedang tersenyum miring kearah mereka

-20 January 2017-

Friendzone • [Hendall AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang