Ting tong ting tong
Denny menekan bel rumah Erlin berkali-kali. Memang kebiasaan buruknya itu kadang membuat Erlin jengkel. Dan setiap kali Erlin mulai mengomelinya, ia hanya menjawab, "Biar lo gak lama bukain pintunya."
"Berisik banget sih, Den."
Erlin sudah berdiri di depan Denny dengan tampang sebal.
"Nih, martabaknya." ucap Denny seraya memberikan sekantong martabak rasa keju coklat kesukaan Erlin.
Erlin cepat-cepat mengubah wajah cemberutnya menjadi ceria. "Wih! Gitu dong, Den."
"Boleh masuk gak? Mampir bentar." tanya Denny.
"Masuk aja. Sekalian tutup pintu, ya."
Erlin masuk ke dalam rumahnya disusul Denny dari belakang.
"Gue bikin minuman dulu. Tunggu bentar."
Denny mengangguk cepat. Ia mengeluarkan handphone dari saku celananya.
'Den. Sabtu nanti Erlin mau pergi sama Jeje.'
'Bales kek sarap.'
Ada 2 notif line dari Lola, teman dekat Erlin. Denny dengan buru-buru membalas chat tersebut.
'La, mau bantuin gue gak?'
You've got one messages!
'Bantuin apaan?'
Denny berpikir sejenak. Mulai bermunculan ide-ide jahat di otaknya. Walaupun ragu sih, tapi Denny sudah panas duluan.
'Temenin gue jadi spy Sabtu nanti.'
"Seru amat. Ngapain lo?"
Tanpa disadari Erlin sudah datang membawa 2 gelas es jeruk ditangannya, "Nih, minum."
Denny menyimpan handphone nya lagi. Pokoknya jangan sampai Erlin tau tentang rencananya.
"Makasi, Lin." ucap Denny sambil menyeruput es jeruknya.
Masih menikmati es jeruknya, Denny memperhatikan Erlin yang sedang melahap martabak keju coklat yang ia bawa sambil menonton TV.
Denny pun mengambil kesempatan untuk mengecek handphone nya lagi.
'Hah!? Maksud lo nguntit mereka berdua lagi pacaran gitu? Ogah.'
'Seriusan, La. Gue gregetan nih. Nanti gue comblangin sama Andrew, deh.'
Skakmat. Kalau pakai alasan Andrew, mana mungkin Lola mau menolak.
'Ya. Serah lo, Den. Nanti gue kabarin lagi.'
Denny tersenyum puas. Persetan dengan semua yang Lola pikirkan tentangnya. Pokoknya kencan absrud Erlin dan Jeje, absrud menurut Denny sih, harus gagal.
"Lin, gue balik dulu ya." ucap Denny sambil berdiri, "Martabaknya buat lo aja deh." lanjutnya.
Erlin mengalihkan pandangannya dari TV kearah Denny. "Tumben."
Erlin menghabiskan satu potong martabak ditangannya. Setelah itu ia juga beranjak dari sofa dan mengantar Denny sampai ke depan.
"Jangan ngebut, kalo ketabrak kasian motornya." canda Erlin tertawa pelan.
"Seneng ya lo kalo gue ketabrak."
Denny mulai menyalakan motornya, "Duluan ya, Lin."
Erlin tersenyum simpul melihat punggung Denny yang semakin lama menjauhi komplek rumahnya.
To Be Continued
Notes: Udah chap 2 aja ya 😳 Jangan lupa votenya ya guys!

KAMU SEDANG MEMBACA
Notre Histoire
Romancenotre histoire (n.) cerita kita Aku tidak pernah keberatan menunggu siapa pun dan berapa lama pun selama aku mencintainya.