"Lin."
"Hm."
"Temenin gue beli martabak, yuk."
"Ngga bisa, nanti gue pulang bareng Jeje."
Denny menopang dagunya malas, "Bilang aja ke Jeje, lo mau nemenin gue beli martabak. Pulangnya gue anter, deh."
Erlin menghentikan aktivitas membacanya.
"Ngga bisa, Den. Ngeyel banget."
Suasana perpustakaan kembali hening ketika Erlin mengakhiri percakapan singkatnya dengan Denny.
Sebenarnya Denny cuma ikut-ikutan sih. Tidak ada niatan untuk membaca sama sekali.
Iris mata Denny menatap Erlin intens. Sepertinya sudah 5 tahun yang lalu mereka bertemu dan Erlin punya banyak perubahan.
"Apa lo liatin gue? Naksir?"
"Iya."
Erlin melotot kearah Denny, "Heh!? Ngaco ya."
Denny hanya bisa menahan tawanya mengingat ini di perpustakaan. Ya, kalau dia masih sayang nyawanya, sih.
"Ayo, Den. Pulang."
Erlin beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Pak Iman, pustakawan di sekolahnya.
"Pinjam buku yang ini ya, Pak."
Pak Iman tersenyum simpul, "Dikembalikan minggu depan, ya."
Erlin balas tersenyum, kemudian ia keluar dari perpustakaan diikuti Denny dengan langkah malas.
"Lin, lo beneran gamau nemenin gue? Martabak, Lin. Bukannya lo doyan." ucap Denny yang masih belum puas dengan penolakan Erlin tadi.
"Dibilang gue langー"
"Lin!"
Ucapan Erlin terputus ketika Jeje muncul dan berjalan kearah mereka.
"Oy, Den." panggil Jeje.
"Oy, Je. Sehat?"
"Menurut lo emang gue kayak orang penyakitan?"
"Ngga, gue yakin lo sehat-sehat aja."
Jeje terkekeh pelan, "Yuk, Lin."
"Babai, Den. Kalo bisa bawain martabaknya ke rumah gue ya!"
Erlin melambaikan tangannya semangat pada Denny, yang dilambai hanya tersenyum getir.
"Dosa gue apa ditinggal pacaran gini." bisik Denny pada dirinya sendiri.
Semenjak Erlin dan Jeje jadian, Denny merasa Erlin lebih meluangkan waktunya untuk Jeje. Hatinya juga sering panas sendiri kalau Erlin dan Jeje sudah berdekatan.
Cemburu? Iya.
To Be Continued
Notes: Abis dibaca jangan lupa vommentsnya ya! 1 vote menambah semangat author, thanks ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Notre Histoire
Romancenotre histoire (n.) cerita kita Aku tidak pernah keberatan menunggu siapa pun dan berapa lama pun selama aku mencintainya.