Ehem ehem masih ada yang baca kah? Kalau kurang menarik atau mau kasih saran , boleh boleh aja kok. Emang saya baru pertama kali nulis . Jadi belum berpengalaman.
Masih dalam peroses pembelajaran.Oke deh, Happy Reading...
Author Pov
Tetttt!Tetttt! Sekarang waktu pulang!-bunyi bel-suara yang saat ini menolong para siswa untuk mengakhiri pelajaran Bahasa Indonesia. Penyakit kantuk akut yang di derita para siswa selama 2 les itu dengan seketika sembuh ketika mendengar suara keramat itu. Ketua kelas memimpin doa, pemberian hormat dan salam seperti biasanya. Setelah Bu Hambiah-guru Bahasa Indonesia-keluar dari pintu kelas, sorakan kebahagiaan menggema di kelas itu. Suara Hendrik and the Gang mendominasi disana. Hany hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah mereka yang persis seperti anak SD saja.
"Emang gak inget umur nih anak" cibir Hany pelan.
Sementara yang bersangkutan nyelonong keluar kelas tanpa basa basi apapun.
Hany teringat kejadian di koridor saat jam istirahat tadi.Memalukan! batinnya.
"Sulit di percaya!, mengapa aku bisa menangis di hadapannya? Huftt!" Hany terus mencibir dengan dirinya sendiri sambil membereskan buku pelajarannya, sampai akhirnya Akira menepuk bahunya.
"Hany, loe gak mau ke perpustakaan umum?. gue, Olive sama Khaira mau kesana nyari novel untuk tugas Bu Hambiah tadi"
"Eh, harus sekarang ya?" Tanya Hany kepada Akira, "Luna sama Yasmin kenapa gak ikut?" Sambung Hany yang kini menatapa Luna dan Yasmin bergantian.
"Loe kaya gak ngerti Luna sama Yasmin aja, mereka mau persiapan untuk malam minggu" sahut Akira dan tentunya di balas cengiran oleh Luna dan Yasmin.
"Emang loe mau kemana Han?" Tanya Yasmin yang mencerna perkataan pertama Hany tadi.
"Ayah gue tadi pesen sama gue untuk cepat balik, entalah gue juga gak tau kenapa ayah nyuruh gue cepat balik" jelas Hany, "Engh,,, gak apa apa kan Ra?" Hany merasa tidak enak dengan Akira.
"Wesss santai aja bray, yaudah cepat balik gih! Entar ayah loe nunggu kelamaan" ucap Akira sambil menepuk bahu Hany.
"Yaudah , kalau gitu gue balik ya"
HanyPovBener-bener bosen di les terakhir tadi, saat ini bunyi bel memang satu-satunya penyelamat kami. Tadi sebelum berangkat sekolah, ayah berpesan agar aku pulang lebih awal. Aku bertanya mengapa aku harus pulang lebih awal, tetapi ayah hanya tersenyum simpul padaku. Aku harus segera sampai dirumah, aku menelusuri koridor hingga tiba di halaman depan sekolah aku melihat Hendrik. Dia mondar mandir disana. Ahhh! aku masih malu dengan kejadian tadi, Oke aku hanya harus melewatinya dan pura-pura tidak melihatnya.
Jangan lihat!
Jangan lihat!
Sedikit lagi!
Sedikit lagi!
"Oy!" Suara itu, tidak! Pasti bukan aku yang ia panggil batin Hany meyakinkan.
"Oy!, loe!" Please, jangan aku! Jangan aku!.
"Oy loe!, loe cewek yang berjilbab, pakek rok panjang berbiku, beransel infinite warna biru, jam tangan berwarna ungu! Jangan pura-pura gak denger loe!"
Mampus dah gue!
Semua mata malah tertuju padaku, mau tidak mau aku harus berbalik menyapanya, "Eh, loe ternyata" sapaku dibarengi dengan cengiran kudaku, "gue duluan ya" sambungku dan langsung melanjutkan langkahku.

KAMU SEDANG MEMBACA
When I See You (HIATUS)
RomanceHany My prince itu sebutan ku untuk nya. Aku menyukai pria itu selama kurang lebih 6 tahun. Di manapun dia berada dia akan selalu menjadi magnet dan semua mata tertuju padanya karena dia sangat friendly dan ramah kepada semua orang jadi tidak heran...