2#

8.1K 564 29
                                    

Boruto tidak tau dia sedang berada dimana. Saat dia terbangun dan segera bergegas keluar karena suara-suara yang ia duga sebagai suara ibunya memanggil untuk segera sarapan. Siapa lagi wanita dewasa yang hadir di kelyarganya selain sang ibu? Meski Boruto sempat meragu suara itu adalah suara sang ibu sebab Hinata Hyuga yang selama 7 tahun menjadi ibunya tidak pernah memanggil dengan suara yang memekakkan telinga seperti itu. Dan fix, dia memang bukan sang ibu. Dia wanita yang tampak sangat mempesona denga celemeknya. Wanita yang memiliki rambut berwarna merah panjang jelas bukan ibunya.

Saat ini Boruto sedang duduk di meja makan. Mereka bertiga makan dengan tenang. Si wanita dewasa dengan rambut merah dan si lelaki dewa dan tampan dengan rambut sewarna kuning cerah, astaga mata itu sewarna langit biru. Mengingatkan Boruto akan bola mata sang ayah, dan juga bola mata sewarna dirinya.

Bergegas Boruto melanjutkan makannya yang sempat tertunda karena terpuka oleh mata sang lelaki dewasa. Siapa gerangan mereka? Saudara jauhnya kah? ah tidak, Ayah tidak pernah menceritakan saudara jauhnya. Tapi wajahnya seperti tidak asing. Hmmm dimana dia pernah melihatnya?

"Ehem" Suara sang kepala keluarga, begitu kesimpulan Boruto ketika menduga-duga siapa gerangan mereka dengan warna rambut yang sangat mencolok seperti dirinya. Oh tunggu sebentar, jangan-jangan mereka adalah sepupu Inojin. Benar, tidak salah lagi. Inojin juga memiliki rambut yang mencolok seperti ibunya.

"Ehem"

"Oh eh-" Boruto salah tingkah karena kedapatan melamun.

"Terimakasih atas hidangannya" Boruto merapihkan piring kotornya. Dia menghabiskan satu porsi nasi goreng. Boruto memang mudah lapar, apalagi jika bangun tidur. Dia akan sangat lapar. Saat Boruto berteriak sesaat setelah dia menyadari bahwa rumah yang sedang dia tempati bukanlah rumahnya melainkan rumah orang lain. Saat jeda menarik nafas, di saat itu pulalah perutnya menabuh genderang perang meminta jatah makan. Membuatnya malu sekaligus lapar, hehehe.

"Jadi, siapa namamu?" Khas wibawa lelaki dewasa ini hampir membuat nyali Boruto menciut. Dengan gugup dia menjawab.

"Bo-boruto, Uzumaki Boruto" Boruto meringis mendapati dua orang dewasa di depannya mengerutkan kening. Ada yang salahkah dengan jawabannya?

-
Uzumaki? kenapa Uzumaki bisa ke Konoha? Tu-tunggu dulu. Jangan-jangan dia jinchuriki sama seperti Kushina. Tapi tentu saja bukan, dia adalah satu-satunya Jinchuriki yang berasal dari Klan Uzumaki. Dan hei, tentu saja bukan. Namikaze Minato sudah pasti akan menceritakan kedatangan bocah ini.

"Uzumaki? kau berasal dari Klan Uzumaki?" Tanya Minato memastikan sekali jawaban bocah yang mengaku sebagai Boruto Uzumaki.

Bocah itu menggangguk pasti. Astaga Minato ingin sekali memeluk bocah didepannya. Entah kenapa euphoria sebagai seorang ayah semakin membuncah.

"Ehem" Kushina menghentikan niat suaminya.

"Aku dari Klan Uzumaki dan kurasa Uzumaki tidak pernah memiliki warna rambut seperti itu," Tunjuk Kushina ragu "Kau lebih cocok menjadi Klan Namikaze atau sejenisnya"

Kedua manusia yang memiliki rambut mencolok itu sama-sama memegang kepalanya. Boruto dan Minato saling melirik kemudian tertawa lepas. Ya, dibanding Uzumaki, Boruto lebih setuju bila ia mngikut lelaki dewasa didepannya.

"Perkenalkan, namaku Namikaze Minato" Minato tersenyum begitu lebar, dia begitu bahagia ketika memperkenalkan dirinya pada Bocah yang dia akui memang sedikit banyak mirip dengannya. Dimulai dari mata yang Minato sadari sangat mirip dengan miliknya.

Boruto terkejut melihat senyum lebar sang lelaki dewasa, tidak asing dan dia merasa sangat dekat dengan lelaki dewasa itu. Ah paman Minato, dia putuskan memanggilnya seperti itu.

Eh tunggu, tunggu... benar dia tadi malam memimpikan Paman ini oh tidak dia bukan paman Boruto. Dia ayah dari ayahnya, yang artinya lelaki dewasa ini adalah Kakeknya.

"Kakek..." Dan kini Boruto benar-benar ingat dengan wajah serta senyuman sang Kakek yang fotonya di pajang di ruang kerja ayahnya. Astaga, mimpi apa dia bisa bertemu dengan sang kakek.

-
"Kakek?" Minato melirik sang istri meminta penjelasan yang hanya dibalas dengan gelengan.

Tiba-tiba tubuhnya di terjang oleh tubuh kecil yang kini terisak pelan di pelukannya.

"Kakeeeek" Astajiiiiiim sejak kapan dia memiliki seorang cucu? anaknya saja masih didalam perut. Bagaimana bisa dia memiliki seorang cucu?

"Minato..." Dan apes baginya. Sang istri mulai memikirkan yang -iya-iya tentang hubungan gelap yang sudah di kerjakan Minato sehingga bisa menelurkan seorang bocah yang mengaku sebagai cucu.

Sebenernya Kushina hampir saja menduga bahwa bocah didepannya adalah hasil perselingkuhan Minato. Tapi kenyataan ini lebih mengejutkan. Boruto bukan saja anak melainkan anak dari anak haram Minato. ASTAGA Kushina mulai pusing. Sejak kapan Minato mulai berhianat padanya?

"Kushina aku bisa jelaskan" Minato semakin panik melihat surai merah sang istri mulai berjingkrak. Sementara dengan susah payah Minato mendiamkan Boruto, menepuk-nepuk punggungnya.

"Uh... hembuskan... sungguh ini tisak sehat bagi kandunganku"

"Ya benar, kumohon percayalah padaku. Aku tidak pernah berbuat macam-macam, sumpah demi cintaku padamu sayang"

"Berhenti merayu disaat seperti ini!" dan Kushina sukses melemparkan sendok nasi kekepala sang suami.

"Ugh Kakek Norak!" Boruto kini didudukkan di kursi kembali.

Heeee. Berani sekali dia menghina Yondaime.

"Bocah, sebutkan kau anak siapa?"
Masih dengan kepala dingin Minato mengintrogasi bocah tengil didepannya. Awas saja, dia akan menghukum orang tua bocah ini. Astaga sejak kapan Minato mulai memanfaatkan jabatannya?

"Uzumaki Naruto dan Hyuga Hinata"

"Eeeeeeeeeh" Kedua manusia dewasa itu serempak menjerit. Boruto menutup telinganya.

Apa yang salah? begitu fikirnya.

-

To Be CONTINUE

Muehehe ~ maaf typo. Entah kapan typo ini akan berkhir.

TimerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang