Chapter 6

248 10 0
                                    

Sulit dipahami(kayak kamu..eaa)

Citra sekarang mulai mengetahui apa yang dulu tidak diketahuinya.. Dia mulai menyadari apa saja yang dialami para remaja,termasuk dirinya.

Saat disekolah Citra mengobrol seperti biasa dengan sahabat-sahabatnya. Namun,kali ini perbincangannya tidak asing lagi dan tidak lain adalah seputar 'percintaan di kalangan remaja'

"Aku bingung,deh..apa sih enaknya pacaran?" kata Citra

"Biasanya sih enak kalo saling suka,tapi kalo pacarannya terpaksa ya..gitu deh" Adel nyerocos sambil menyeruput Susu yang ia bawa.

"Iya,contohnya kayak aku sama Bima...tapi belakangan ini Bima suka salah paham sama aku. Sikapnya mulai berubah,dia jadi cemburuan". Desi berkata sambil tak nafsu makan

" Abis kamu sekarang ganjen ama cowok lain sih,Des..hehe"
Celetuk Shela menyindir Desi

"Ih..kamu tuh bikin aku tambah sedih aja,sih:'( "

"Iya-iya maaf.." Shela meminta maaf pada Desi.

"Udah-udah,berantem terus,sih..nanti tambah lucu loh mukanya..eh,kebalik ya:-P "
Citra berusaha menghibur temannya

"Pinter banget sih mujinya"
Kata Desi dan Shela berbarengan

"Cit,nanti pulang sekolah temenin aku ke perpus lagi,yuk..aku mau minjem novel perahu kertas" ajak Adel

"Oke,Del!" Citra mengangguk

Waktu terus berjalan..Citra kembali menemani Adel ke perpus..namun lagi-lagi Citra menunggu di luar karena Ia tau bahwa Adel itu kutu buku,pasti lama di dalam perpustakaan.
.
.
.
.
Lagi-lagi setelah 30 menit Bima kembali menemui Citra.

"Kamu Citra yang sekelas sama Desi,kan?" Bima bertanya

"I..iya kenapa,ya?" Citra menjawab dengan nada curiga

"Tolong kasih surat ini ke Desi,ya..mm..sekalian tolong bilang maaf banget..." Bima berlalu sambil bersedih

Citra menatap surat itu penasaran. Ia amat penasaran dengan isi surat itu..tapi karena surat itu untuk sahabat setianya,ia menutup keinginannya untuk membuka isi surat itu.

"Cit,yuk pulang..maaf ya lama,hehe..aku baca komik dulu tadi" Adel menghampiri Citra yang sedang menunggu di luar.

"Oke,bos!" jawab Citra seraya menyimpan surat yang diberikan Bima.

Saat tiba di rumah pun Citra masih penasaran apa sebenarnya isi dari surat tersebut. Dari tadi Citra sudah berhasrat untuk membuka suratnya,namun Citra masih mampu menahan hasratnya untuk membuka surat itu. Dia pikir dia akan tahu jika Desi yang membukanya.

"Bu,Citra berangkat dulu,ya!" kali ini Citra berangkat dari rumah lebih cepat dari biasanya.
Tentunya dia tak sabar ingin melihat isi surat itu.

Sesampainya di sekolah Citra kaget karena Desi sudah tiba duluan di kelas. Karena sudah tidak sabar,Citra langsung menghampiri Desi yang sedang memainkan HPnya.

" Des! Nih,surat dari Bima." Citra langsung memberikan surat itu tanpa ragu

"Dari Bima? Kapan dia ngasih ke kamu?" Desi bertanya dengan nada tinggi.

"Biasa dong,Des..hehe..kemarin tiba-tiba Bima ngasih ini ke aku. Dia bilang ini untuk Desi,ya udah..aku simpen deh suratnya."

"Ya udah coba sini aku liat."

"Aku boleh liat juga gak?" Citra bertanya penasaran.

"Huft...iya- iya" walau berat hati,Desi mengiyakan.

Untuk Desi,
Maafin aku ya..kayaknya kita nggak bisa bersama lagi..aku rasa hubungan kita udah nggak bisa dijalanin lagi..walau dengan berat hati,aku akhirnya memutuskan ini...
KITA PUTUS,YA?
Aku minta maaf banget sama kamu,Des...makasih atas semua pemberian kamu untuk aku..mulai sekarang kamu boleh lupakan aku dan kejar aja cowok yang kamu suka sekarang. Yang terakhir, I LOVE YOU SO MUCH
Dari Bima,
Mantan teraneh buat kamu:-)

Setelah membaca surat itu,Desi langsung terlihat sedih.

"Ada apa,Des?" tanya Citra

"Nggak ada apa-apa..aku cuma lagi nggak enak badan aja,kok"
jawab Desi terlihat bohong.

"Kamu bohong,ya? Aku udah melirik isi suratnya kok...kamu sedih karena diputusin sama Bima kan?"

"Huaaa!! Citra!!"

"E,eh..jangan nangis dong"

Seisi kelas langsung tertuju pada mereka berdua. Semuanya tampak bingung dengan apa yang sedang terjadi. Desi menangis di pelukan Citra

Ada Apa Dengan CINTA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang