1#

10.7K 576 16
                                    

"Ayah. Tidak!" bocah dengan dua garis kumis di pipinya itu kini bergerak gelisah dalam tidurnya. Dia berbalik kenan dan ke kiri dengan mata terpejam.

Mimpi buruk, bahkan ini lebih buruk dari sekedar berhadapan dengan amarahnya ibu Sarada. Oh tentu saja. Boruto tiba-tiba bangun dari tidurnya. Tubuhnya berkeringat dan wajahnya pucat pasi. Kerongkongannya terasa sangat kering.

Apa itu?

Mimpi apa tadi?

Boruto menggeleng kecil ketika mimpinya masih begitu sangat membekas. Padahal kata orang kebanyakan, mimpi tidak akan bertahan lama. Ketika bangun dari tidur maka mimpi itu akan semakin memudar hanya meninggalkan satu titik gambaran yang kita tidak tau apa yang sudah kita mimpikan sebelumnya. Namun kali ini hal itu tidak berlaku padanya. Mimpi itu terasa sangat nyata dan tergambar begitu jelas hingga saat ini.

Boruto masih bisa mengingat Kondisi ayahnya berubah hampir menjadi Monster sepenuhnya di akibatkan oleh sebuah segel yang nyaris dibuka sang ayah. Saat itu kemungkinan ayahnya masih berusia 16 atau 17 tahun. Kisah yang tak pernah ayahnya ceritakan dimana dia memiliki monster dalam tubuhnya.

Dan tunggu dulu, sepertinya dia juga melihat sosok pria yang mirip dengan sang ayah.

"Kau belum tidur?" Boruto terperanjat mendengar suara khas sang ayah. Sejak kapan ayahnya masuk kedalam kamar.

"oh itu, aku- segera tidur. Oyasumi yah" Boruto segera menarik selimut, memunggungi sang ayah. Dalam hati sembari berdoa agar ayahnya tidak curiga sama sekali akan tingakahnya.

Perlahan ia dapat merasakan selimut yang di tarik hingga kebawah dagunya. Tidak sampai di situ, Boruto juga merasakan usapan lembut di kepalanya. Ah ayah... sudah lama sekali rasanya ia tidak merasakan elusan penuh kehangatan ini. Boruto ingin berteriak saat ini juga. Terlampau bahagia dengan perbuatan sang ayah yang seringnya menghabiskan waktu di luar rumah.

"Oyasumi" sebuah kecupan hangat hinggap di keningnya. Memberikan berjuta rasa bahagia. Mungkin setelah ini Boruto akan bisa dengan mudah kembali ke alam mimpi, dan dia yakin mimpinya setelah ini pasti jauh lebih indah dari mimpi sebelumnya.

-

Suasana Konoha pagi ini sangat cerah. Orang-orang penduduk desa sudah beraktifitas seperti biasa. Toko-toko sudah di buka bahkan pasar tradisional sudah dibuka sejak pagi dini hari.

Kushina melangkah dengan pasti. Senyum wanita tersebar keseluruh penduduk yang ia sapa dan menyapannya. Dia memang terkenal ramah dan sangat energik. Sesekali tangannya membenahi belanjaannya yang cukup berat. Sebenarnya belanjaan itu tidaklah berat hanya saja Kushina saat ini sedang dalam masa hamil 6 bulan, masa dimana perutnya semakin membesar. Semakin membuat aktifitasnya menjadi sulit. Saat ini dia tidak begitu lincah dalam bergerak, tidak begitu leluasa. Bukan karena tak sanggup atau terhambat oleh perutnya (yah itu mungkin juga menjadi alasan), tapi dia ingin menjaga kehamilan pertamanya. Ah senangnya menjadi seorang ibu.

Sesampainya ia dirumah. Kushina mulai membongkar belanjaannya dan mencicu kemudian memasukkan beberapa belanjaan kedalam kulkas.

Dia memulai aktifitas memasaknya. Nasi goreng adalah hidangan tercepat yang bisa ia kerjakan saat ini. Dia sudah lapar, dan rasanya sudah tidak dapat menunggu lagi.

Setelah beberapa manit lamanya Kushina menghabiskan waktu didapur. Kini nasi goreng ala Kushina sudah tersaji.

Saatnya membangunkan sang pujaan hati. Kushina mulai meneriakkan nama Minato agar segera bergabung bersama dengan mereka.

"Ohayo~ ugh suara okasan besar sekali" Bocah lelaki itu menggaruk bokongnya. Tepat di samping pintu sang bocah dengan dua garis aneh dipipinya, minato berdiri diambang pintu sembari menggaruk bokongnya, menguap dengan sangat lebar.

"Ohyou~" suara khas sang suami membuat Kushina tersentak dari keterkejutannya akan keberadaan sang bocah asing namun tampak familiar. Rambutnya dengan warna yang sama dan perangai yang sama setelah bangun tidur membuat Kushina mengerjapkan matanya berkali-kali.

Dengan panik Kushina memegang perutnya, meraba serta memeriksa perutnya. Khawatir sang bayi di perutnya sudah lahir dan kini menjelma menjadi bocah berusia 7 tahunan.

Tidak, perutnya masih besar dan oh ayolah, tidak mungkin kan itu anak Kushina sebab bagaimana pun dia dan Minato baru saja menikah. Tidak mungkin ia sudah merawat bocah yang sudah tampak besar itu.

Jadi siapa dia?

"Ada apa Kushina?" Minato langsung menghampiri sang istri. Raut wajah kaget sang istri membuat Minato menoleh ke sumber keterpakuan Kushina.

"Kushina? Are..? Kalian siapaaaaaa?"

Oh bocah... harusnya kami yang berteriak seperti itu. Gerutu Minato.

-

To Be CONTINUE

Guys, ini cuma beberapa Capt doang. Selamat menikmati yah :) Maaf typo.

TimerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang