Chapter 11

155 4 0
                                    

Ditembak? Hah? Mati dong?

Selesai dimasak,Citra langsung memakan telur dadar buatan ibu nya.

"Bu,masakan ibu enak banget..ibu nggak berhenti kerja aja? Citra kepengen deh tiap hari dimasakin sama ibu." gumam Citra.

"Kamu bilang apa?" tanya ibu sengaja.

"Nggak kok."

"Ibu memang pengennya berhenti kerja,tapi mau gimana lagi? Ibu memang orangnya suka bekerja keras." jelas ibu. Sambil menghela nafas panjang,ibu pun melanjutkan penjelasannya.

"Jadi,maafkan ibu kalau nggak ada waktu buat kamu,Citra." ibu mencoba memberi pengertian kepada Citra sambil memeluknya.

"Citra tau,kok...tapi harapan Citra itu nggak dijadikan alasan kenapa ibu jarang di rumah." Citra pergi ke kamarnya dan meninggalkan ibunya sendirian.

Citra memang tahu ia tak kenapa-kenapa kalau ayah dan ibunya jarang di rumah. Namun,ia masih ingat sewaktu Adi masih di dalam perut ibunya. Waktu itu ayah dan ibunya bertengkar hebat. Dan akhirnya ibunya pun memutuskan kembali bekerja setelah melahirkan Adi. Entah kenapa Citra berpikir bahwa ibunya memilih bekerja karena sudah tidak kuat dengan sikap ayahnya di rumah.

Citra tidak mengenal dekat ayahnya. Ayahnya jarang di rumah dan selalu saja dapat tugas ke luar kota. Ayahnya adalah PNS (Pegawai Negeri Sipil). Jadi,Citra hampir tidak pernah merasakan figur seorang ayah dalam hidupnya. Ibunya pun demikian. Kadang kalau ibunya sudah pulang pun Citra hanya bercengkrama dengan Adi, sementara ibunya langsung tidur.

Seminggu kemudian,Citra kembali masuk sekolah. Namun,hari ini ia sedang tidak mood karena banyak pikiran.

"Oi,Cit! Bengong aja sih,kamu?" tanya Adel agak mengangetkan Citra.

"Eh? E..enggak aku nggak bengong kok." jawab Citra asal.

"Ayolah,jangan bohong sama aku..buktinya dari tadi kamu ngeliat ke jendela terus,tuh." kata Adel.

"Nggak,Del..aku cuma terkesima dengan pemandangan di luar." jawab Citra lagi mencoba tenang.

"Are you sure?" tanya Adel dengan nada serius kali ini.

"Yes,I'm sure." balas Citra.

"Cit! Kemari sebentar deh..aku mau ngomong." teriak Shela dari kursi depan.

"Yo'i bro! Dengan segera!" balas Citra sembari bercanda.

"Eh,kamu kemarin di bbm sama Raihan,ya?" tanya Shela.

"Iya,nih..masa tiba-tiba dia chattingan sama aku." jelas Citra.

"Eh,ngomong-ngomong kamu tau dari mana dia bbm aku?" tanya Citra mengernyitkan dahinya.

"Taulah,kan aku sama Raihan saudara."

"Hah?! Yang bener?" tanya Citra agak kaget.

"Iya.." jawab Shela santai.

"Enak banget kamu." kata Citra kagum

"Enak dari mana? Dia itu usil banget sama aku." jelas Shela sambil manyun.

"Hihihi. Wajar kalo sodara begitu tau." ledek Citra

Teeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet

Bel berbunyi agak panjang. Waktunya belajar IPA bersama ibu Sumirah guru favorit dari Citra. Citra pun langsung merasa tertarik untuk belajar. Wajar,bu Sumirah kalau mengajar selalu kreatif dan sangat dekat dengan murid yang diajarnya. Ia tak pernah membedakan setiap murid. Citra suka dengan guru yang seperti itu.

Saat pulang sekolah,Citra seperti biasa makan siang dahulu. Lalu,ia bermain HP. Ia kaget ketika melihat BBMnya.

"Ping!!"

Ada Apa Dengan CINTA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang